BUMANTARA: Teriakan si Guntur

79 14 4
                                    

Ternyata, orang lain lebih menyenangkan daripada keluarga kita sendiri,

❝ Ternyata, orang lain lebih menyenangkan daripada keluarga kita sendiri, ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"DAVIN! BURUAN KESINI!"

"Anjir lah! Bau banget cok!"

Bumantara mengeryit mendengar teriakkan Mas nya di depan sana. Apa gerangan yang membuat mas nya mengamuk pagi-pagi buat ini?

Dan omong-omong, Sanjaya dan Nindita, ayah dan bunda mereka sedang tidak ada di rumah pagi ini. Oleh karena itu nada bicara dan aksen mereka berubah.

Bumantara berlari kecil menghampiri sumber suara, ternyata masnya berada di dapur. Berdiri dengan sebelah tangan bertolak pinggang, sebelah tangannya lagi menutup kedua lubang hidungnya. Oh, jangan lupakan wajah menyeramkan yang ditunjukkan oleh Anca.

"Apa sih mas? Pagi-pagi udah teriak-teriak aja?" Tanya Bumantara heran.

"Tuh! Liat tuh!" Anca menunjuk seekor kucing mungil abu-abu yang meringkuk takut di pojok lemari sudut.

"Aseelah!"

"Kucing bogel lo berak sembarangan! Rumah jadi bau tayi, anjir!"

Bumantara langsung menghampiri kucingnya dan menggendongnya, ia menatap Anca yang masih dengan posisinya.

"Udah gue bilang, nggak usah melihara kucing! Nyusahin! Di kasih makan malah berak sembarangan!" Omel Anca menggebu-gebu.

"Bacot! Aseelah nggak mungkin berak sembarangan kalau nggak ada sebab!" Bantah Bumantara tak terima.

Jelas ia tak terima, kucing kesayangannya di tuduh buang air besar sembarangan. Aseelah memang hanya seekor kucing, tapi Aseelah sudah paham dimana tempat ia harus makan, tidur, bermain dan buang hajat. Bumantara sudah mengajarkannya.

"Halah! Lo pikir tu kucing superhero apa?! Dia mana paham bahasa lo!" Seru Anca meremehkan.

"Aseelah bahkan lebih paham gue daripada kalian!" Tukas Bumantara sinis.

"Gisan!" Lanjutnya berteriak.

Tepat sekali Gisan muncul dengan segelas susu cokelat di tangannya. Si bungsu Baskara menatap kedua kakaknya dengan wajah tengilnya.

"Ribut anjir!" Katanya lempeng.

"Lo apain aseelah?!" Bumantara langsung melemparkan pertanyaan itu pada adiknya.

Gisan menegak habis susunya,
"Aah.. nih, gue bagi dia dikit, tadi," jawabnya enteng.

"Kurang ajar! Lo mau bikin aseelah mencret, hah?!"

ʟᴀɴɢɪᴛ ɪᴛᴜ ʙᴜᴍᴀɴᴛᴀʀᴀ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang