-- 3. Masalah lo, masalah gue. --

27 18 0
                                    

"Gimana, bro? Kona enak gak?" Tanya Donny sembari menyesap kopi miliknya.

"Mmm... Wanginya enak sih." Iwan kembali menyesap kopinya, "ada sedikit after taste wine gitu ya?"

Donny tersenyum dan mengangguk. "Enak, ye?"

Iwan menaruh gelasnya dan kembali mengecap lidahnya merasakan sensasi after taste yang tertinggal di lidahnya. "Gue sih masih prefer Kenya, bro." Ujarnya sembari mengambil rokok putih yang terbakar setengah di asbak lalu menghisapnya. "Kedua masih Aceh Gayo Wine sih. Yang ketiga boleh lah si Kona ini." Ia kembali merebahkan punggungnya di sandaran sofa. Matanya menatap keatas melalui atap akrilik menuju ke hamparan bintang yang sudah mulai memancarkan kilaunya.

"Menurut gue sih ini the best beans so far." Donny menyesap habis kopi miliknya. "Pahitnya tuh pas gitu."

"Ah masih kalah pahit sama hidup gue, bro."

Donny tersedak. "Dih... curhat. Kenapa lu, njir?"

"..." Iwan membisu. Hanya menatap langit melalui atap akrilik.

Donny tahu kalau raut wajah Iwan seperti itu, masalahnya pasti cukup rumit. "Masalah duit dua setengah M yang lo bilang tadi siang?"

"Itu mah gak terlalu krusial, bro. Kalaupun terburuknya gue disuruh ganti, ya gue ganti."

"Anjir, makin belagu nih orang tua." Umpatnya. "Terus apaan kalo bukan itu?"

Iwan menghela nafasnya sejenak sebelum mengambil ponsel di saku celananya. Ia membuka galery foto di ponselnya lalu menunjukkan kepada Donny.

Donny menerima ponsel yang diberikan Iwan dan sedikit terperanjat. Ia melihat sebuah tas tangan wanita yang di dalamnya ada benda putih memanjang seukuran jari. Mirip penampakan rokok kretek, namun terlihat dilinting oleh tangan dengan ujung yang menguncup. "Ini apa maksudnya, bro?"

"Lo tau lah itu apa? Ya kali harus gue jelasin." Jawab Iwan sewot.

"Iya gue paham ini apa. Maksud gue ini punya siapa gitu?" Ujar Donny tidak kalah sewot.

"Lo inget gak tadi siang si babi sipit ngomong apa?"

"Yang mana?" Tanya Donny.

"Yang dia tanya bini gue masih ngeganja atau engga?"

"Oke. Terus?"

"Nah itu gue temuin di tasnya bini gue." Sahut Iwan sembari menunjuk ponsel yang dipegang Donny.

"..."

Mereka terdiam. Hening.

"Mmm... Maksud lo..." Donny berfikir sejenak sebelum meneruskan kata-katanya "ini punya Sophi?"

Iwan mengangkat kedua bahunya "Gue gak tau."

"Gue rasa sih gak mungkin kalau mis-"

Iwan menyela "Semua mungkin, bro."

"Ya gak mungkin lah." Protes Donny. "Sekarang nih gue tanya sama lo dan lo harus jujur!"

Iwan masih terdiam menatap langit sambil sesekali menghisap rokok di tangannya.

"Pernikahan lo sama Sophi aman?"

"Aman."

"Apa pernah ada konflik gede yang mungkin bikin bini lo nangis, stress, depresi?" Tanya Donny lagi.

Iwan berusaha mengingat "Sejauh ini enggak."

"Apa Sophi ada masalah sama keluarganya?"

"Gak ada sih."

Jejak BayanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang