BUMANTARA: Gisan

43 6 2
                                    

Pengaruh buruk seorang teman itu beneran ada, ya,

"Gue sering nyiduk dia lagi ngerokok bareng kakak kelas, bang,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue sering nyiduk dia lagi ngerokok bareng kakak kelas, bang,"

Bumantara ingat betul, raut wajah Guntur saat mengatakan kebenaran itu terlihat sangat takut dan khawatir.

"Pas gue ngelarang dia, dia malah ngajak gue buat ngerokok juga. Gue takut, bang. Selain ngerokok, gisan juga sering bolos."

Perbincangannya dengan Guntur semalam benar-benar mengganggu konsentrasi belajar Bumantara. Sangking terganggunya, ia bahkan hampir kesiangan melaksanakan shalat Subuh. Beruntung Nindita menelponnya.

"Pagi," Bumantara menatap sang adik yang baru saja duduk di kursinya.

Bumantara langsung menyajikan nasi goreng sederhana buatannya didepan Gisan, tak lupa dengan segelas susu putih hangat.

"Langsung makan aja," titahnya sembari memperbaiki kerah seragam batik Gisan.

Gisan pun hanya mengangguk patuh,
"Eh, mas anca udah pergi?" Tanyanya.

"Udah, dia ada keperluan sama dosennya," jawab Bumantara seadanya.

Gisan kembali melanjutkan sarapannya dalam diam, sedangkan Bumantara memilih memperhatikan adik bungsunya. Merasa di perhatikan, Gisan pun menatap sang kakak dengan malas.

"Kenapa ngeliatin gue?" Tanyanya.

"Sejak kapan lo ngerokok?" Bumantara bertanya balik.

Tanpa takut, ragu dan panik, Gisan menjawab: "baru aja, sih." Jawabnya santai.

"Ayah kan ngelarang kita ngerokok, san. Sekarang lo sama mas anca ngerokok, kalau ayah tau gimana? Ayah bisa marah besar," tutur Bumantara tenang, namun tersirat kekhawatiran.

"Yaelah, santai aja, sih. Kan ayah nggak tau, kecuali kalau lo cepu. Lagian, gue kan anak kesayangan ayah sama bunda. Yakali gue dimarahin, emangnya gue mas apin.." 

Dan dari cara Gisan menjawabnya, Bumantara sudah sangat yakin. Pergaulan adiknya sudah sangat jauh dan bebas. Pergaulan Gisan disekolah pasti tidak sehat, sama seperti pergaulan Anca.

"Mas cuma mau ngingetin aja, san. Berenti mulai sekarang, sebelum lo kecanduan."

Gisan tersenyum manis, "iya, mas apin." Katanya lalu mendelik malas.

"Udah, ayok anter gue,"

Tok tok!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ʟᴀɴɢɪᴛ ɪᴛᴜ ʙᴜᴍᴀɴᴛᴀʀᴀ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang