09. MENCOBA BERTAHAN

23 9 7
                                    

HAI HAI HAI! SELAMAT MALAM!

BAGAIMANA KABAR KALIAN SEMUA?

ABSEN HADIR DULU, MONDSTAR!

BINTANG DAN KOMENNYA MANIEZZZ

09. MENCOBA BERTAHAN

"... Gue bahkan nyenggol pundak lo pelan, tapi lo keliatan kesakitan banget. Lo kenapa sebenarnya, Ra?" -Ghea

****

Dua jam berlalu, Haura akhirnya bangun dari tidur singkatnya. Tubuhnya yang kaku bergerak perlahan, dan dia mulai duduk bersandar pada ranjang. Di tengah rasa sakit yang masih menyapa sendi-sendi tubuhnya, Haura terdiam, mengamati sekitarnya. Ruangan ini masih dihantui oleh keheningan yang menyelimuti setiap sudutnya. Terasa sepi dan sunyi, seakan-akan waktu telah berhenti di tempat itu. Namun, sekaligus terasa aman.

Sebelum beranjak bangkit dari tepi ranjang, cewek itu menatap kosong ke arah botol obat tidur dan butiran-butiran kecil yang berserakan di lantai. Di sana, di antara butir-butir obat yang terjamah, ada bayangan dirinya yang hampir saja merelakan diri terjerumus ke dalam kedamaian yang abadi. Obat tersebut menjadi saksi bisu keputusasaan hidupnya.

Dengan hati yang masih berat, ia mencoba mengumpulkan tenaga untuk beranjak, memeriksa luka-lukanya. Haura tersenyum miris saat menatap pantulan dirinya di cermin yang terlihat mengenaskan karena bekas-bekas memar dan goresan karya Biru tercetak jelas di kulitnya yang pucat.

Tangan rapuhnya mengambil kotak berisi perban dan antiseptik yang tersimpan di meja rias. Dengan hati-hati, Haura ringkih tersebut membersihkan luka-lukanya, memastikan bahwa setiap luka mendapatkan perawatan yang layak. Senyum pahitnya terulas. Nyatanya, di rumah sebesar ini, dia hanya mempunyai diri sendiri untuk menyembuhkan lukanya.

Helaan napas berat mengudara setelah menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan dengan menempelkan plester di kening. Haura mengusap air mata yang baru saja jatuh menggunakan lengannya. Senyuman penuh keterpaksaan terukir, meyakinkan diri bahwa banyak hal baik menantinya di depan. Setidaknya untuk saat ini, dia hanya perlu terus bertahan dan menahan dirinya.

Sambil mengumpulkan sisa-sisa tenaga, Haura mengganti seragam lusuhnya dengan satu setel baju tidur dan sebuah sweter tebal. Seketika dia merasa jauh lebih baik dalam balutan pakaian hangat. Haura lalu berjalan menuju kasur empuknya untuk membaringkan tubuh. Namun, 10 detik kemudian, dia kembali bangkit karena merasa melupakan sesuatu.

Haura cepat-cepat meraih ponsel yang habis daya dan mengisi dayanya. Butuh waktu kurang dari satu menit, ponsel berlogo buah digigit tersebut sudah kembali menyala. Beberapa pesan masuk dari Ghea membuatnya menepuk jidat.

 Beberapa pesan masuk dari Ghea membuatnya menepuk jidat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAURA JASMINE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang