09.kecelakaan.

15 3 1
                                    

بسم الله الرحمن الرجيم

****
Tea membukanya dengan cepat.
Deg!
Ternyata itu Akbar, ia pulang kedinginan karna kehujanan.

"Kok,bisa kehujanan sih?" tanya Tea sambil mengelap badan Akbar dengan handuk.

"Iya, tadi pas dijalan tiba-tiba hujan,"jawabnya.

"kok gak neduh?"ucap Tea.

"Udah neduh,Yak, cuman hujannya gak mau berhenti, makanya aku langsung jalan aja," kata Akbar.

"Mau aku bikinin teh atau kopi?" tanya Tea.

"Boleh, Teh aja, kamu lagi vidio call sama siapa Yak?" sahut Akbar.

"Oh, sama Mas Rian," ucapnya.

"Mana?" tanya Akbar, ia mengambil handphone Tea dan berbicara dengan Rian yang terbangun karna mendengar ketukan Akbar tadi. Entah  Tea  gak tau apa yang mereka bicarakan, tetapi seperti serius.

Tea mendekati Akbar dan mendengar kalau ada yang suka sama temennya Qila. "Siapa yang suka sama Qila? Apa Mas Rian, atau Kak Akbar tapi bukannya Kak Akbar sukanya sama Reva ya? Terus siapa dong," batinnya.

"Yak, temen Aku, si Gibran suka sama  sahabat kamu Qila itu" ucap Akbar.

"Oh ternyata kak Gibran suka ya sama Qila, eh, tapi Qilanya suka sama temen kelas aku, " sahut Tea. Akbar dan Rian bingung mereka harus apa untuk sahabatnya yang tengah dilanda cinta oleh Qila.

"Mereka pacaran?"tanya Rian.

"Engak sih cuma saling suka,Qila suka banget sama dia, tapi dia nya kayak permainin Qila gitu, saking sukanya sampe pengorbanan nya itu membuat  semua orang tau kalo dia suka, si cowoknya malah sebaliknya kayak gimana-gimana gitu aku gak suka sama dia, terlalu drama, masa iya, dia nyuruh Qila hadapin guru BK, karna dia berantem, padahal dia yang salah," tutur Tea.

"Oh gitu, kamu gak larang Yak, biar Qila berhenti suka sama dia?"tanya Akbar.

"Udah, udah berkali-kali kita larang, tapi dia kekeh terus suka sama dia, dia juga bilang kalo si cowok itu jodohnya karna dia gak bisa lupain cowok itu" jelas Tea.

"Waduh, kayaknya Qila itu udah dibutain cowok itu deh, ya engak dih Bar" ucap  Rian.

"Gue mikirnya kayak gitu juga Yan" sahut Akbar.

"Dah lah, kita lanjut besok, gue ngantuk mau tidur besok udah mulai, mana gue dapet kelas pagi lagi huft, kasik handphonenya ke Tea gue mau sleep call bareng dia," tutur Rian.

"Hahaha, mantap, jangan semangat kalo kuliah, boleh nyerah" ucap Akbar.

"Ha? Kebalik gak sih?" tanya Tea bingung dengan tuturan Omnya.

"Hehehe, maaf" jawab Akbar.

"Emang Mas Rian mau kuliah besok?" tanyanya lagi.

"Iya, yak do'a in ya semoga lancar, biar gak putus di tengah jalan" sahut Rian.

"Pasti itu, terus kerjanya gimana?" ucap Tea.

"Pulang kuliah baru aku kerja" kata Rian.

"Semangat ya Mas, Tea do'a in Mas kok" cetusnya.

"Iya, makasih ya tuan putri" gombal Rian, menyindir Akbar.

"Gue tidur dulu Yak, panas disini" sergap Akbar.

"Bilang aja lo irikan" jawab Rian.

Keesokan harinya, Rian bersiap-siap berangkat ngampus. Ia memakai motor Varionya.  tiba-tiba saja di depan jalan ada keramaian, Rian mendekati keramaian itu,ia melihat seorang wanita yang tengah hamil besar ditiban motor, dan seorang laki-laki yang mungkin suami dari wanita tadi, tengah berbaring dengan keadaan penuh darah,sambil meminta pertolongan, sang ibu hamil tadi merengek kesakitan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

H𝗶𝗷𝗿𝗮𝗵𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗮𝗻𝗴 Q𝘂𝗲𝗲𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang