[8] demi keluarga

83 18 2
                                    

Sejujurnya aku tau mereka..

Sejujurnya aku tau kamu..

Sejujurnya aku ingin bergabung..

Sejujurnya aku ingin bersamamu..

Sejujurnya aku ingin sekali memelukmu..

"apa kabar kota?.."

Seorang lelaki tampan yang sedang menikmati indahnya angin malam, oh ini sudah bukan malam lagi rupanya. Ini sudah pagi..

Menikmati itu semua tanpa melihat waktu secara tidak sadar, rasanya merindukan kota yang selama ini mendekapnya sangat menyakitkan.

"Ternyata aku bukan hanya merindukanmu, tapi kota ini juga.."

'aku hampir gila menunggumu karena sejujurnya yang membuatku bertahan hingga sekarang adalah kamu'

Sekumpulan orang yang selalu bersama, sekumpulan orang yang selalu berkumpul dan sekumpulan orang yang selalu menguasai jalanan. Kni sudah tidak ada lagi tampaknya dan tidak ada lagi yang bisa melihat hal itu kecuali ada seseorang yang rela berkorban.

Tidak ada yang merindukan sekumpulan orang tersebut, karena jelas tujuan orang-orang itu untuk membuat hal-hal kriminal yang sangat merugikan banyak pihak.

Tapi, tidak ada bukan berarti kosong. Hanya saja mereka yang tidak bisa melihat seluruhnya, karena mata manusia hanya dua.

Mungkin bisa dibilang orang ini adalah salah satunya?

Seseorang yang pernah berdampingan dan seseorang yang pernah berjuang bersama dengan sekumpulan orang tersebut.

Penontonnya pun mungkin sama?

Seseorang yang pernah menjadi saksi betapa besarnya dampak sekumpulan orang tersebut bagi pendampingnya.

"hei"

Seseorang menepuk pundaknya, matanya kini berkedip lalu tubuhnya setengah kebelakang.

"apa kabar?" Lelaki yang baru saja datang tadi menatapnya sejenak kemudian tersenyum tipis.

"baik"

Lelaki tinggi nan tampan itu semakin mendekat dan berdiri di sampingnya, tatapannya lurus kedepan.

Senyuman terukir di bibir pemuda tersebut.

"Krow.." Lelaki itupun kemudian kembali membuka topik obrolan agar kedua tidak canggung seperti baru berkenalan.

"ya.."

"daritadi disini?"

"hm"

Krow menatap wajah lelaki di sampingnya, tatapannya benar-benar kedepan dengan senyuman tipis di bibirnya. Krow berpikir mungkin ini mimpi, sudah lama sekali ia menantikan pertemuannya bersama teman masa kecilnya ini.

"Ji, aku kangen"

"gua juga"

"jarang banget liat kamu senyum-senyum begini, Riji"

"gua cuma merasa bebas aja, bebas dari semua yang menganggu gua dan bebas karena bisa ke kota ini lagi" Senyuman semakin melebar setiap kali Riji mengungkapkan kesenangannya.

Baginya ke kota ini adalah suatu kebahagiaan walaupun hanya sebentar.

"Semenjak tnf angkatan kita bubar, kita ga pernah ketemu. apa kabar?"

"baik dan maaf kalau aku datang ga ngabarin"

"aman, gua juga gatau kontak lu"

Setelah perbincangan singkat itu merekapun bertukar nomor, lalu sedikit bernostalgia dengan angin yang dulu mereka hirup dengan bebasnya.

Raja Tol Kiri [ginsou]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang