Eps 3. Latifah

12 6 0
                                    

Tahun 2009

Suasana hari pertama masuk sekolah kian jelas terasa. Melihat anak-anak kelas satu di antar oleh para orang tua mereka untuk bersekolah membuat suasana ramai. Ada anak yang menangis, ada yang orang tuanya sedang berebut kursi untuk anak-anak mereka, ada juga beberapa orang tua sedang sibuk berbicara dengan para Guru.

Dewa melihat semua itu saat ia berjalan menuju ruang kelas Enam. Begitu berada di depan pintu, dia mengedarkan pandangan ke segala arah. Mencari tempat duduk yang bagus selama dua semester.

"Eh itu bukannya Dewa, ketua kelas 5-A itu?" tanya salah seorang siswi dengan berbisik.

"Iya, iya, ganteng banget." Seorang siswi membalas.

"Tapi bukannya dia lagi dekat sama anak kelas sebelah? Itu loh namanya siapa ya, Via?"

"Mereka pacaran? Kalau tidak bisalah kita akrab dengan dia."

"Kau tidak tahu sifat Dewa itu bagaimana? Dia itu orangnya tidak mau berbicara kalau tidak ada yang penting. Dia itu tipe cowok yang bodo amat dan nggak bisa diajak bercanda."

Dewa tidak ambil pusing. Dia mengambil sebuah meja yang dekat dengan jendela lalu membaca buku. "Permisi," suara seorang anak perempuan menginterupsi.

Dia tersenyum saat Dewa menatapnya balik. "Boleh tidak aku duduk di sini? Semua kursi sudah penuh tinggal kursi di sebelahmu saja yang belum."

Dewa masih menatap perempuan itu lalu mengangguk. "Terima kasih." Perempuan itu segera duduk, meletakkan tas di atas meja. "Namaku Irene, namamu siapa?"

"Dewa," balas Dewa singkat.

"Ok Dewa, mulai sekarang kita teman sebangku. Kalau kau butuh bantuan kau bisa meminta tolong padaku."

***

Suara dering ponsel membangunkan Dewa dari tidur. Dia mengerjapkan mata sebentar sebelum akhirnya mengubah posisi menjadi duduk. "Irene, Irene!" Dewa keluar dari kamar, dia buru-buru mengecek kamar tamu tempat Latifah beristirahat.

Hasilnya tidak ada orang di sana. "Irene," panggil Dewa sekali lagi. Namun tak ada jawaban. "Irene!" Dewa panik. Berpikir jika Latifah sudah pergi.

"Semalam sampai sekarang Tuan Dewa selalu memanggil nama itu." Dewa balik badan, menemukan Latifah yang menguap. Tampaknya baru saja bangun.

"Kamu ke mana saja? Tadi aku ke kamar tapi tak melihatmu."

"Saya ada di kamar mandi Tuan. Nama itu sejak tadi malam selalu dipanggil. Irene itu siapa? Kenapa selalu saja Tuan Dewa memanggil saya dengan nama itu?" Pertanyaan dari Latifah tak serta merta di jawab.

Bel rumah berbunyi. Dewa berjalan menuju kamera pengawas pintu yang menunjukkan seorang wanita tampak memencet bel. "Bendanya ajaib sekali. Itu apa Tuan Dewa?"

"Ini namanya kamera pengawas. Setiap pintu di apartemen ini diberikan kamera pengawas untuk melihat tamu atau tindakan orang yang aneh jika suatu saat terjadi kejadian buruk." Dewa menatap Latifah dengan cemas.

"Kau tidak apa kan jika temanku ini masuk?"

"Tentu, kalau dia mau masuk silakan. Ini rumah Tuan Dewa dan aku pun hanya tamu di sini."

Dewa bergerak menuju pintu, membukanya mempersilakan wanita bernama Via itu masuk. "Syukurlah kamu membukakan pintu, aku pikir kau akan menolak kunjunganku," ujar Via tersenyum.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang