03.

40 24 2
                                    


🍁🍁🍁

Matahari mulai menampakkan diri,mengganti kehadiran bulan yang kini bersembunyi.langit berwarna biru cerah dengan awan-awan putih yang nampak berterbangan.tak lupa juga dengan burung yang berkicau ria hinggap diatas pohon ceri,yang kini letaknya didepan bangunan yang begitu luas dan tinggi.

Gerbang hitam bertuliskan SMA Darwagana kini terbuka lebar,menampakkan bangunan besar dengan banyak tingkat.

SMA Darwagana sendiri merupakan salah satu sekolah elit di kota sana, di bangun oleh keluarga Darwagana sendiri,seiring berjalannya waktu.sedangkan orang yang paling berkuasa disana adalah Aaron zionath Darwagana.

Perlahan berbondong-bondong murid datang dengan kendaraan masing-masing.ada yang memilih jalan kaki dan bersepeda dikarenakan jarak rumah yang dekat,ada juga yang membawa motor,mobil,antar jemput keluarga,dan tentunya juga naik angkutan umum.

Sebuah mobil berwarna putih kini terparkir rapi disamping mobil yang lain,seorang pemuda dengan seragam lengkap nan rapinya keluar dari dalam.siapa lagi? Tentu saja seorang ananta dwi pamungkas.ketua osis yang paling rajin dan disiplin,tak hanya bermodalkan wajah tampan saja,bisa dibilang mungkin ia adalah murid yang paling mematuhi aturan disekolah ini. 

Para siswi menatapnya kagum,namun ananta sama sekali tak memperdulikannya.salah satu siswi yang mana adik kelasnya berlari menghampirinya."kak! Dipanggil pak botak ke kantor.

Ananta mengangguk.lalu adik kelasnya itu pergi bersama teman-temannya untuk segera masuk ke dalam.ananta berjalan masuk kedalam kelas,menaruh tasnya lalu segera pergi keruangan kepala sekolah itu.

Kringgg.

Bel pertanda masuk berbunyi, setelah para murid selesai mengikuti kegiatan rutin dihari senin.mereka segera masuk kedalam kelasnya masing-masing,menunggu kehadiran sang guru.

Gerbang sekolah hampir tertutup,bersamaan dengan itu segerombol motor sport berhenti tepat didepan gerbang."Mang asep bukain gerbangnya!."

"Ye,salah siapa telat."

"Plislah kali ini aja,besok nggak lagi."

"NGAK BISA!."tegas penjaga gerbang, yang mana lagi namanya adalah mang asep."buruan bukain mang! Gue kasih uang deh,lebih banyak dari kemaren."

"Nggak!."

"Ck! Lo mau dipecat?."

"Nggak!."

"Lo tau sekolah ini punya siapa kan?.noh ini anaknya."tunjuk salah satu dari mereka menggunakan dagunya,menunjuk pria paling depan yang tengah menatap mang asep dengan malas.

Entahlah,cek cok masih berlanjut sehingga pada akhirnya mang asep membuka gerbangnya.entah karena ia terpaksa atau disogok sesuatu oleh para berandal ini.

"Satu,dua,tiga,empat,lima."

Reflek ke lima pemuda yang baru saja menuruni motornya terkejut, mendapati kepala sekolah mereka, yang tengah menatap ke enam nya marah."kalian tau kesalahan apa yang sudah kalian buat?."

"Hehee...maaf pak kita telat!."

"Kalian ber-lima nggak bosen ya bikin saya emosi!.sejak kapan kalian berani serang sekolah lain?."

"Lha,maksud bapak apa?."

"Masih nanya segala!."

"Lagian bapak asal menyimpulkan begitu saja sih.kita nama tau apa yang bapak maksud."ucapnya membela.

Pak botak menggelengkan kepalanya."halah,jangan banyak alasan! Sekarang juga Puterin lapangan 100X dan bersihkan kolam renang selama seminggu."

What the???.ke lima pria itu saling menoleh kesal,lalu kembali menatap sang guru yang tengah menatap mereka bergantian,seolah memerintahkan mereka untuk segera melakukan hukumannya.

From Prolog To EpilogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang