Seminggu telah berlalu, dan sampai sekarang Rafael masih berada dalam tubuh Varrel. Jadi, dirinya sudah hampir satu bulan berada di dunia novel yang menjijikkan menurutnya.
Ya menjijikkan, kalian pasti tau apa alasannya. Jadi dia tidak perlu menjelaskannya.
Saat ini Varrel baru saja menyelesaikan olahraga paginya, ini adalah rutinitas yang biasanya dilakukan oleh Rafael di kehidupan sebelumnya. Walaupun dia termasuk golongan orang pemalas, tetapi dia tetap melakukan olahraga agar tubuhnya lebih kuat dan sehat.
Apalagi setelah kejadian seminggu yang lalu, dimana dia terjatuh pingsan karna memang tubuh saat ini yang terlalu lemah.
Jadi dengan cara ini Rafael berharap tubuh yang ia tempati, bisa lebih kuat dan tahan lagi. Entah apa jadinya jika suatu saat dirinya berada dalam masalah yang serius, ia yakin dirinya mungkin akan mati lagi dengan tubuh yang lemah itu.
Varrel mengelap keringatnya, ia berjalan ke arah dapur. Tidak ada siapa-siapa disana, didalam mansion tersebut juga tidak ada keluarganya. Hanya ada dia, dan beberapa pembantu serta penjaga. Entah dimana orang-orang Alexander itu berada ia tidak peduli, yang jelas dia merasa baik dan tenang karna tidak ada yang mengganggunya sekarang.
Dia mengambil air dingin didalam kulkas dan meminumnya, hingga suara dering hp berbunyi di balik sakunya, sebelumnya ia tidak mempedulikannya. Namun, deringan itu terus berbunyi yang membuatnya menghela nafas kesal. Dia mengambil hp nya, saat ia melihat layarnya hanya ada nomer asing yang tidak ia kenal.
Panggilan itu terus berulangkali berbunyi, yang mana membuat langsung menekan tanda hijau di layar hp nya. Dia tidak mengatakan apapun, sampai seseorang yang ada diseberang panggilan mengeluarkan suaranya.
"Alfa!!, gue tandai Lo anjng! Lo kemana aja sih?! Dan kenapa Lo baru angkat telpon gue?"
Suara yang tidak dia kenal, suara itu terdengar melengking dan menyebalkan.
Varrel mengerutkan keningnya, dia sedikit menjauhkan hp nya. Alfa, Siapa? Dia tidak mengenalnya. Ahh, dia baru ingat, nama itu ada berada di akhir namanya. Alfarez.
Dia masih terdiam, tanpa mau menjawab. Yang mana membuat pihak lain mulai bersuara kembali.
"Al! Lo masih di sana kan?! Jawab gue anjr, jangan sampe gue makin benci sama Lo!"
"To the Point" Varrel hanya membalas singkat.
"Sialan Lo!. Malam ini Lo harus datang ke arena, gue dan yang lain bakal nunggu di sana! Gue yakin Lo pasti udah sembuh setelah kejadian beberapa bulan lalu, jadi Lo harus Dateng! Lo ga lupa kan janji Lo sebagai anggota Arion. Dan kalo Lo mau tau, hadiah kali ini lebih besar dari sebelumnya. Jadi ini bakal lebih nguntungin buat Anggota kita!"
Varrel hanya mendengarkan, dirinya sebenarnya tidak mempedulikannya. Tapi saat ia mendengar kata hadiah ia sedikit tertarik, apalagi kata arena. Kemungkinan besar ini adalah sebuah perlombaan balap liar yang selalu dilakukan para anak remaja seusianya.
Kebetulan sekali, jika hadiah yang bisa ia dapatkan adalah segepok uang itu bisa menambahkan keuangannya. Dirinya tidak mungkin hanya diam saja membeli setiap barang dengan uang tabungan Varrel asli yang mana akan habis termakan waktu.
Jadi dia juga memerlukan sebuah pekerjaan, untuk menambah pemasukan keuangannya.
Seperkian detik dirinya terdiam, dia akhirnya mulai bersuara.
"Beritahu lokasinya"
"Lo lupa lokasinya?" Varrel Tidak menjawab. Dia mendengar helaan nafas dari seberang.
"Yasudah, lokasinya nanti gue kirim. Dan Lo harus tepat waktu, tepat pukul sebelas malam Lo harus udah sampai!"
Tidak ada balasan, yang mana panggilan itu langsung terputus dari seberang.
KAMU SEDANG MEMBACA
VARREL
RandomRafael Dwi Pratama Dia yang baru saja lulus dari Sekolah Menengah Atas. Yang di mana hal itu menjadi hal tragis bagi Rafael. Di hari bahagianya (mungkin) dia harus mengalami kecelakaan yang mengakibatkan nya pergi untuk selamanya. Tapi siapa yang m...