dengan menahan malu, anne berlari menuju kostnya dan masuk. tapi barusaja ia membuka pintu, luna sudah berdiri disana sambil senyam senyum tidak jelas.
"astaga luna, ngagetin aja" kejut anne sembari memegangi dadanya.
luna sendiri hanya tersenyum penuh arti menatap anne lalu melongok ke depan melihat jevano yang masih berada di tempatnya dan menatap ke arahnya.
'aduh aduh yang habis ngedate" goda luna dengan menaik turunkan alisnya.
"apasih lun, udah ah, ngapain kamu disini. ini udah malem luna, ayo tidur" ajak anne sembari menutup pintunya, namun sebelum itu, ia menyempatkan dirinya untuk tersenyum terlebih dahulu pada jevano yang kini menyalakan mesin motornya dan hendak pulang.
"kenapa tadi pulang sih, kalau masih mau berduaan, tadi nginep aja" bisik luna yang mendapati anne masih menatap jevano.
cepat cepat anne menutup pintu dan menggandeng luna agar ikut dengannya naik ke lantai atas.
"gimana ann kesan pertamanya ngedate sama bang jevano?" tanya luna penasaran, "kelaperan engga? pasti engga dong ya, jevano kan bukan mokondo" lanjutnya dengan terkikik.
dan anne hanya bisa diam mendengarkan celotehan dari luna yang begitu sangat bersemangat menanyakan pengalaman pertamanya pergi bersama jevano.
"ya maaf ya ann, bukannya gue kepo apa gimana. tapi sumpah! ini pertamakalinya gue lihat jevano itu pdkta sama cewe. dan cewe itu adalah temen gue sendiri. gue gak nyangka tuh anak bakal deket sama temen gue, secara kan dia yaa--- agak agak gimana gitu ya. gue pikir dia itu sukanya yaa modelan cewe cewe bad girl gitulah. eh taunya nyantol sama lu ann" kikiknya. "trus dia kan tipenya cowo misterius gitu ya, udah misterius, dingin lagi. malah awalnya gue itu mikirnya dia itu gay atau malah ga bakal punya pacar kalau gak di jodohin. makanya gue seneng banget waktu liat lu sama dia deket. gue gemes sendiri ann liatnya"
"aku sama jevano ga ada apa apa lun. jangan berpikiran yang terlalu jauh, kita cuma temenan" jawab anne dengan tersenyum.
"tapi jevano gak suka temenan sama cewe ann" balas luna.
"itu si re---"
"jevano temenan sama rebecca karena reno" potong luna dengan cepat, "kalau bukan karena reno, jevano ga bakal temenan sama tuh nenek lampir" lanjutnya
anne terdiam beberapa saat, barusaja ia membuka mulutnya hendak menanggapi ucapan luna. ponselnya tiba tiba bergetar dan berbunyi.
ting!
ting!
setelah mengambil ponselnya dan membuka pesan yang masuk, ia kemudian menoleh menatap luna yang masih cengar cengir sembari menatapnya.
"ini udah malem, mending ayo tidur. besok kuliah" ajak anne.
"aduduh, saking asiknya ngedate sama abang gapura kabupaten sampe ga sempet baca grup" sindir luna.
gadis cantik itu mengernyitkan dahinya bingung, ia tidak mengerti dengan apa yang di maksud oleh luna. "grup?" tanyanya memastikan.
luna menganggukkan kepalanya, "iya, besok kan jam kosong, pak dosen gideon sakit. jadi kita cuma di suruh ngumpulin tugasnya aja ke asisten dosen"
"oh gitu" beo anne.
"iyaaa, makanya--- walaupun lagi asik berdua duaan, sempetin dong baca pesan di grup. jangan cuma baca chatnya jevano aja, yang lu pin paling atas" ejek luna sambil berlalu masuk ke kamarnya.
"kok luna tau" gumam anne dengan menahan malu.
....
"mau kemanasih by, udah disini aja" tahan seorang pemuda saat kekasihnya hendak berdiri dari atas pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE [M]
Fanfiction21+ Rasanya semua seperti mimpi, jika di tanyapun-- tidak ada orang yang mau merasakan hidup seperti ini. anne, gadis cantik berambut pirang itu harus menahan rasa sakitnya sendirian. entah, ia sendiri juga tidak tau apa kesalahannya di masalalu sam...