bab 8 . rasa yang tiba tiba

88 67 19
                                    

Setelah lelah berdebat dengan pikiran yang teralihkan oleh kdrama, gretta pun ketiduran selama 5 jam dengan laptop yang masih berlayar.

Tepat di jm 8 malam, gretta membuka matanya karna terganggu oleh dering telpon yang sedari tadi berbunyi di dekat telinganya. Tadinya dia ingin mengacuhkan pangilan itu, namun telphone itu terus berdering membuat gretta harus membuka matanya. Tanpa melihat siapa yang menelphone, gadis itu langsung mengeser layar handphone nya dan pangilan pun tersambung.

" Lama banget angkat telphone nya. "

Deg.

Suara berat pria dari sebrang yang tidak asing di telinga nya, gretta melirik sekilas nama yang tertera dalam pangilan dia ( calon majikan) dia adalah Xeon danuartha.

Pip

Tanpa aba aba gadis itu langsung mematikan pangilan.

" Gila 35 pangilan tak terjawab "pekik nya kaget, namun dia kembali menaruh HP di atas meja tempat tidur nya. Matanya beralih menatap layar laptop " Astaga lupa aku matiin ternyata ".

HP gretta kembali berbunyi, terlihat lah pangilan yang sama namun gadis itu memilih mengabaikan pangilan itu , dia  beranjak keluar untuk mengambil cemilan,  dirasa perutnya sudah meronta ronta dan sangat laper, dirinya sedang tidak ingin berbicara dengan pria itu .

°°°°°°°°°°°

Di kamar mewah seorang pria sedang sibuk dengan ponsel nya

Xeon, pria itu sedang berusaha menekan layar HP nya terus menghubungi gretta, walau pangilan itu terus saja tidak terjawab. membuat nya begitu prustasi. " Bajingan, kenapa gue malah gelisah gini sih, si gretta gak jawab telphone gue lagi " Makinya, dirinya binggung dengan perasaan yang tiba tiba seperti ini, baru beberapa kali dia bertemu gretta, namun kenapa rasanya terobsesi?, padahal dia tidak membuatnya jatuh cinta, apa yang sebenarnya dia rasa? .

Xeon mendekat ke arah kulkas di kamar nya, dan mengeluarkan minuman wiski 2 botol sekaligus. walaupun di tangan nya masih ada benda pipih itu yang tak lepas dari gengamannya, dia terus berusaha menghubungi gretta, entah kenapa pikiran nya tidak bisa di netral kan saat ini.

dirinya sudah lama  tidak meminum alkohol  tapi, kali ini dia membutuhkan nya.  entah akan seperti apa pikiran nya sesudah meneguk beberapa gelas wiski.

satu botol setengah telah pria itu habiskan membuat kesadaran nya hanya tersisa 10% .

"Lo udah masuk ke kehidupan gue gretta. jadi, gak akan mudah untuk lo keluar lagi " Gumam nya

Xeon terus menekan tombol pangilan walau dalam keadaan setengah sadar, entah berapa kali dia menghubungi gadis itu. hingga di dering ke tiga dia mendengar jelas suara perempuan dari sebrang, dia langsung mendekatkan HP nya ke telinga.

" Kenapa si lo, jangan hubungin gue, jangan ganggu gue bisa gak sih?!" Maki seseorang dari sebrang.

" Grett, gretta? "Suara lesu seorang Xeon .

" Lo kanapa? "

" Gue gapapa, cuma habis 2 botol wiski " Ujar Xeon.

" Lo mabuk? "

" Hehe engga, cuma minum dikit."

" Lo bilang dikit? Tapi bisa bikin lo mabuk. Lo setres ya. Ish, shibal, " Prustasi gretta dari sebrang. " Terus lo ngapain telpon gue terus si. "

" Gue mau minta maaf karna udah bohongin lo gretta. gue prustasi kalo lo marah gitu, gue su-"

Brakkkk

Tut .

Disisi lain.

Gretta menatap heran pangilan yang tiba tiba mati,  dia  kembali menghubungi xeon karna rasa penasaran nya yang terpotong tiba tiba. " Sialan, tadi dia ngomong apa sih "

5 menit dia bulak balik mengecek handphone nya , yang siapa tau akan berbunyi lagi. Tapi, sialnya HP itu tidak berbunyi sedikit pun .

Karna rasa penasaran nya begitu besar, gretta memutuskan untuk pergi ke rumah pria itu dengan sedikit nekat, dengan gusar gretta menarik jaket di salah satu lemari nya ,  ia berjalan cepat menuju pintu rumah dan mengambil kunci motor milik nya di atas nakas.

" Mau kemana malam malam gini? "

Gretta membalikan badan nya, mata nya menangkap kehadiran sang ayah yang masih lengkap dengan seragam kantor nya memasuki rumah " Papa baru pulang? "

" Jangan mengalihkan pembicaraan gretta, kau mau kmna?

Gadis itu tersenyum kecil "Keluar bentar pa. "

" Gak ada keluar keluar, ini sudah malam gretta. " Tekan demian

" Kali ini aja pah, gretta ada perlu. "

" Gak ada gretta, kembali ke kamar mu." Tegas demian.

Gretta memasang wajah puppy nya " Pah plisss, kali ini aja. " Ucap nya memohon.

Demian memutar malas bola matanya " Gak ada , papa bilang ke kamar pergi ke kamar sekarang gretta " Setelah mengatakan itu demian mengunci pintu dengan rapat dan kunci yang dia bawa agar gretta tidak bisa kemana mana.

" Pah jangn di kunci "

" Masuk gretta " Tekan demian lagi.

Gadis itu hanya memasang muka kesal nya lalu kembali menaruh kunci ke atas nakas, berjalan menaiki tangan dengan kaki yang di hentak hentakan.

Demian sang ayah hanya mengeleng melihat kelakuan keras kepala sang anak. "Keras kepala, Sama seperti ku dulu " Kekeh nya tersenyum kecil lalu berjalan memasuki kamar nya.

Gretta ,gadis itu sudah sampai di dalam kamar nya dengan rasa kesal, dia beralih  pada HP dan terus menghubungi Xeon, namun dia tampak berpikir " Ngapain sih gue ngehubungin dia, gak pnting lagian kenapa sih gue akhir akhir ini, ah sial " Maki nya mengerutui dirinya sendiri .

" Tapi kalo di pikir pikir dalam telpon cowo itu ketawa, selama gue ketemu gue gak pernh liat dia ketawa , senyum aja gk pernah, gue jadi penasaran apa dia ganteng ya kalo ketawa " Gumam nya hanyut dalam  lamunan.

" Ah sial apa si, plis jngn mikir gitu plis. " Ujar gretta menepuk nepuk pikiran nya

my name is gretta . Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang