(5)

767 55 0
                                    

Sesampainya di uks, Farel langsung membaringkan tubuh Relka dan mengambil beberapa perban.

Saat Farel sedang sibuk mencari perban, Relka sibuk dengan pikirannya, "Bukankah aku barusan menyebutkan nama ayahnya? Apakah dia akan curiga dan melaporkannya kepada ayahnya? Semoga saja tidak--"

"Kau baik-baik saja? Lukamu sedikit tidak bagus untuk dilihat," Sela Farel.

Relka mengangguk dan membiarkan Farel memperban beberapa lukanya, "Tunggu dulu sebentar, kau sudah meminta izin dengan wali kelas?"

Farel seketika terdiam dan mengeluarkan sebutir keringat, "Ehhh....... Belum, hehehe."

Relka menatap datar wajah Farel yang malahan cengengesan, "Yang benar saja."

Saat Farel sibuk dengan memperban luka Relka, muncullah tiga entitas yang tidak diinginkan oleh Relka, yakni Lucairo, Louis dan Alisha.

Lucairo menggendong tubuh Alisha dan di belakangnya ada Louis dengan tatapan geram.

Farel langsung membelakangi Relka untuk melindunginya.

"Minggir," Titah Louis.

"Tidak bisa, Relka juga cukup terluka," Elak Farel yang membela Relka.

"Kalau aku bilang minggir, maka minggirlah--"

"Hei! Ini kan tempat umum, memangnya tanah leluhurmu atau buyutmu? Ini tanah ciptaan Tuhan, memangnya siapa kau?" Hina Relka yang langsung saja Louis maju kedepan dan bersiap membogem wajah Relka.

Untungnya Farel menghalangi Louis, sehingga tidak jadi Louis membogem wajah Relka, "Kau cukup beruntung hari ini, karena kami memiliki urusan yang tidak bisa ditinggalkan."

Louis pergi, disusul dengan Lucairo yang usai mengobati luka Alisha.

Tinggallah Alisha, Farel dan Relka di ruang uks.

Rasanya Relka ingin sekali memukul wajah Alisha, tangannya gatal banget.

"Nama kakak siapa?" Tanya Alisha yang matanya mengarah ke Farel.

"Oh, namaku adalah--"

"Cepatlah, obati lukaku," Farel bergegas mengobati luka Relka.

"Ish, kakak! Tidak baik memotong pembicaraan--"

"Kau juga diam, dasar penggoda anak orang," Sarkas Relka yang membuat Farel mengelus-elus dada.

Rasanya memelihara kucing yang bawel saja, tapi Farel bersyukur karena mendapatkan teman pertamanya, yaitu Relka.

Alisha tampak menitikkan air matanya dan buru-buru pergi dari ruang uks.

Farel tampak mengkhawatirkan Alisha, tapi berbeda dengan Relka yang berdecak kesal, "Nah, tuh anak pasti bakal ngadu," Batinnya.

.
.
.

Tringgg!
Bel sekolah berdering, jam istirahat kedua dimulai.

Kini, Relka kembali normal lagi dan Farel berada di sampingnya.

Keduanya berbincang-bincang dan bertemu lagi dengan kedua anggota osis, Kineyes De Chrona dan Kizrey Von Noire.

"Apakah kau baik-baik saja, Arelka?" Tanya Kineyes yang iba.

Relka mengangguk dan matanya tidak sengaja melihat Andrew dan kawan-kawannya yang sedang lewat.

Relka memiliki ide licik.

Farel memiringkan kepalanya karena bingung apa yang dipikirkan oleh Relka sambil tersenyum lebar.

"Kakak-kakak sekalian, aku baru saja mendengar kalau ruang lab di sebelah ku ini ada barang yang hilang," Ucap Relka yang mulai menjalankan rencana liciknya.

Sky's Dream [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang