[ selamat membaca, jangan lupa dukungannya! terimakasih~ ]
Semburat jingga pekat menyapa dari ufuk barat, perlahan langit menggelap mengusir senja, menandakan malam akan segera tiba. Sedikit demi sedikit, kedua netra gelap itu terbuka. Tangannya meraba kesekitar, akan tetapi yang ia rasakan adalah tanah basah. Kepalanya berusaha menoleh, menelisik tempat ia terbaring sekarang ini, menyadari bahwa tempat ini bukanlah tempat terakhir ia berbaring. Tempat ini adalah hutan.
"Aku dimana?"
Kalimat pertama yang terlontar saat dirinya berusaha bangkit. Tubuhnya kotor terkena tanah basah, rambut panjangnya tak kalah kotor dan lepek. Ajaibnya pakaian sederhana saat terakhir ia tertidur, berbeda dengan pakaian yang sekarang ia kenakan. Aneh sekali.
Perlahan ia bangkit, keseluruhan tubuhnya terasa begitu kaku dan sakit saat bergerak. Kaki telanjangnya terasa dingin menyapa tanah basah yang menjadi pijakannya.
Gadis itu—Thia, mulai berjalan tidak tentu arah, perasaannya berkecamuk, antara bingung sekarang dirinya ada dimana, dan takut akan terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan nanti. Lagipula, seingatnya ia tertidur nyenyak didekat perapian di kediaman hangat Utara. Namun kenapa ia terbangun di sebuah hutan yang asing. Bahkan di daerah sekitar rumahnya, tidak ada hutan sama sekali.
Hutan ini tak berujung, sungai pun tidak ia temukan. Sepanjang perjalanan hanya ada pepohonan pinus tinggi menjulang yang terlihat sudah tua, jangan lupakan tumbuhan benalu dan akar belukar yang juga menyakiti kaki telanjangnya.
Rasa takut semakin menggerogoti hatinya, perasaan Thia semakin tidak enak saat dirinya tanpa sengaja mendengar suara langkah kaki yang lain. Dengan rasa panik yang mulai membanjirinya, perlahan netra nya menelisik kesekitar. Sedetik kemudian matanya melotot tidak percaya.
Dibelakangnya, ada babi hutan raksasa yang tengah menatapnya dengan ganas. Dengan kesadaran penuh, Thia memilih berlari kencang, sehingga gerakan tiba-tiba itu membuat si babi hutan raksasa mengaum dan mengejar gadis itu.
Thia berlari sekuat tenaga, mengabaikan duri-duri yang menyakiti kakinya. Yang Thia pikirkan sekarang hanyalah berlari menghindari babi hutan itu.
Langkah lebarnya kalah dengan lengkah besar babi hutan itu, mengikis jarak keduanya hingga semakin dekat. Thia berteriak tercekat dan menangis kencang, tenggorokannya tercekat, napasnya semakin pendek. Thia belum siap mati muda.
Namun, suara teriakan melengking menggema begitu saja, ketika tubuhnya terjatuh kesebuah lubang yang dalam. Tubuhnya terbanting kencang diatas tanah yang lebih lembek dari sebelumnya. Semakin kaku dan semakin sakit pula keseluruhan tubuhnya.
Sejenak Thia bersyukur dalam hati, tidak lagi mendengar suara getaran tanah ketika babi hutan itu berlari mengejarnya. Sedetik kemudian rasa bersyukur itu sirna, mendengar suara desisan yang ia yakini adalah suara seekor ular. Dengan cepat ia menegakkan tubuhnya untuk keluar dari lubang dalam tersebut. Memastikan bahwa ada dinding yang bisa ia panjat, dengan segenap kekuatan ia mulai memanjat dinding itu, melupakan setiap luka dari tangan dan kakinya.
Pada akhirnya, Thia kembali ke pijakan yang sama, menatap pohon-pohon menjulang tinggi yang masih sama, dan juga langit yang masih sama. Menangis mungkin tidak akan membuahkan hasil, tapi hanya itu yang bisa ia lakukan. "Ya Tuhan, aku belum siap mati," gumamnya putus asa.
Tubuhnya kembali bangkit, meski kekuatannya telah terkikis habis, Thia memilih untuk tetap berjalan tertatih tanpa tujuan, seperti orang yang tidak tahu arah.
Langit semakin gelap, tidak ada lagi harapan yang tersisa. Thia memeluk tubuhnya sendiri, rasa sakit menggerogoti seluruh tubuhnya. Sejenak, pendengarannya menangkap suara aliran air yang begitu deras, egonya membawa untuk berjalan mendekat kearah suara tersebut. Ada sedikit harapan saat melihat aliran sungai yang bersih dan cukup kencang. Namun, terlalu takut untuk mendekat, ia memilih berjalan sedikit jauh untuk mengikuti arah dari aliran sungai tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETHEREAL
Fantasia[ PERINGATAN! ] Cerita ini akan membawa anda ke dalam perjalanan yang menakjubkan dari dunia fantasi yang indah. Namun, bersiaplah untuk menghadapi kenyataan yang keras dan petualangan yang penuh rintangan. Pastikan bahwa anda siap untuk menyelami d...