"om, gua dapet gelar pangeran"
"oh"
Souta yang awalnya sangat berantusias untuk menceritakan perjalannya sebagai pangeran kini murung, menunduk dan cemberut adalah andalannya.
"mau kemana lu?"
"cot, gua males cerita sama lu. tanggapan lu selalu gitu om, minimal kasih selamat" Souta membalikan tubuhnya untuk kembali ke kamar setelah mendapat respon yang tidak ia inginkan.
"gelar lu tuh brengsek, lu juga tolol" bukannya menyemangati souta, dirinya terus menerus membebaninya dengan kata-kata yang tidak enak didengar.
"tuh kan, lu gamau gua pergi tapi lu bacotin gua terus"
"Gua marahin lu untuk kebaikan"
"alah, lu juga dulu gitu kan? ngaku lu" sekarang Souta berbalik badan dengan wajah marahnya dia bertanya pada Rion, pamannya yang selama ini hidup satu atap dengannya.
"Ck. masa lalu, gua gamau bahas itu lagi" Nadanya terdengar semakin rendah, seperti ada sesuatu yang seharusnya berat untuk dikatakan.
"eh om, gua penasaran deh. Lu kan dulu anak bandel dan sering ikut tawuran, dulu lu pentolan ya?" Souta mengekuarkan beban pikirannya tanpa memikirkannya terlebih dahulu.
"ngga" singkatnya.
"lah lu jago bela diri om jangan boong sama gua, gua yakin lu pentolan" tebak asalnya lagi.
"ga usah asal nebak, lu gatau apa-apa dan gua gasuka lu ikut kelompok anak nakal"
"kenapa dah? lu juga gitu, gua mah ikut lu aja toh gua kaya gitu karena terinspirasi dari lu" Souta membalas perkataan Rion dengan sangat santai dan terlihat polos.
"ga ada yang bisa jadi inspirasi terbaik dari kenakalan ini"
"dulu lu keren banget pas masih SMA, sehabis tawuran selalu pulang dengan kemenangan, gua pengen kaya lu" Souta terlihat benar-benar antusias saat menjelaskannya.
'dasar, pemikirannnya masih kaya anak kecil' Rion membatin setelah Souta menjelaskan masa lalu yang bahkan tidak ingin Rion ingat-ingat kembali.
"ada pr ga lu?" Tanya Rion sebelum Souta benar-benar beranjak dari tempatnya.
"ada"
"kerjain"
"hmm"
—
kantin sekolah kini sepi saat melihat anak-anak yang sangat ditakuti berjalan memasuki kantin. semua siswa dan siswi berlarian untuk menghindari anak-anak itu yang sering mereka sebut noria(Noir Familia) Tapi tentu saja yang paling ditakuti adalah ketua dari kelompok tersebut—Souta.
"Sou, ga dimarahin lagi sama Om lu?" Tanya salah satu teman Souta yang saat ini ikut kumpul.
"dimarahin udah pasti, tapi anehnya semenjak om gua tau kalau gua ketua dari tnf ini marahnya berkali-kali lipat, kemarin dia mukulin gua" jelas Souta kepada teman-temannya yang termasuk anggota dari tnf juga atau Tokyo Noir Familia.
"om kamu mau yang terbaik buat kamu" Caine berbicara dengan lembut, dari semua anggota hanya dialah yang paling sabar dan lembut bahkan sama musuhnya pun dia seperti itu.
"Padahal gua kaya gini karena dia juga, gua kan pengen dipandang keren" Souta memutar matanya seakan tidak ingin mendengar perkataan Caine tadi.
Mereka semua berbincang, berbicara bergantian untuk menetralkan, pembicaraan serius dan tidak serius mereka sudah jalani. Sampai salah satu orang yang termasuk dari salah satu personil yang saat ini tidak hadir menampakkan dirinya.
Dia terlihat tergesa, tubuhnya dipenuhi keringat dan beberapa memar yang masih baru.
"Glen??? why??"
Terkejut—sudah pasti
"Sebelum lu bohong lagi, lebih baik jujur"
Souta tidak ingin marah, tapi ini sudah terjadi beberapa kali pada Glen. Glen sendiri selalu berbohong dan sering kali mengalihkan pembicaraan saat sedang membicarakan hal ini seakan dirinya dipaksa untuk tutup mulut.
"maaf sou.."
"gua ga butuh maaf"
Glen menghela nafas panjang sebelum menjelaskan, tatapannya berubah menjadi serius. Orang-orang didepannya pun kini menatapnya dengan serius sambil menunggu penjelasan Glen.
"anak-anak bo ngajak tempur"
bersambung!
semoga sukaa🤍🤍
vote nya mana????

KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Tol Kiri [ginsou]
Accióntidak ada yang bisa mengalahkan raja, tapi pangeran bisa.. don't copy ‼️ bxb, bl⚠️🔞