(7)

625 51 1
                                    

Seharusnya Relka menikmati indahnya hari ini dengan cara mengurung diri dalam kamar sambil berleha-leha, namun datanglah sesosok makhluk yang tidak di undang, Farel.

Relka terpaksa harus melayani Farel yang berniat membawanya ke kafe untuk menikmati hari dengan indah bersama-sama.

Apalagi, Chandra tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini untuk memiliki hubungan baik dengan Keluarga Vermansyah.

Chandra membawa (menyerahkan) Relka kepada Farel.

Tidak lupa juga merahasiakan profil keluarganya, "Namamu Stevian Arelka Kalingga, kamu paham maksudku?" Chandra menegaskan Relka agar tidak merusak nama baik dan martabat Kalingga.

Relka paham apa yang dimaksud Chandra, "Tsk, enak banget mengambil keuntungan dalam kesempitan!" Tentunya itu dalam benaknya, tidak berani mengungkapkannya kepada ayahnya.

Relka berjalan ke arah Farel yang sedang menikmati cemilan yang seharusnya dikhususkan untuk Alisha.

Farel melihat eksistensi Relka dan langsung berlari untuk memeluknya, tapi Relka reflek menghindar alhasil Farel malah memeluk Chandra.

Bodyguard yang dibawa Farel langsung keringat dingin, "Oh no!" Pikiran mereka.

Sedangkan Relka tertawa kecil ketika Farel melihat ayahnya yang berwatak dingin.

Chandra melepas pelukan Farel dan membalikkan tubuhnya, "Kamu anak pasangan Verrel dan Vania, kan? Senang bertemu denganmu," Nadanya terkesan jutek.

"Betul!" Farel mendengus bangga, "Aku anak dari Keluarga Vermansyah dan berteman dengan Arel, bolehkah aku membawa Arel untuk mengontrol bersama?"

Chandra langsung saja mengangguk dan memberikan izin, sedangkan Relka menatap kesal ke arah ayahnya.

"Ditolak!" Tegas Relka, tidak ingin hari liburnya dihabisi dengan Farel.

"Ayolah Arel~ biar kita memiliki kenangan yang indah--"

"Gue bilang tidak!" Relka tetap keukeh untuk tidak keluar rumah, enak saja harus berpanas-panasan diluar sana.

Namun, sekeras apapaun Relka menolak jika ayahnya menatap tajam ke arahnya, maka Relka harus menurut.

Farel berjingkrak kesenangan dan langsung saja menarik tangan Relka keluar rumah.

"Woi! Gue belom ganti baju--"

"Tenanglah! Aku akan membelikanmu baju di Mall Ophora!"

Relka hanya bisa pasrah, apalagi ada bodyguard di belakangnya yang menjaga.

Jadi, Relka tidak bisa kabur kemana-mana lagi, "Sial banget harus meladeni Farel," Gumamnya.

.
.
.

Sesampainya di Kafe Yotta.
Farel memesan berbagai cita rasa minuman berbeda sampai membuat Relka heran, "Doyan kopi? Fanatik bangett."

Farel hanya mengedikkan bahu dan terkesan tidak peduli dengan komentar barusan, "Aku hanya ingin mencoba rasa kopi saja untuk pertama kalinya."

Relka dibuat geleng-geleng, "Tuh perut kau entar saling ngaduk."

Farel mengipas-ngipasi tangannya, "Tidak mungkin, santai saja."

Sudahlah, lagipula juga Relka sudah memperingati Farel.

Dan benar saja, Verrel langsung mabuk kopi, tidak sanggup menghabisi 7 jenis kopi berbeda.

Farel izin ke kamar mandi dan diantar oleh bodyguardnya.

Meninggalkan Relka yang langsung saja memainkan handphonenya, "Hmm, apa kabar dengan Verrel--"

Sky's Dream [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang