Seminggu berlalu setelah kedatangan Dandelion Arta Owen. Semua murid masih menjadikan sosok tersebut sebagai topik hangat.Arta,
Siswa yang tenang, cukup pintar dan juga tidak neko-neko. Sama seperti zean sang sepupu, dia terkenal akan paras dan prestasinya walaupun hanya Seminggu mereka mengenal arta.
Tapi berbeda dari hari-hari sebelumnya, sosok arta yang biasanya datang dengan zean kini datang sendiri menggunakan sebuah motor berwarna hitam.
Dengan sebuah hoodie yang pertama di gunakannya saat menginjakkan kaki di sekolah tersebut dan sebuah helm yang menutup wajahnya.
Arta, begitu sangat keren di mata semua gadis.
Termasuk gracia yang baru saja datang bersama sisca.
"Arta itu tampan, tapi terlihat sangat berbahaya" Ujar sisca yang membuat gracia terdiam.
Dia mengerti apa yang dimaksud sisca, karena dia juga merasakannya. Arta tenang seperti air, tapi tidak ada yang tau bahaya di balik ketenangannya.
"Gre?" Panggil sisca yang membuat gracia menoleh dengan dahi terangkat sebelah "lo jangan suka dengan arta yah"
"Kenapa?"
Sisca menatap kearah arta yang saat ini sudah berjalan dengan zean dan juga marsha yang baru saja datang.
"Gue takut lo sakit hati ajah! Kita berdua tidak ada yang tau siapa arta, apa alasannya pindah ke makassar dan bagaimana sikap sebenarnya" jelas sisca yang kini sudah menatap gracia yang terdiam di Sampingnya "gue tau lo sudah menaruh perhatian ke arta sejak pertama ketemu, ge! Makanya gue tidak mau lo terlalu jauh"
Gracia mengangguk lalu tersenyum "Terimakasih yah sis sudah peduli sama aku, tapi soal perasaan aku tidak tau sis! Aku nyaman melihat dia"
Sisca menghela nafas lalu merangkul sang sahabat untuk berjalan beriringan dengan dia.
"Lo liat? Bahkan baru seminggu, dia sudah dekat dengan gadis-gadis gila itu" ujar sisca menatap kearah arta, zean dan marsha yang sudah di kerumuni oleh para geng cegil.
Saat itu, gracia dapat melihat bagaimana arta di dekati seorang gadis bernama ashelina. Gracia juga tau jika ashelina salah satu gadis yang cantik dan juga incaran banyak siswa di sekolah mereka.
Gracia tersenyum kecil saat melihat bagaimana arta melepas tangan ashelina yang ingin memegang tangannya lebih erat.
Dia tau jika arta risih tapi anehnya, ashelina malah semakin ingin mendekati pria itu yang jelas terlihat di wajahnya raut tidak enak.
Arta menahan kekesalannya.
***
Entah mengapa hari ini jam pelajaran di kosongkan, tidak ada pembelajaran selama 2 jam lamanya sehingga murid-murid memilih untuk keluar dan meninggalkan kebosonan mereka di dalam kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAGMA Dandelion (Gradel)
FanfictionTidak semua cinta harus di miliki, tidak semua cinta juga mendapatkan balasannya, bahkan tidak semua cinta bisa kita perjuangkan. Gracia menjadi salah satu contohnya, cintanya yang tulus menjadi ujian untuk dirinya saat ini. Terpisah lalu kembali b...