Pretty Boy (Taekook)

CH 11

Ketika kita jatuh cinta, semua hal rasanya berhenti dan hanya fokus pada dia saja, bahkan kita akan melakukan hal apapun untuk orang yang kita cinta, tak perduli seberapa sulit itu semua, cinta benar-benar membuat kita menjadi buta.

Buta dalam hal apapun, semua tersulap menjadi suatu hal yang indah, maka tak ayal orang yang sedang dimabuk cinta ia akan melupakan dunianya.

Seperti halnya Taehyung, pria itu terkenal bengal, tukang gonta-ganti pasangan, sering mengunjungi club malam dan kerap menyewa jalang untuk menuntaskan hasratnya.

Namun setelah mengenal Jungkook, perlahan Taehyung melupakan kebiasaan nya, ia mulai menarik diri dari gemerlap nya dunia malam. Setiap hari hanya Jungkook di otaknya, pria itu benar-benar sudah ketergantungan kepada Jungkook, sehari saja tak bertemu pria manis itu hidup nya terasa hambar.

Tak ada kata bosan bagi Taehyung untuk bertemu dengan Jungkook, bahkan setiap waktu pria itu selalu menempeli Jungkook seperti prangko, rasanya ia tak mau berjauhan dengan Jungkook, setiap hari mereka akan pergi ke kampus, setelah itu Taehyung akan mengantarkan  ke tempat dia bekerja, lalu menjemputnya ketika pulang. Dan setiap malam ia akan menginap di flat pria manis itu, meski mereka sering tidur diatas tempat tidur yang sama namun mereka tidak melakukan hal aneh, selain berpelukan sepanjang malam dan menyambut pagi dengan keceriaan.

Tentu dengan kebiasaan Taehyung yang seperti ini membuat Tuan Kim selaku orangtua Taehyung naik pitam, sudah beberapa hari ini Taehyung jarang tidur dirumahnya, anak itu pulang ketika sore saja sehabis kuliah, setelah itu ia akan pergi lagi. Melakukan makan bersama dengan keluarga pun sudah tak pernah ia lakukan lagi, ia lebih memilih makan bersama Jungkook.

Tuan Kim tau dengan apa yang telah anaknya lakukan, seseorang telah memberinya informasi jika Taehyung sedang dekat dengan seorang pria dan mereka kerap menghabiskan waktu bersama di flat, tak ingin anaknya terjerembab terlalu jauh dengan hubungan sesama jenis, Tuan Kim berencana akan mempertemukan Taehyung dengan anak perempuan sahabatnya. Tentu Taehyung belum mengetahui itu.

"Mau kemana lagi kau Taehyung?" Teriak Tuan Kim yang sedang menyilangkan kaki nya diatas sofa mewah berwarna gold sembari menghisap cerutu, matanya tak berhenti memindai pergerakan anaknya yang sedang menuruni tangga.

"Aku harus ke rumah teman ku untuk mengerjakan tugas." Jawabannya sedikit acuh, menoleh sekilas lalu kembali melangkahkan kakinya hendak berjalan menuju pintu rumah.

"Berhenti Taehyung, Appa ingin bicara dengan mu!"

Tak ingin di cap anak durhaka, lantas Taehyung pun menghentikan langkahnya dan memilih menghampiri sang Appa, ia pun ikut menududukan tubuhnya diatas sofa mewah itu, mereka duduk dengan saling berhadapan.

"Kau mau kemana?" Tanya sang Appa sekali lagi untuk memastikan.

"Sudah ku bilang, aku akan ke rumah teman ku !" Suaranya terdengar serak dan penuh penekanan, sebelah alisnya ikut terangkat.

"Siapa? Teman mu yang tinggal di flat kecil itu? Yang setiap hari kau antar jemput dengan motor sport mahal mu?" Appa Kim kembali menghisap cerutunya, pria itu terlihat santai, namun sorot matanya begitu tajam mengintimidasi Taehyung.

"Dia teman kuliah ku." Jawabannya sedikit gugup dibarengi tangan yang menyibak rambut lalu wajahnya melengos begitu saja.

"Teman? Sejak kapan kau berteman dengan adik tingkat mu? Kau selalu bilang sedang mengerjakan tugas skripsi mu dengannya, mata kuliah kalian jelas berbeda, kenapa kau lebih memilih mengerjakan skripsi dengan anak itu daripada teman sebaya mu?" Kali ini wajah Tuan Kim terlihat lebih serius, sorot matanya bertambah tajam, saat melihat wajah Taehyung yang terlihat begitu gugup.

"Sejak dua bulan yang lalu Appa, dia adalah tutor ku, dia anak yang pintar, aku perlu bantuannya untuk skripsi ku." Taehyung terpaksa berbohong bagaimana pun ia tak ingin hubungan nya dengan Jungkook diketahui oleh sang Appa, terlebih Jungkook adalah seorang pria. Saat ini Taehyung memang sedang mengerjakan skripsi, bagi Taehyung itu hal yang mudah tidak perlu bantuan tutor ataupun seorang joki, ia bisa mengerjakan nya sendiri.