🍁🍁🍁
Setelah dicurigai mencuri mangga dibelakang sekolah,angkasa kini tengah berdiri dihalaman sekolah,tak lupa juga dengan sebuah sapu ditangannya.ia bersiap untuk menyapu seluruh halaman.sedangkan naura kini tengah berdiri di kejauhan sambil menatap iba pemuda itu.
Seharusnya ia tak meminta jus mangga kepada pemuda itu,ia merasa bersalah namun entah mengapa sisi lain dalam dirinya tak ingin disalahkan.
Andai saja angkasa mendengar bahwa yang ia inginkan adalah jus mangga,pasti semuanya tidak akan menjadi kacau seperti ini.
Apa pendengaran pemuda itu sudah tidak berfungsi?.
Naura menggeleng,segera menghilangkan pikiran buruknya terhadap pemuda itu.ia melangkahkan kakinya menuju sebuah ruangan diujung sana.sebelum masuk kedalamnya,ia mengetuk pintu ruang tersebut terlebih dahulu.
"Silahkan masuk."
Ucap sebuah suara.
Dengan senang hati ia melangkahkan kakinya masuk kedalam sana,duduk dikursi kosong dihadapan pak ahmad."ada perlu apa murid pintar seperti kamu kesini?."tanya pak ahmad,matanya masih fokus menatap layar laptop dihadapannya.
"Angkasa nggak salah pak!."pak ahmad menoleh kearahnya."tadi saya minta jus mangga,tapi dia dengernya mangga.jadi dia panjat pohon."
"Kenapa nggak kamu hentikan?."
"Udah keburu manjat pohon dianya."
Pak ahmad mangut-mangut."terus kamu kesini mau belain dia?."Naura menggeleng sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
"Saya juga salah pak!."
"Minta dihukum kamu?."
🍁🍁🍁
"Apaan sih,dasar botak kurang kerjaan!."maki angkasa sambil menyapu halaman dengan kasar,bahkan sesekali ia menghentakkan kakinya kesal bak anak kecil.
"Nggak baik ngatain yang lebih tua!."
Angkasa menoleh,sudah ada naura disebelahnya,baik naura maupun angkasa sama-sama terdiam.gadis itu sibuk menyapu halaman sekolah,angkasa melakukan hal yang sama namun dengan tatapan fokus tertuju kepada gadis itu.
Ia berdehem ketika naura menoleh kearahnya."kenapa?."
Pemuda itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, sambil memasang wajah datar.ia tak ingin cepat-cepat berpisah dengan naura,otaknya berfikir dengan keras,sehingga suatu ide muncul dipikirannya saat ini juga.
Dengan sengaja pemuda itu mengerakkan sapunya kesana-kemari,sehingga daun yang sudah naura kumpulkan kini berterbangan tak tentu arah lalu berjatuhan tertiup angin.
Tak hanya itu,angkasa juga menendang tempat sampah yang ada disana,hingga isi didalamnya berceceran tak jelas.
Gadis itu memandang angkasa dengan kesal.
Tak ingin memperpanjang masalah,naura menyapu kembali dedaunan itu lalu berganti membereskan sampah yang berceceran tadi.
Sedangkan sang pelaku dengan santainya duduk disebuah kursi yang ada disana, sambil mengamati naura yang tengah membersihkan kekacauannya.gadis itu menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga,mengelap keringatnya yang perlahan membasahi dahinya lalu kembali memungut sampah-sampah kering tadi dan memasukkannya kedalam tempat sampah.
"Cantik."kata angkasa tanpa sadar.merasa dirinya tengah diperhatikan sejak tadi,ia menoleh lalu mengamati angkasa dari atas hingga bawah.
Kausnya yang nampak lusuh dengan wajah tampannya yang nampak masam,tak lupa juga dengan rambutnya yang acak-acakan dan sehelai daun diatas rambutnya."bisa berhenti natap gue?."
KAMU SEDANG MEMBACA
From Prolog To Epilog
RomanceNaura Kaisara Austeen namanya,murid pindahan yang mengendap penyakit gangguan mental.hidup dengan penuh kekangan dan pukulan,menjadikannya gadis pendiam yang bertemankan buku. Sedangkan Ananta Dwi Pamungkas harus menerima nasib,menghibur dan meneman...