13.

26 20 0
                                    


🍁🍁🍁

Tak terasa Satu minggu berlalu dengan begitu cepat,kini angkasa tengah duduk diatas motornya yang terparkir disamping pos keamanan sekolahnya.Ia menoleh kesekitarnya menunggu kehadiran teman-teman nya yang ternyata belum juga muncul batang hidungnya.

Tiga motor sport kini memasuki gerbang besar itu, membuat semua atensi tertuju kepada mereka.ketiganya memarkirkan motornya disamping angkasa yang tengah memandang mereka dengan kesal,ia berdecak ketika bagas memberikan hantaman ringan di lengannya. 

"Cie datangnya pagi banget,mau godain adek naura ya?."goda sebastian membuat bagas tertawa terbahak-bahak.rafael hanya terdiam.

"Lha,si aji belum berangkat?."

Angkasa mengedikan bahu tak peduli."mana gue tau!."

"Ye elah santai,sewot aja lu."timpal bastian sambil menepuk-nepuk bahu kanan angkasa.

Masalah mengenai naura,angkasa sempat menceritakannya kepada teman-temannya,dan sayangnya ia mendapatkan respon yang sama sekali tak ia inginkan.bagaimana tidak,mereka selalu menggodanya mengenai naura,dan ia sialnya bastian selalu mengingatkannya kepada ananta.

Why ananta?.

See? Kalian pernah melihat ananta yang mengantarkan naura hingga kedepan kelasnya,mengacak rambutnya lalu menyemangatinya dengan kata-kata manisnya.

Dan angkasa ingin melupakan hal itu.ia tak suka melihat hal-hal yang menyangkut ketua osis sialan itu!.

"Yuk,langsung latihan band aja."ajak sebastian menyadarkan angkasa yang masih sibuk dengan pikirannya.ia menoleh,mendapati bastian yang merangkul bahunya,disusul bagas disisi lainnya dan juga rafael yang mengikuti mereka dari belakang.

"TUNGGUIN GUE WOYYY!!!."Teriak sebuah suara membuat keempatnya menoleh kearah sang pelaku.aji tengah tersenyum kearah mereka, masih dengan menaiki motor supra-nya.

Keempatnya saling memandang dengan tatapan bingung.

"Serius nih?."heran bagas sambil berjalan menghampiri aji yang baru saja menuruni motornya."serius kenapa?."heran pemuda itu.

Angkasa berjalan menyusul bagas diikuti oleh bastian dan rafael."serius pake supra?."lanjut angkasa lalu tertawa terbahak-bahak.

"Anak orang kaya ngapain bawa supra?."ledek angkasa masih sambil tertawa,nampaknya ia tengah mendapatkan mood yang baik.aji memasang wajah seolah tak mempedulikan ucapan angkasa barusan.

"Gimana,gaul gak motor gue?."

"Gaul banget,motor bocil aja kalah saing."tunjuk bastian kepada motor sport milik angkasa.

"Gaul kagak,malu iya!."timpal angkasa tidak terima.ia tengah mengamati motor supra milik teman satunya itu."ga jadi dijual sama bokap lo?."aji menggelengkan kepalanya lalu ikut menatap motor yang sudah nampak usang itu.

"Ngak jadi!."

"Kenapa?."heran angkasa.

"Nggak dibolehin sama bokap gue,katanya ini satu-satunya kenangan waktu bonyok gue masih pacaran."

Angkasa mangut-mangut."terus kenapa lo pake?."

"Ya elah,kali-kali lah berangkat sekolah pake supra,biar keliatan setara."

"Setara sama siti ya?."cerocos bastian menggoda,aji menggaruk lehernya yang tak gatal."nggak jadi latihan?."tanya rafael membuka suara.

Keempat pria itu saling menoleh lalu bergantian menoleh kearah rafael."jadi dong,bulan depan kan kita tampil."

From Prolog To EpilogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang