Bagian 7: Ghosting

13 3 1
                                    

Happy Reading!
.
.
.

"Mau aku tunjukkan yang lebih indah dari ini?" bisik Fazwan tepat di samping telinga Isha.

Isha menarik tubuhnya menjauh saat Fazwan terasa sangat dekat dengannya. "Mau, apa itu?" tanya Isha mencoba mengusir rasa canggung.

Fazwan melangkah begitu saja, tidak menggenggam tangan Isha seperti tadi. Isha yang memang dasarnya adalah manusia kepo, mengintil saja dari belakang. Mengikuti anak lelaki berseragam putih biru itu ke sebuah pintu, lagi.

Isha kira, Fazwan akan membukakan pintunya, tapi ternyata, Fazwan malah menggeser posisinya dan mempersilakan Isha untuk membukanya. "Silakan masuk, Yang Mulia."

"O-oke.."

Satu dorongan Isha berikan pada pintu, dan wah, apa yang dia lihat di depan matanya? Sebuah rumah pohon.

Satu dorongan Isha berikan pada pintu, dan wah, apa yang dia lihat di depan matanya? Sebuah rumah pohon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau coba kesana?" tanya Fazwan.

Dengan mulut yang masih menganga dan mata yang masih melebar, Isha menoleh sekilas ke arah Fazwan dan mengangguk polos.

"Ayo!" seru Fazwan semangat. Lelaki itu berlari mendahului Isha dan menaiki anak tangga demi anak tangga. Fazwan sampai lebih dahulu di atas sana.

"Kok kamu ga nungguin aku?!" seru Isha tak terima. "Aku susah naik karena rok aku pendek!" ujarnya.

Salahkan Mama kenapa membelikan rok pendek untuk Isha bersekolah. Jujur saja Isha tidak terlalu suka rok pendek, dia lebih suka rok sampai mata kaki dari pada sampai lutut.

"Naik sendiri kan bisa! Aku gaakan liatin kamu kok!" balas Fazwan.

Wajah Isha mengerut tak suka. Dengan susah payah dia menaiki anak tangga itu. Dan dia berhasil, walaupun sedikit melelahkan.

Isha duduk di samping Fazwan yang tengah memandangi langit biru dari sini. Isha melihat wajah Fazwan dari samping. Tampan, berseri, seakan Fazwan punya banyak energi positif di sekelilingnya.

"Kenapa liatin aku?" tanya Fazwan tanpa mengalihkan pandangannya dari langit.

Poor Isha, dia memalingkan wajahnya kearah lain kala Fazwan menyadari bahwa dirinya sedang diperhatikan oleh Isha. Berniat mengalihkan pembicaraan, tiba-tiba ponselnya bergetar, menandakan panggilan masuk.

Panggilan masuk dari Jaki 🤗🤍

Jaki menelponnya? Setelah dua hari ini dia menghilang begitu saja? Sebenarnya apa yang Jaki mau? Perasaan Isha seperti diombang-ambing oleh lelaki ingusan ini. Apa mungkin perkataan Rakha dan Rasywa soal Jaki yang playboy itu benar adanya?

"Kenapa engga diangkat?" ujar Fazwan melirik sekilas ponsel yang digenggam Isha. "Ja..Ki.." ejanya. "Jaki? Cowok yang kamu suka itu?" tanyanya lagi.

Apa? Tunggu. Darimana Fazwan tahu kalau Isha mempunyai crush bernama Jaki? Dia tidak pernah cerita, mereka baru bertemu kemarin saat hari ulang tahunnya. Pertanyaan yang sama dari kemarin mulai kembali berputar di otaknya.

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang