07. HEXA

85 52 64
                                    

Anyeong

Aku up lagi👀❤️

Absen kalian baca pagi, siang, atau sore?

Jangan lupa komen di paragraf juga ya, gak cuma next doang:(

07. HEXA

"Ini beneran lo semua pada lupa ya? Dia, kan, ada trauma karena hampir dilecehin waktu naik angkot." -Heksa

****

------------------------------
FISIKA MANIA

Ghea :
"@bagas, jelek banget nama grupnya."

Bagas :
"Daripada kayak sebelumnya kAKU KayAk KAnEbo kERiNg."

Ghea :
"Typing lo alay banget rill."
"Lagian yang buat nama grupnya Haura tau."
"Ra parah banget nama grupnya dikatain, Ra."

Haura :
"Ihh parah banget Bagas:( ."

Ghea :
"Kan anak orang jadi sedih."
"Lo sih."

Bagas :
"Hehehe bercanda Ra."
"Keren kok nama grupnya."

Ghea :
"Huuuu."
"Dah dah mending pada otw ke sekolah."

Haura :
"Kamu udah berangkat Ghe?"
"Kalau belum, aku mau bareng boleh?"
"Bang Jeff udah nggak bisa anter jemput lagi:( ."

Ghea :
"Yahh gue udah mau sampe ke sekolah Ra."
"Apa lo mau dijemput sama supir gue?"
"Nanti biar gue minta tolong Bapaknya ke rumah lo."

Haura :
"Ehh nggak usah Ghe."
"Nggak enak ah."

Bagas :
"Yaudah bareng sama gue aja Ra."
"Gue baru mau otw nihh."

Ghea :
"Nahh yaudah bareng Bagas aja."

Haura :
"Nggak usah Gas nggak apa-apa."
"Ini nanti gue minta anter sama kakak-kakak aja."

Ghea :
"Emang mereka pada mau?"
"Udah lah sama Bagas aja Ra."

Haura :
"Beneran nggak usah."
"Ini aku udah mau otw juga kok."
"Kalian semua hati-hati yaa."

Haura mematikan ponselnya sambil menghela nafas pelan. Tentu saja dia berbohong. Mana mungkin kakak-kakaknya ada yang mau mengantar? Mereka pasti menolak mentah-mentah dan berakhir mengatainya beban keluarga.

Saat ini waktu menunjukkan pukul 6.15, yang artinya masih tersisa 45 menit lagi sebelum gerbang ditutup. Haura bingung sekali. Sungguh, dia sangat ingin menerima penawaran Bagas. Namun, mengingat bagaimana Bunda memukulinya malam itu, membuatnya mengurungkan niat. Sedangkan untuk memaksakan diri menaiki angkutan umum pun rasanya Haura belum sanggup. Dia masih dihantui ketakutan akan mengulangi kejadian yang sama, dan memikirkan itu saja membuat tubuhnya gemetar.

Maka opsi terakhir yang bisa Haura pilih adalah berjalan kaki ke sekolah.

Jarak dari rumah ke sekolah sekitar lima kilometer. Jika berjalan kaki, mungkin dia memerlukan waktu sekitar satu jam. Secepat apapun dia berjalan, pasti akan tetap terlambat. Untuk membawa kendaraan pribadi pun tak bisa karena dia belum cukup umur. Penyesalan hinggap di benaknya, kenapa tadi tidak bangun lebih awal?

HAURA JASMINE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang