"Sayang, hari ini pulang dengan aku, mau?" Gracia mengangguk sambil tersenyum kepada sang kekasih yang begitu manis di hadapannya.
Dengan begitu gemas, aran mengelus kepala gracia yang sukses membuat gadis itu terdiam.
"Aku cinta sama kamu, gre! Sampai kapan pun, hanya kamu yang aku sayang"
Gracia tersenyum, terlihat manis tapi palsu.
"Ran, jangan terlalu cinta aku!" Ujarnya menatap mata aran yang terdiam bingung "katanya, semakin besar perasaan itu, akan semakin besar juga kemungkinan untuk berubah"
Aran tertawa "Aku pastikan itu tidak akan terjadi, gre"
Gracia mengangguk lalu berpamitan masuk kedalam kelasnya. Mengabaikan beberapa tatapan penuh tanya murid lainnya. meninggalkan aran yang masih menatap punggung gracia yang mulai menjauh darinya.
saat gracia berbalik, dia dapat melihat bagaimana aran yang masih tersenyum kearahnya. terkadang gracia berpikir, apakah dia sudah benar? atau ini pilihan yang salah, dia tidak tau.
Dia hanya ingin menikmati apa yang sudah di pilih nya.
Hubungan gracia dan aran benar-benar berubah. Aran benar-benar ingin membuktikan kepada gracia jika dia memiliki perasaan yang hanya di tujukan kepada gracia seorang. Hubungan gracia dan arta juga masih sama, mereka masih sering bertemu di luar jam sekolah. Tentu saja tanpa sepengetahuan aran.
Seperti saat ini,
Keduanya sudah berada di sebuah Cafe yang tidak begitu ramai, memiliki 2 lantai dan juga tidak begitu dekat dengan jalanan raya.
dengan di temani oleh sebuah coffe dan juga green tea serta sebuah cake matcha yang disukai gracia.
"Aran tau kamu disini?"
Gracia menggeleng tanpa menatap kearah arta yang juga sedang fokus pada laptop di hadapannya.
Gracia tidak pernah menyangka akan sedekat dan seberani ini, mengambil pilihan yang begitu sulit hanya untuk membantu arta.
Tapi di satu sisi, dia juga senang akan fakta jika dia memiliki kedekatan yang tidak orang lain bisa lakukan dengan laki-laki itu.
"Kenapa balikan dengan aran? Kamu masih suka dengan dia?" Gracia terdiam, mendongak menatap arta yang ternyata ikut menatap kearahnya.
"Bisa aku tidak menjawabnya?"
Arta menggeleng yang membuat gracia menghela nafas dalam.
"Aku hanya ingin memberinya kesempatan"
Arta tertawa "Kamu pikir aku tidak dengar?"
"Arta?"
Arta tersenyum "Aku bukan laki-laki lemah yang harus di lindungi oleh perempuan, shania! Berhenti mengkhawatirkan orang lain, utamakan diri kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAGMA Dandelion (Gradel)
FanficTidak semua cinta harus di miliki, tidak semua cinta juga mendapatkan balasannya, bahkan tidak semua cinta bisa kita perjuangkan. Gracia menjadi salah satu contohnya, cintanya yang tulus menjadi ujian untuk dirinya saat ini. Terpisah lalu kembali b...