"yuk ann" ajak jevano begitu selesai membayar semua makanan yang di bawanya.
sementara itu, anne sendiri terlihat diam melamun menatap dompet yang di bawa oleh jevano.
"ann, ayo" ajak jevano lagi saat menoleh mendapati anne yang hanya diam melamun di sampingnya.
"ann" panggil jevano sekali lagi, namun kali ini dengan mengusap pelan pundak anne.
anne yang merasakan usapan jevano pada pundaknya seketika tersadar, "eh iya jev. maaf" jawabnya sedikit gugup.
"kenapa? kok ngelamun? capek ya? oh, atau lu laper ya pasti. yaudah yuk makan dulu aja"
"enggak kok jev, aku gapapa. aku cuma--- aku cuma salfok aja liat dompet kamu, bagus"
pemuda tampan itu kemudian menatap dompet yang di bawanya lalu tersenyum pada anne, "ini dompet abang gue. dompet gue ilang ga tau dimana" jawabny.
mendengar jawaban jevano, seketika anne tersadar, kan dompetnya jevano ada sama dia. cepat cepat anne membuka tasnya dan mengambil dompet jevano dari dalam sana untuk di berikan pada sang pemilik.
"eh, dompet kamu enggak ilang jev, ini aku simpenin. aku lupa ngasih ke kamu" jelas anne sembari menyodorkan dompet jevano. "ini ga sengaja ketinnggalan pas kamu pingsan malem itu jev" imbuhnya.
"makasih ya" ucap jevano sembari mengambil dompet itu dari tangan anne, "gue pikir dompet gue udah ilang" imbuhnya dengan terkekeh.
"maaf ya udah buat kamu panik jev, aku beneer bener lupa mau balikin ke kamu. coba kamu cek deh, masih utuh apa enggak" ucap anne lagi.
bukannya menjawab, jevano malah tertawa kecil lalu meraih tangan anne untuk di genggamnya. dan tanpa mengucapkan apapun, pemuda tampan itu menarik anne untuk keluar dari mini market dan duduk di kursi yang ada di depan sana.
"nih makan dulu" suruh jevano setelah membukakan sebungkus roti untuk anne, tak lupa pemuda itu juga membukakan tutup botol minuman dingin yang di berikan pada sang gadis.
dengan senang hati anne menerima roti pemberian jevano, "makasih jev"
"hm" dehem jevano.
perlahan anne memakan roti itu, sementara jevano, sedari tadi lelaki itu tak hentinya menatap sang gadis. hingga tanpa sadar, tangannya mulai naik dan menyingkap anakan rambut anne yang terurai menutupi pipi sang gadis.
"jangan lakuin itu lagi ann" lirih jevano yang bisa di dengar oleh anne.
sontak anne menoleh, menatap bingung pada jevano.
"jangan berpikiran buat lompat dari jembatan kayak semalem ann" lanjut jevano, "gue gak nyangka cewe sepolos dan sependiem kayak lu gini bisa berpikiran hal gila juga"
"maksud kamu apasih jev?" tanya anne tak mengerti.
jevano menghela nafas panjang lalu mencondongkan tubuhnya menghadap pada anne sepenuhnya, ia menatap dalam mata sang gadis, "kalau ada masalah, jangan di pendam sendiri. lu bisa cerita sama gue. gue siap dengerin keluh kesah lu"
lagi lagi anne mengernyitkan dahinya bingung, ia benar benar tidak mengerti akan apa yang di bicarakan oleh jevano.
"jangan kayak semalem ann, jangan sekali kali lu berpikiran buat lompat dari jembatan, jangan pernah berpikir buat bunuh diri ann, hidup lu masih panjang"
nah sekarang anne mengerti maksud jevano, ia kemudian tersenyum lalu membenarkan duduknya menjadi menatap jevano sepenuhnya, "yang mau bunuh diri siapa sih jev?" kekehnya, "kamu pasti salah paham sama yang semalem. yang semalem itu, aku bukan mau bunuh diri, aku cuma lagi nikmatin semilir angin malem aja" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIANGLE [M]
Fanfiction21+ Rasanya semua seperti mimpi, jika di tanyapun-- tidak ada orang yang mau merasakan hidup seperti ini. anne, gadis cantik berambut pirang itu harus menahan rasa sakitnya sendirian. entah, ia sendiri juga tidak tau apa kesalahannya di masalalu sam...