Eps 1 : Kecelakaan

169 12 0
                                    

Sylus melaju dan menerobos hujan deras saat ini. Dia tidak menyangka bahwa ayahnya setega ini pada ibunya selama ini, baru saja ibunya meninggal sebulan lalu, ayahnya sudah berencana akan menikah lagi dengan sekretarisnya, dan parahnya lagi rupanya selama ibunua sakit ayahnya sudah berselingkuh dengan sang sekretaris.

'CKITTTT !! BRUAKKK!!'

Sylus tidak tahu bahwa ada sebuah lubang yang tergenang air dihadapannya, belum lagi pandangannya dimalam hari yang tidak bebas, Sylus pun terlempar dari motornya dan pengelihatannya menjadi samar, tapi dia mendengar sebuah teriakan seorang gadis dari trotoar, dan dia melihat seseorang berlari kearahnya menerobos hujan.

Gadis itu mendekat kearahnya dan menepuk-nepuk pipi Sylus dengan cukup panik, Sylus menoleh kearahnya, tapi karena lampu yang remang-remang dan guyuran hujan, dia tidak bisa melihat jelas gadis dengan seragam SMA didepannya saat ini.
Gadis itu nampaknya menghubungi ambulance dan dengan suara bergetar menjelaskan kondisi saat ini.

Sembari menunggu ambulance datang, gadis itu berusaha mengangkat tubuh Sylus yang lebih besar darinya, namun usaha gadis itu gagal, tubuh Sylus sedikit pun tidak bisa dia angkat, akhirnya dia meletakan kepala Sylus pada pangkuannya, sang gadis berteriak meminta pertolongan dan melambaikan tangannya memberi tanda memerlukan pertolongan, hingga sebuah mobil pun berhenti didepannya.

Berkat lampu mobil tersebut Sylus dapat melihat jelas wajah gadis dihadapannya saat ini.
"Ibu...?" Rintih Sylus.
Wajah gadis dihadapannya saat ini nampak seperti ibunya dari angle bawah, Sylus meneteskan air matanya yang tersamarkan oleh air hujan.
"...Ibu..." rintih Sylus lagi, dan gadis itu menundukkan wajahnya melihat kearahnya dengan bingung, dan kali ini wajah gadis itu terlihat sangat jelas, gadis berwajah manis dan sepertinya masih berusia  sekitar 15-17, rupanya hanya dari pandangan angle bawah saja gadis itu mirip dengan ibunya, tapi entah mengapa hanya begini saja dapat mengobati sedikit rasa rindunya pada sang Ibu.
Pandangan mata Sylus menggelap, samar-samar Sylus mendengar gadis itu berbincang dengan pria didepannya dan tiba-tiba tubuhnya terasa terangkat, walau setengah sadar dia bisa merasa bahwa pria asing itu memapahnya masuk kedalam mobil miliknya.

.

.

.

Sylus akhirnya terbangun, kini dirinya berada disebuah kamar rumah sakit dan dirinya telah berganti pakaian menjadi pakaian pasien rumah sakit.
Entah mengapa gadis kecil SMA semalam masih membekas dibenaknya, dia ingin mengucapkan terima kasih yang benar kepada sang gadis, belum lagi gadis itu juga terguyur hujan cukup lama bersamanya, Sylus sedikit mengkhawatirkan gadis itu.

'Tok...tok!'

Seorang dokter muda berkacamata dengan rambut hitam masuk kedalam ruangannya.
"Bagaimana kondisimu sekarang? Apa sudah membaik? Atau ada keluhan lain?" Tanya dokter itu.
"Iya...membaik"
"Kau cukup lama terkena hujan semalam, apa tidak merasa pusing?"
"Ah...dokter apa kau tau siapa yang menolongku semalam?" Tanya Sylus.
"Kebetulan itu aku, aku yang membawamu kemari. Ada apa?"
"Terima kasih...Dokter Zayne? Dan bagaimana dengan gadis yang menolongku juga?"
"Dia tidak mau ikut kemari karena katanya harus segera pulang, jika ingin mengucapkan kata terima kasih aku akan menyampaikannya nanti, kebetulan kami bertetangga." Ucap sang dokter bernama Zayne itu.
"Tidak...aku ingin mengucapkannya sendiri langsung nanti, apa boleh minta kontaknya?"
"Aku tidak bisa memberikan nomor seseorang sembarangan. Sepertinya kau sudah membaik, kau bisa pulang sekarang." Dr.Zayne meninggalkannya saat ini, seakan tidak ingin terlalu lama bersamanya.

.

.

.

Kieran menjemput Sylus yang berwajah masam, Kieran tersenyum meledek kearahnya.
"Orang bodoh. Sudah tau hujan deras dan malam-malam, malah mengebut, memangnya sedang di area balapan?" Ejek Kieran, namun Sylus dengan cuek masuk kedalam mobilnya.

.

Sylus duduk dimobil dengan perasaan hati kesal, dokter tadi nampak menyebalkan baginya, dia hanya ingin berterima kasih dengan benar tapi sang dokter menatapnya sinis seakan dia bukan orang baik-baik yang akan modus dengan tetangganya.
Kieran menatapnya dengan bingung, Sylus terus mendecak kesal.

"Hei, bisa tidak nanti berhenti dulu di Forest street?"
"Oke. Mau ngapain?" Jawab Kieran singkat.
"Hei, menurutmu bagaimana penampilanku?" Sylus tidak menjawab pertanyaan Kieran.
"Maksudmu?"
"Ya maksudnya, apakah aku terlihat seperti kriminal? Ada orang rese tadi, aku hanya ingin berterima kasih pada seseorang yang menolongku, tapi dia menatapku curiga seakan aku ini seperti penjahat yang akan modus pada tetangga."
"Pffttt— !! AHAHAHAH!! Sejujurnya...yaa...kau nampak seperti bukan orang baik sih, lihat...dari alismu yang terlihat seperti orang marah...gayamu yang seperti cowo berandalan...dan raut wajahmu yang seperti playboy cap kakap...aku pun sedikit berhati-hati padamu. Lagipula kenapa harus sekali ketemu langsung? Kan bisa disampaikan saja, lagian mereka tetangga memang kan?" Balas Kieran.
"Ya...tapi aku ingin mengucapkan terima kasih dengan benar."
"Kurasa kau hanya cukup meminta orang itu sampaikan saja sudah cukup kok, kenapa harus bertemu langsung? Apa...gadis itu cantik? Dan membuatmu ingin bertemu lagi?" Tanya Kieran yang langsung ditatap tajam Sylus.
"Ahhh...pasti gadis itu cantik yaa." Kieran asal menyimpulkan saja.
"Ah...sudahlah!! Aku ingin ketempat latihan saja! Kita pindah tujuan saja ke tempat latihan!" Perintah Sylus.
"Dihh! Aku seperti supirmu saja!! Ini juga udah di Forest Street kali!" Kieran pun memutar mobilnya.

Untungnya Kieran cukup bodoh dan tidak peka, jadinya dia tidak sadar bahwa dia ingin ke Forest Street untuk kembali bertemu dengan gadis itu.

.

.

.

Sylus menepikan motornya kesebuah taman, dirinya duduk pada sebuah kursi dan memperhatikan sekitarnya, hingga sebuah mobil pickup lewat dihadapannya, dan tiba-tiba Sylus membelalakan matanya, memastikan bahwa gadis dikursi depan pickup yang sedang memainkan ponselnya itu merupakan gadis yang menolongnya semalam, Sylus dengan sigap menaiki motornya, memasang helmnya dan menyalakan motornya, lalu berusaha mengejar pickup didepannya.

.

Sayangnya saat Sylus akan mengejar pickup didepannya, lampu menandakan merah, dan pickup didepannya berhasil melewati lampu merah, tapi tidak dengan dirinya, sehingga dia harus tertinggal oleh pickup didepan.
Tapi setelah menyala lampu hijau, Sylus berjalan kearah jalan yang dilalui oleh pickup tadi, dan dia berjalan mengikuti instingnya saja, sayangnya sepertinya dia sudah tertinggal cukup jauh dari mobil pickup didepannya saat ini.

"Ahh...kenapa aku seperti orang aneh begini sih?" Gumam Sylus frustasi.
Dia menepikan kendaraannya dan menghela nafas putus asa.

"Aku berharap bisa bertemu denganmu lagi..."

.

Entah apa yang telah Sylus rasakan saat ini, tapi dia ingin sekali dapat kembali bertemu dengan sang gadis, dia sungguh berharap dapat bertemu kembali.
Padahal ini hanya hal biasa, tapi entah mengapa Sylus seakan terus terbayang wajah manis sang gadis yang menatapnya, dan sang gadis yang mirip dengan ibunya dari angle dibawah.

GOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang