11

761 133 14
                                    

setelah membawa paksa anne menuju ke mobilnya, jevano langsung membuka pintu penumpang dan mendudukkan sang gadis disana. sedangkan anne sendiri terlihat celingukan mencari cari sosok pemuda yang tadi bersamanya.

"kita kerumah sakit dulu, lu harus periksa" ucap jevano begitu masuk kedalam mobil dan memakaikan seatbelt untuk anne.

"gak, gausah. aku gapapa, ini cuma kekilir biasa, ntar di kasih krim nyeri juga ilang sakitnya" tolak anne dengan cepat. sekarang ia sedang memikirkan nasib max yang tadi berlari menyerahkan dirinya kepada para polisi itu.

"tapi lo demam, kata luna lu demam sama pusing kan? kenapa sekarang malah keloyongan sampe sini" omel jevano dengan menatap anne marah.

"a--aku-- a--aku----"

"lu kenapa? lu nyari cowo lu disini?" sela jevano.

anne menggeleng, "aku gak punya pacar" sangkalnya.

"oh, kalau bukan buat nyariin pacar, terus ngapain disini? sempet sempetnya kesini pas lagi sakit."

"aku-- aku nyariin temenku" jawabnya jujur.

jevano yang mendengar alasan anne ada disini malah menyunggingkan senyumnya, "temen lu? temen yang tadi ninggalin lu gitu aja pas lu  lagi susah jalan kayak begini? orang kayak gitu masih lu anggep temen?"

"dia gak ninggalin aku, dia malah nolongin aku jev" bela anne dengan cepat.

"kalau dia emang niat buat nolongin lu, harusnya dia tadi anterin lu pulang, bukan malah ninggalin lu gitu aja. mana tempatnya sepi banget lagi. kalau lu tadi kenapa kenapa gimana? terus kalau tadi tiba tiba ada gerombolan preman dateng gimana ann?" omel jevano panjang lebar, anne yang melihat jevano seperti itu hanya diam dengan mulut terbuka. ia baru pertamakali melihat jevano seperti ini. ah, atau memang dia saja yang tidak tau jika jevano ini tipekal oranng yang cerewet aslinya.

anne yang di berondong pertanyaan seperti itu hanya bisa terdiam.

melihat keterdiaman anne, membuat jevano gemas sendiri. belum lagi di ekspressi sang gadis yang terlihat begitu menggemaskan jika sedang di marahi seperti ini.

jevano menghela nafas kasar lalu menghidupkan mesin mobilnya, "yaduah, sekarang kita ke rumah sakit ya" ajak jevano sekali lagi.

namun lagi lagi anne menggelengkan kepalanya menolak ajakan sang lelaki, "pulang aja" jawabnya lirih.

mendengar jawaban dari anne yang lagi lagi tidak mau di bawa ke rumah sakit membuat jevano kembali mendekatkan tubuhnya pada anne. tangan besarnya terulur menyentuh kening anne. "tapi lu masih demam ann"

"gapapa, aku emang belum minum obat. makanya demamnya belum turun turun, ntar sampe rumah aku minum obatnya pasti langsung sembuh" jawab anne dengan menatap jevano sendu.

"yaudah, kalau gitu kita mampir ke resto buat beli makan, terus ke apotek, buat belli obat"

"gausah jevano, aku udah makan, dan aku juga udah punya obat di rumah" tolak anne lagi.

karena jevano sudah kehabisan akal, di tambah dengan waktu yang sudah semakin larut malam, akhirnya ia menyetujui permintaan anne untuk langsung pulang ke kost aja.

"yaudah, gue anter pulang. tapi--- tapi ntar begitu sampe rumah bales chat gue"

.....

"tenang lun, pasti anne baik baik aja" ucap mario mencoba menenangkan luna yang terdengar begitu khawatir terhadap anne yang belum juga pulang sedari tadi.

"baik baik gimana sih mar? emang lo yakin kalau jevano nyusul anne? bukan nyusul rebecca?" jawab luna dari sebrang sana. kedua sejoli itu saat ini sedang berbicara via sambungan telfon.

TRIANGLE  [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang