Bagian 2: Cinta Pertama

49 14 0
                                    

Happy reading!
.
.
.
Isha melambaikan tangan ke arah Jaki yang makin lama makin hilang tubuhnya karena ditelan belokan. Isha kembali menggigit bibir, menahan senyumnya karena kembali mengingat jalan-jalannya tadi bersama Jaki ke pasar malam.
Sepanjang perjalanan Isha tidak bisa menahan tawanya karena Jaki selalu saja melemparkan candaan konyol yang membuat tawa Isha menyembur. Ini pertama kalinya Isha keluar malam dan tidak di marahi mamanya.

Waktu menunjukkan pukul 21.00 saat dia sampai rumah. Belum terlalu larut malam, pikirnya. Ia berjalan ke arah ruang keluarga, lalu mendapati Rakha—adik laki-lakinya tengah menonton televisi sambil selonjoran di sofa. Mendengar langkah kaki, Rakha pun menoleh.

“Dari mana Cil?” tanya Rakha sambil mendudukkan diri.

Isha melirik sinis, Rakha selalu saja memanggilnya ‘Cil’ hanya karena tinggi badannya lebih pendek dari Rakha. Padahal Isha kakaknya, kenapa tinggi badannya sangat pendek sekali sih? Rakha baru menginjak kelas 1 SMP dan Isha 3 SMP. Umur mereka tidak jauh, hanya selisih 2 tahun.

“Cal Cil Cal Cil, gue kakak lo! Yang sopan dikit ya adek!” sergah Isha.

Rakha hanya terkekeh geli mendengar perkataan Isha. Lalu dia meloncat dari sofa dan merentangkan tangannya di depan Isha, menghalangi jalan. “Tunggu dulu!” tahannya.

“Apa sih, awas ah, gue ngantuk!” Isha mencoba menyingkirkan Rakha dari jalannya, namun Rakha kembali merentangkan tangannya. “Apaan sih, Rakha! Minggir gak?!”

“Ada yang mau gue omongin, penting!” katanya sambil berbisik.

“Apa?” decak Isha. Begini-begini juga, dia orangnya penasaran akut, kalau sudah ada yang bilang begitu, pokoknya harus jadi bicara, jangan dinanti-nanti!

“Kakak kelas gue ada yang suka sama lo tau, kak,” ujar Rakha.

Kedua alis Isha mengernyit bingung, “Kakak kelas lo? Masih bocil palingan kelas 7 SMP kan?” tebak Isha.

Bukan hanya satu atau dua orang yang dikabarkan menyukai Isha. Gadis berparas mirip orang Belanda itu punya kecantikan yang membuat laki-laki manapun terhanyut dalam kecantikan Isha. Sudah banyak juga yang menitip salam lewat Rakha, karena adiknya itu sering melakukan pertandingan futsal antar sekolah, dari mulai SMP dan SMA. Banyak yang tahu kalau Rakha punya kakak perempuan yang cantik, kadang itu membuat Rakha risi. Tapi untuk yang satu ini, Rakha sangat bersemangat untuk menyampaikannya pada Isha.

“Bukan anjir, dia seumuran lo, lebih ganteng dari Jaki Jaki itu!” kata Rakha heboh.

Tidak terima sang cinta pertama dibandingkan, alhasil Rakha langsung mendapat cubitan keras di lengan dari Isha. Membuat cowok itu meringis kesakitan.

"ANJIR SAKITT!!"

“Rasain! Makanya jangan suka jelek-jelekin Jaki!” Setelah mengatakan itu, Isha langsung melangkahkan kaki menuju lantai dua yang mana ada kamarnya disana.

“EH! GUE BELUM SELESAI NGOMONG!” teriak Rakha dari lantai bawah.

“BODO AMAT! GUE CUMA MAU JAKI!” balas Isha tak kalah keras, di susul suara pintu ditutup dengan lumayan keras membuat Rakha berjengit kaget.

“Tau orangnya nyesel lo!” desisnya kesal.
-
Setelah selesai dengan mandi dan skincare-an, Isha langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Berniat ingin segera tidur, namun sebuah chat membuat Isha kembali membuka mata dan membuka ponselnya. Senyumnya merekah saat melihat siapa yang mengirimkan chat. Ya, Jaki, cowok itu mengirimkan beberapa foto mereka saat di pasar malam tadi.

“Lucu banget,” ucap Isha saat melihat salah satu foto yang memperlihatkan dirinya dan Jaki tengah selfie dengan gaya jelek.

Saat asyik melihat foto, satu chat dari Jaki muncul, Isha langsung membacanya.

Jakii 🤗 🤍

Belum tidur?

Hehe, belum 😅

Cepetan tidur, udah malem.
Besok gue jemput, kita berangkat sekolah bareng yaa.


SERIUS?!
MAUUU 😭 🙏


Ya makanya sekarang tidur, lo gak suka kesiangan!
Kalau kesiangan, gue tinggal!

OKEEE INI TIDUR


S

ip, good night Isha 🥰 ✨

Good night too Jakii 🤗



“ARGHHHHH! BAPER BANGET GUEEE MAMA!!” jerit Isha sambil menendang selimut dengan brutal. Dia baca sekali lagi ucapan selamat malam dari Jaki, dia kembali tersenyum salah tingkah. Dia baca sekali lagi, sudah mirip orang gila yang kehabisan akal sehat karena cinta.

“WOY! BERISIK!”
Sampai satu teriakan dari luar kamarnya terdengar, itu pasti teriakan dari Rakha yang kamarnya berada tidak jauh dari kamar Isha. Membuat Isha yang masih menjerit tertahan pun menghentikan teriakannya.

“TIDUR KEK! KATANYA NGANTUK!” teriak Rakha lagi.

“BAWEL!” balas Isha.

Suara decakan keras dan langkah menjauh terdengar, dia yakini Rakha sudah pergi dari depan kamarnya. Isha menutup chatnya bersama Jaki, lalu dia membuka room chat nya dengan Rasywa, sahabatnya di sekolah. Semoga saja Rasywa belum tidur agar dia bisa memberitahukan kabar gembira ini.

Rasywa 🥶


Rasywaaaa!
Lo tau gaaa
Salting brutal gueee gara-gara Jakii 😭😭

Ngapa lagi si?
Gue baru mau tidur tau, Sha
Diapain lagi lo sama dia?
Di baperin lagi?
Atau lo nya yang kelewat baper?


Balasan dari Rasywa membuat Isha berdecak pelan. Dari dulu memang, dari awal Isha bilang kalau dia suka pada Jaki dan cowok itu meresponnya, Rasywa tidak mendukung. Karena dia bilang, Jaki itu buaya, ceweknya dimana-mana. Dia memanfaatkan kebaikan dan paras tampannya hanya untuk mempermainkan perempuan.

Tapi Isha selalu percaya kalau Jaki berbeda padanya, Jaki itu sudah berubah karena dekat dengannya. Tapi Rasywa tetap tidak percaya, dan Isha tetap pada pendiriannya untuk bertahan dengan Jaki walaupun mereka belum resmi berpacaran.

Rasywa 🥶


Lo itu kenapa sih?
Gak suka banget kayaknya liat gue baper gara-gara Jaki


Emang gak suka.
Udah beberapa kali gue bilang Jaki itu buaya, playboy dia.
Gue pernah jadi korbannya, Sha.
Jangan sampe lo jadi korban selanjutnya.


Ah udahlah, Ras.
Gak jadi cerita gue.


Mood yang tadinya baik, jadi buruk gara-gara respon Rasywa yang menurut Isha terlalu ketus, tidak seperti biasanya. Biasanya Rasywa hanya meresponnya dengan malas tapi tetap mendengarkan ceritanya. Tapi sekarang, Rasywa seperti benar-benar menolak, padahal Isha yakin kalau Jaki bukan playboy seperti yang dia kira.

“Sebanyak apapun laki-laki di luar sana yang ngejar gue, gue akan tetap tertujunya sama Jaki. Kenapa ya? Padahal dia biasa aja, tapi kok gue bisa sesuka itu?” gumam Isha sambil menatap langit-langit kamar.

Jaki Fabian memang disukai banyak wanita di sekolahnya. Isha memang beberapa kali melihat Jaki bercanda dengan perempuan lain dan alhasil dia cemburu. Padahal, mereka belum resmi berpacaran dan baru kenal dua bulan terakhir. Tapi yang membuat Isha kembali luluh adalah, perbuatan Jaki. Perbuatan manis dan hangat dari Jaki selalu berhasil membuat Isha kembali jatuh cinta bahkan lebih besar.

Orang bilang ini cinta monyet, tapi menurut Isha ini cinta pertamanya. Jaki berhasil menaklukan hati Isha yang selama ini belum pernah merasakan arti ‘cinta’ dari lawan jenis itu seperti apa. Pokoknya, Jaki adalah yang pertama.
-
Jangan lupa bintangnya! 🤗⭐










AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang