"Ngapain?" soal Jack.
"Lagi siap-siap mau pulang lah phi. Napa?" soal Poom.
"Gapapa nanya aja. Habis pulang ini mau kemana?" soal Jack lagi.
"Ga kemana-mana. Dirumah aja." jawab Poom.
"Mau makan bareng ga?" soal Jack.
"Bisa juga. Dimana?" soal Poom.
"Di warung BBQ sana lah. Jadi ya." kata Jack
"Iya jadi." kata Poom.
"Kalian mau kemana? Kok ga ajak gue?" soal Min yang tiba-tiba datang ke arah mereka.
"Aku ama phi Jack mau ke warung BBQ sana. Mau ikut?" soal Poom.
"Mauu mauuu. Phi Jack traktir ya." kata Min.
"Iya iya. Siap siap dulu." kata Jack.
'Anjir! Gue mau makan sama Poom bukan sama Min! Kok diajak sih? Ini anak juga napa nanya sih? Hancur lagi rancangan gue mau berdua duaan sama Poom karna ni anak.' ucap batin Jack. Jack sebenarnya sudah lama menyukai Poom kerana sikapnya yang baik dan ramah. Tetapi Poom ga tau karna Jack ga mau bilang. Dia takut mereka akan menjadi janggal jika Poom malah menolaknya. Jadi diam diam aja.
"Enak ga?" soal Jack kepada Poom.
"Enak banget. Makasih ya phi Jack." kata Poom.
"Iya phi. Enak banget. Mau nambah ga?" soal Min kepada Poom.
"Boleh juga." kata Poom dan segera memberi pinggannya kepada Min.
'Anjir kok malah gue yang jadi thirdwheel sih? Kan harusnya Min yang jadi thirdwheel bukan gue.' ucap batin Jack kesal.
"Poom mau udang lagi ga?" soal Jack.
"Mauu phiiiii." kata Poom teruja kerana dia sangat menyukai udang.
"Sini aku bukain." kata Jack dan mengambil udang dari pinggan Poom.
"Ini phi Poom." kata Min dan memberi udang miliknya kepada Poom setelah dia mengupasnya.
"Makasih Min." ucap Poom.
Jack memandang Min dengan tatapan tajam dan memakan udang yang ia kupasin buat Poom sebentar tadi.
"Oh? Aku kira kamu kupasin buat aku." kata Poom dan memandang sedih ke arah Jack yang telah memakan udangnya.
"Eh? Maaf maaf. Aku ga sadar aku makan udang mu. Sini aku kupasin lagi." kata Jack.
"Gapapa phi. Aku kupas sendiri aja." kata Poom dan mengambil udang lain.
❀✿✾✽❁❃
Disisi lain terlihat Up sedang bersendirian dibalkoni kondonya.
Ting!
Tiba-tiba ada bunyi notifikasi masuk.
New messange from Milly♡
Milly: Phi Up khaa. Phi lagi ngapain? Aku kangennnn. Mau ke rumah ku ga?
Up hanya melihat mesej yang berasal dari Milly si matre itu tanpa ada niat untuk membalasnya. Dia menikmati angin malam yang menampar perlahan wajahnya.
Tenang.
Itu yang ia rasakan.
Tiba-tiba hp nya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.
Calling from Milly♡.....
Dengan sedikit kesal, Up terus menjawab panggilan itu.
"Phi Up khaaa. Ngapainnn? Kok aku mesej ga dijawab?" soal Milly.
"Aku lagi sibuk Mil. Nanti aja ngobrolnya. Bye." kata Up dan memutuskan panggilan itu tanpa sempat Milly menjawab apa-apa.
Up tiba-tiba ngerasa ga mood mau duduk dibalkoni lagi. Dia kembali ke kamarnya dan berbaring dikasurnya.
Tiba-tiba dia terpikirkan Poom. Kira-kira tuh anak lagi ngapain ya?
'Ih kok gue jadi mikir dia sih? Dasar.' ucap batin Up dan segera tidur.
✿❀❁✿❃
Bunyi bising dari hp berjaya membuat Poom terbangun dari tidurnya. Dia bangun dan kepalanya terasa berat. Kayaknya dia banyak minum semalam. Poom segera mengangkat panggilan yang masuk dari tadi.
"Halo? Ini Poom ya?" soal manusia dihujung sana.
"Iya. Ini siapa?" soal Poom.
"Aku Cindy dari Minder Company. Kamu kemarin ada interview kan? Kamu diterima." kata Cindy.
"Ha?! Seriusan?" soal Poom.
"Ya iyalah. Masa bercanda sih. Esok bisa mula ya." kata Cindy.
"Iya. Makasih mbak Cindy." kata Poom senang.
"Maeeee!!!" teriak Poom.
"Apaan sih?" soal Nang. Ibunya Poom.
"Aku diterima disitu maee!!" kata Poom seneng.
"Dimana sih?" soal Nang bingung.
"Ihh. Yang Poom interview kemarin lah mae. Poom diterimaa!!!" teriak Poom lagi.
"Syukurlahh. Kerja yang baik. Jangan bikin kekacauan. Paham ga?" soal Nang.
"Iya mae. Poom mau siap-siap dulu. Mau ke cafe. Ntar Poom mau kasi surat pengunduran diri." kata Poom dan berlari ke kamarnya.
"Ada ada aja sih ni anak." kata Nang dan melanjutkan kerjanya yang tertunda tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SPRINGS (UPPOOM)
RomantizmUp dan Poom adalah musuh dari kecil. Dengan Up yang suka membuli Poom dan Poom yang suka melawan membuat Up tidak puas hati dari dulu lagi. Tetapi takdir berkata lain. Disebabkan satu pengkhianatan yang mematikan, mereka berdua saling bergantung ses...