BAB 18: INGKAR JANJI

39 3 0
                                    

Airlangga's POV

"Kenapa lo? Mulai bergetar hati mikirin dia ampe senyum-senyum gitu?"

"Ah, jangan Ge-er lo!"

"Nah, itu, kenapa ama lo Ga? Gue masuk sini lo aja gak tahu, malah senyum-senyum gitu sambil bengong!"

Aku gak nyadar kalau ada Krisna di hadapanku. Dan sudah beberapa hari terakhir ini dia selalu saja menuduhku kalau aku ini punya hubungan khusus dengan wanita yang berstatus sebagai istri pura-puraku, Anna.

"Gue seneng udah mau balik ke apartemen gue. Senang karena bentar lagi gue nggak butuh lagi bantuannya dan kondisi gue sudah membaik! Jadi lo Jangan berpikir macam-macam apalagi sampai nuduh kalau gue punya keinginan nina ninu ama dia!"

Jelas aja aku menolaknya! Aku jatuh cinta pada Anna? Krisna cuma mimpi!

Hubunganku dengannya hanya berdasarkan hubungan bisnis dan kerjasama yang saling menguntungkan untuk membuat kami tidak terikat dengan kemauan keluarga.

Aku dengan kehidupanku sendiri dan dia pun sama. Kalaupun dia membantuku di rumah sakit itu karena ada perjanjian di antara kami sekarang. Tapi memang sulit meyakinkan Krisna seperti saat ini dia juga mencebik padaku.

"Ya mungkin sekarang lo belum mau ngakuin aja! Tapi suatu saat nanti kalau-"

"Amira! Mendingan lo pastiin keberadaannya  dan kapan dia mau balik ke Indonesia! Bentar lagi tanggal perjanjian gue sama dia juga udah deket tenggat waktunya. Amira itu calon bini gue. Dia itu cewek tulen bukan cewek jadi-jadian yang setengah cowok dan setengah cewek yang suka sama cowok juga model Andro kaya si Anna."

Aku mendengus kesal dan aku menekankan sekali lagi di sini kalau hubunganku dengan Anna tidak lebih dari sekedar kerjasama yang saling menguntungkan. Awas aja kalau sampai Krisna menuduh macam-macam lagi! Aku tidak akan segan untuk melemparkan kruk ini ke mukanya.

"Kalau emang nggak suka ama dia udah dong nggak usah sewot gitu! Gue kan cuma nanya gara-gara gue ngeliat lo senyum-senyum sendiri! Emang apa sih yang lagi lo senyumin? Kan lo nggak cerita sama gue makanya nggak salah dong kalau gue nuduh lo ada main ama dia?"

"Udahlah! Mending lo urusin administrasi gue! Udah beres belum!"

Tadi kan aku udah jelaskan kalau aku senang karena aku mau pulang ke rumah. Jadi itu yang membuatku senyum-senyum.

Kenapa? Iya karena aku udah nggak harus lagi minta tolong dia buat ngebantuin aku. itu artinya aku nggak perlu lagi bergantung sama dia buat ngebersihin badanku. Nggak perlu lagi nunjukin ke dia tubuhku. Kami bisa menjalankan kehidupan kami seperti biasanya dan aku nggak perlu lagi nahanin rasa malu karena dia. Semua ini sudah kupikirkan detailnya.

"Tenang aja semuanya udah beres! Tinggal sekarang, lo mau gue antar balik nggak?"

"Ya nggaklah! Gue mesti nungguin dia."

"Tuh, kan tuh-"

"Ssst, jangan bias, deh lo! Bokap nyokapnya dia, bilang mau ke sini sekarang dan bokap gue juga sama! Kalau gue balik sama lo mereka pasti nanyain di mana bini gue! Jadi gue nungguin dia karena gue punya alasan sendiri! Ngerti lo?"

Lagi-lagi aku menampik tentang perasaanku pada Anna. Nggak ada perasaan lebih selain kami hanya menjalankan hubungan kami berdasarkan kontrak perjanjian yang sudah kami buat. Dia istriku dan dia tadi juga sudah berjanji padaku kalau dia akan datang dan kami akan pulang bersama.

Aku memintanya bukan karena aku ingin dia memperhatikanku sebagai suaminya Tapi ini semua hanyalah cara membuat orang tua kami makin percaya kalau hubungan kami baik-baik aja dan mereka nggak akan lagi curiga!

Si Tomboi Mencari CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang