Abaikan Typo~
Bugh!Ara membuka matanya perlahan, pandangannya beralih menatap pria yang tidak dia kenal tergeletak dilantai karena pingsan.
Ara beranjak, pandangannya menatap Pria yang baru saja datang dan langsung memberikan pukulan pada Pria yang menganggu Ara tadi.
"Maafkan saya Nona, karena tadi sempat pergi meninggalkan Nona." Ucap Daniel sembari memberikan tundukan maaf
"Tidak apa Niel. Minta bodygard yang didepan sana, buat bantu kamu ngurus orang ini."
"Algetsimida Nona."
Ara berganjak naik ke lantai atas, bergabung dengan yang lain. Setelah sampai dilantai atas, mereka berlima teryata sudah tidur.
Giselle, Ningning dan Winter satu kasur. Karina dan Minji tidur dikasur yang satu lagi.
Ara berjalan ke depan tv, mengambil duduk disofa panjang, meneguk kaleng sodanya.
Tangannya bergerak membuka ponselnya saat teringat sesuatu. Bergerak membuka aplikasi akun Emailnya yang lama.
Membuka satu pesan, yang belakangan ini menghantuinya, padahal hanya sebuah pesan yang dikirim oleh akun yang begitu susah namanya, dan isi pesannya hanya 3 kata.
Kak tolong aku
Hanya 3 kata saja, tapi berhasil membuatnya kepikiran. Akun ini sudah lama tidak ia pakai, terakhir dia pakai saat lulus SMP.
"Siapa pemilik akun ini? Kenapa mengirim pesan seperti ini? apa orang terdekatku? Tapi kenapa mengirim pesan di akun lama, sedangkan mereka tau akun email baruku?."
Beberapa pertanyaan itu masih hinggap di pikirannya jika dia sedang kosong seperti ini. Ada rasa tidak tenang disana, setelah membaca pesan ini beberapa hari yang lalu. Namun disisi lain juga merasa bingung.
Akhirnya hanya helah nafas pelan yang keluar dari hidungnya, lalu bersender disandaran sofa.
•
Samar-samar mendemgar suara musik, akhirnya wanita yang tengah tidur diatas kasur terusik. Perlahan membuka matanya, mengerjap beberapa kali.
Menoleh kesamping, melihat Karina yang masih tidur lelap. Minji perlahan bangun, dan mendengar lebih jelas lagu yang sedang diputar.
"Ara dimana? Kok gak ada?." Gumamnya, perlahan turun dari ranjang dan beranjak
Mendekat ke sumber suara yang teryata dari ponsel Ara yang terletak diatas meja. Dan melihat Ara yang tertidur pulas diatas kasur cukup untuk 2 orang, diletakkan diatas karpet berbulu.
Minji menumpukkan lututnya diatas karpet berbulu. Memandang wajah damai Ara yang tertidur pulas. Ada selimut yang menemani namun tidak dipakai Ara hanya bantal dan guling saja yang dipakai.
Tangannya bergerak menyelipkan anak rambut Ara yang sempat menutupi wajah cantik Ara.
Senyuman terbit diwajah cantik Minji, namun rintikkan air mata juga ikut hadir dipipinya.
"Gue masih gak nyangka sampai sekarang kalau Gue deket lagi bareng Lo, Karina dan yang lain juga. Bahkan dipikiran Gue gak pernah terbesit kalau persahabatan ini bisa kembali terjalin, membaik seperti dulu lagi..." Batinnya, kembali merintikkan air matanya
"Maafin Gue Ra.. maafin Gue jika kita berteman dulu Gue ngebuat Lo terluka.. Gue ngaku salah Ra.. Gue ngaku salah....". Lirihnya yang hampir berbisik, air matanya tidak mau berhenti mengalir dipipinya
KAMU SEDANG MEMBACA
You Never Know
Short StoryKamu tidak akan pernah tau yang sebenarnya. Kalau kamu belum pernah menjadi diriku