Kutukan

56 12 0
                                    

Happy Reading

.

.

.





Di sudut lain restoran, Sakura dan Nobara sedang duduk bersama, menikmati suasana yang sedikit lebih tenang setelah makan. Mereka mulai membahas segala hal tentang tim mereka, dari misi hingga kebiasaan guru mereka. Percakapan itu kemudian beralih ke topik yang lebih ringan—yakni tentang betapa "uniknya" para guru mereka, terutama dalam hal kepribadian.

Sakura menghela napas panjang dan mulai berbicara dengan nada pasrah, "Sensei-ku, Kakashi, kadang-kadang seperti anak kecil. Dia bisa serius saat keadaan mendesak, tapi di waktu lainnya, dia sering kali lebih tertarik membaca novel daripada melatih kami. Bahkan, dia bisa menghilang begitu saja di tengah latihan hanya untuk membaca buku Icha Icha Paradise di tempat tersembunyi."

Nobara tertawa mendengar itu dan segera merespons, "Ah, aku mengerti perasaanmu! Senseiku, Gojo-sensei, lebih parah lagi. Dia seperti hidup di dunianya sendiri. Dia selalu bertingkah aneh dan penuh dengan kepercayaan diri yang berlebihan, sampai-sampai kita semua terkadang bertanya-tanya apakah dia benar-benar peduli dengan apa yang terjadi. Dan jangan lupakan betapa seringnya dia muncul dengan kacamata hitam atau bercanda di saat-saat serius."

Sakura mengangguk penuh simpati. "Ya, aku tahu betul bagaimana rasanya punya sensei yang lebih suka melakukan hal-hal aneh daripada fokus pada latihan tim. Kakashi-sensei selalu terlambat dengan alasan-alasan aneh, seperti tersesat di jalan kehidupan, atau sibuk membantu kucing tua menyeberang jalan."

Nobara terkejut mendengar itu. "Hah, itu terdengar seperti Gojo-sensei! Dia pernah terlambat datang ke misi dan alasannya adalah, ‘Aku melihat kucing lucu dan tidak bisa berhenti mengaguminya.’ Seperti, serius?!"

Keduanya tertawa terbahak-bahak mendengar betapa miripnya pengalaman mereka. Sakura melanjutkan, "Kakashi juga sering menguji kesabaran kami. Aku, Naruto, dan Sasuke pernah dipaksa mengejar lonceng selama seharian penuh, hanya untuk akhirnya dia bilang bahwa pelajaran sebenarnya adalah tentang kerja tim. Itu memang masuk akal, tapi... kenapa harus dibungkus dengan cara yang menyebalkan?"

Nobara mengangguk, setuju sepenuhnya. "Gojo-sensei juga suka memberikan ujian yang aneh. Saat pertama kali bertemu, dia menyuruh kami bertarung melawannya hanya untuk menunjukkan betapa kuatnya dia. Padahal, sudah jelas dari awal kalau tidak ada satu pun dari kami yang punya kesempatan melawannya! Dan dia melakukannya sambil bercanda, seolah-olah ini semua hanya permainan baginya."

Sakura melirik Nobara dengan senyum lelah. "Terkadang aku merasa Kakashi-sensei terlalu santai dalam situasi yang serius. Meskipun dia adalah seorang jenius, dia jarang menunjukkan betapa seriusnya dia sampai keadaan benar-benar genting."

Nobara mendesah. "Sama. Gojo-sensei adalah penyihir Jujutsu terkuat, tapi kelakuannya sering bikin kita berpikir, ‘Apakah dia benar-benar dewasa?’ Dia punya kekuatan yang luar biasa, tapi sikapnya... seperti anak remaja yang baru pertama kali mendapatkan mainan baru. Terkadang aku merasa lebih dewasa daripada dia!"

Keduanya terdiam sejenak, meresapi kesamaan nasib mereka sebagai murid dari guru-guru yang penuh keanehan. Sakura akhirnya tersenyum dan berkata, "Tapi meskipun Kakashi-sensei sering kali membuatku kesal, aku tahu dia adalah orang yang selalu bisa diandalkan di saat-saat sulit. Dia selalu ada ketika kami benar-benar membutuhkannya."

Nobara mengangguk. "Aku juga merasakan hal yang sama. Gojo-sensei memang aneh dan suka pamer, tapi ketika situasi menjadi berbahaya, aku tahu dia tak terkalahkan. Kami merasa aman bersamanya, meskipun dia suka bertingkah konyol."

JUJUTSU KONOHA TIM 7 CANON  - Shinsojae Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang