Bagian 11: Teman

5 0 0
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Hari pertama MPLS SMA Tadara pun selesai dengan melelahkan. Isha masuk ke kamarnya sambil menyeret tasnya. Sementara itu Elea, Zelyna dan Ana sedang duduk di kasur mereka masing-masing.

"Loh, baru pulang, Sha?" tanya Elea sambil melirik jam dinding. Pukul dua siang.

"Iya," balas Isha singkat sambil merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Gue sama Elea udah pulang dari jam satu tadi, lo abis kemana dulu?" tanya Zelyna.

Isha tak langsung menjawab, setengah wajahnya ia tutupi dengan pergelangan tangan.

"Isha," panggil Ana.

"Hm," jawab Isha.

"Ditanya tuh sama Zelyna, kok diem aja?"

Bukannya Isha tidak mau menjawab, tapi ada hal yang memang tidak perlu mereka tahu tentang mengapa Isha bisa pulang telat sendirian padahal MPLS hari pertama sudah selesai dari satu jam yang lalu.

Throwback On

"Ishara, gue sama yang lainnya duluan ya, laper nih, belum makan siang," pamit Gio mewakili teman kelompok lain.

Isha yang tengah menulis sesuatu di bukunya pun mengangguk mengiyakan. "Duluan aja, gue masih ada beberapa hal yang perlu di tulis buat wide game besok," jawab Isha.

"Oke deh, duluan ya. Wan, gue duluan ya!" ucap Gio sambil menepuk pelan bahu Fazwan.

"Yoi, bro," jawab Fazwan.

Sepeninggalan Iyan dan Gio, tersisa Fazwan dan Isha di meja yang sama. Isha fokus menulis di bukunya, sementara itu Fazwan hanya diam sambil menatap wajah Isha lamat-lamat.

"Ngapain ngeliatin gue?" tanya Isha tanpa menghentikan gerakan menulisnya.

Fazwan tersentak lantaran Isha menyadari Fazwan tengah menatapnya. Dan yang paling membuat Fazwan terkejut, Isha mengubah panggilan mereka jadi lo-gue?

"Sha, seriusan ini kamu?" tanya Fazwan polos. "Isha yang aku kenal gak panggil lo-gue," katanya.

Isha selesai menulis, menutup buku, dan menatap Fazwan. "Kita udah beda sekarang, bertingkahlah seakan-akan lo gak kenal gue disini, ya. Begitupun sebaliknya," kata Isha sambil bangkit dari duduknya dan bermaksud pulang saat itu juga.

"Sha, tunggu," tahan Fazwan sambil memegangi lengan Isha, membuat cewek itu berhenti.

"Apa sih? Kita itu gak kenal! Jauh-jauh dari gue!" sentak Isha.

"Isha...." Fazwan memanggilnya pelan, lembut, dan hangat. Isha seakan langsung terbius oleh tatapan hangat yang diberikan oleh Fazwan.

"Kenapa?" tanya Fazwan. "Kenapa kita harus saling gak kenal? Kita udah kenal dari dulu, sebelum kita pindah kesini, kan?"

Isha perlahan melepaskan lengannya dari pegangan Fazwan. "Fazwan, denger ya. Baru satu hari gue disini, tapi udah dua orang yang nanya 'kamu kenal Fazwan?'. Gue gak tau harus jawab gimana, gue bingung," kata Isha.

Kening Fazwan mengerut, "Kenapa harus bingung? Tinggal jawab, 'iya, aku kenal Fazwan'. Gitu doang kok repot?" balas Fazwan.

"Lo gak ngerti kondisinya, Fazwan! Lo itu disini pasti terkenal banget, kan? Gak mungkin semua orang yang ada disini gak kenal sama anak pemilik sekolah!" ujar Isha lagi.

"Ada kok, yang gak kenal aku," kata Fazwan.

"Siapa?"

"Gio," jawabnya percaya diri.

Isha serasa ingin tertawa, menertawakan cowok yang tampan tapi bodoh dalam berpikir seperti Fazwan ini. "Fazwan, lo itu mikir gak sih? Gio cuma ngetes lo! Dia sebenernya udah tau nama panjang lo, ada di data kelompok! Semua orang tau, Fazwan!" kata Isha berapi.

Fazwan hanya diam tanpa ekspresi, sampai akhirnya dia berkata, "Yaudah sih, Sha. Emangnya kenapa kalau mereka tau kita kenal? Kamu cuma temanku, terus apa? Mereka cuma mau tau," jawab Fazwan.

'Kamu cuma temanku, terus apa?'

Entah apa yang menusuk jantung Isha, tapi hatinya terasa sedikit sakit mendengar penuturan Fazwan yang datar tanpa ekspresi. Seakan semua hal yang Isha alami hari ini adalah hal yang sepele baginya. Air matanya seakan mau keluar, tapi Isha tidak tahu mengapa. Semuanya serasa menyebalkan dalam sesaat.

"Sha?" panggil Fazwan.

"Teman ya? Iya, kita cuma teman!" kata Isha, lalu setelah itu Isha benar-benar pergi meninggalkan Fazwan yang masih bingung dengan sikapnya yang aneh.

Throwback Off
-
'Sebenarnya gue kenapa sih? Fazwan bilang kita cuma teman, ya memang, kenapa gue harus sesedih ini?' batin Isha.

"Gapapa, tadi ada yang ketinggalan, jadi gue balik lagi," jawab Isha berbohong.

"Mandi gih, abis itu makan siang," suruh Ana.

"Iya, Kak." Isha bangkit dari baring dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Isha bohong," cetus Zelyna.

"Bohong gimana?" tanya Elea, Ana juga ikut menoleh.

"Bukan ada yang ketinggalan, dia abis ketemu sama Fazwan," jelas Zelyna.

"HAH? SERIUSAN?" kata Elea paling heboh.

"Yeuu, kocak! Masalah begini aja Lo cepet banget nyambungnya!" celetuk Ana sambil menoyor pelan kepala Elea.

"Yeuu, Kak! Ini itu berita hot! Gue harus tau, lah!" kata Elea membara. "Lo tau dari mana Zel? Lo liat dimana?" tanya Elea penasaran.

"Gue liat sebentar aja sih, gue buru-buru pulang karena laper, jadi gak tau mereka ngobrolin apa aja, hehe," cengir Zelyna tanpa dosa.

"Gak seru banget!" kata Ana dan Elea tidak puas.
-
MPLS SMA Tadara hari ke-2

Katanya, agenda MPLS hari ini ada permainan outdoor oleh para kakak OSIS. Isha sudah bersama dengan kelompoknya, kelompok Amerta. Isha menghitung teman kelompoknya dalam hati.

'Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh... kurang satu,' batin Isha.

"Siapa yang belum dateng ya, In?" tanya Isha pada Inara yang berbaris di sampingnya.

"Uh? Yang belum dateng?" tanya Inara.

Isha mengangguk.

Inara menatap satu persatu teman kelompoknya. "Gio ada, Iyan ada...." katanya pelan. "Oh, Fazwan belum dateng, Sha!"

"Halo, nyari gue ya?"

Seluruh bulu kuduk Isha seakan ikut berdiri saat mendengar suara berat Fazwan yang tepat berada di belakangnya. Tepat berbisik di telinganya.
-
Jangan lupa bintangnya! 🙌🤗








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang