hari itu musim hujan, hujan kembali turun dengan begitu derasnya, dari pagi hingga menjelang sore pun cuaca masih saja gelap. makassar saat itu benar-benar sedang diguyur hujan yang tiada hentinya.
shania gracia sangat ingat, bagaimana hari itu menjadi hari yang begitu mengejutkannya, hari yang tidak pernah di kiranya akan terjadi saat itu.
Terjadi sebuah keributan di lapangan sekolah, membuat beberapa murid akhirnya menjadi penonton di tengah gerimis turun mulai membasahi seragam mereka.
Saat itu sore, dan ternyata sudah menjadi kedua kalinya keributan terjadi di hari yang sama.
Gracia menjadi siswi yang terlihat begitu sangat bingung sekarang dengan situasi yang terjadi, dia bahkan ikut menjadi salah satu murid yang seragamnya sudah basah dan kotor karena banyaknya bercak kotoran yang mampir di seragamnya.
"ARAN! STOP" Teriak gracia menatap pria yang kini ingin kembali memukul pria yang beberapa hari terakhir cukup dekat dengannya.
Ajaibnya, aran benar-benar berhenti. Tapi tidak dengan arta yang kembali melayangkan pukulan di wajah aran.
Arta menatap tajam aran, tatapan yang tidak pernah di lihat gracia sebelumnya selama mereka sering bersama. Tatapan ingin membunuh tapi tertahan.
Aran? Dia juga kembali melayangkan tatapan kesal pada anak baru yang menurutnya begitu songong di hadapannya.
"Sudah!" Ujar gracia meraih lengan Arta, menatap wajah pria itu yang juga sudah memiliki luka di bawah bibirnya.
Sama saja dengan aran, mereka terlihat sama saja sekarang. Rambut berantakan, seragam sudah bercampur tanah, dan luka di wajah.
"Aku tidak suka kamu dengan dia, gre!" Ujar aran yang membuat gracia terdiam masih membelakangi aran dan menjadi penghalang arta dengan aran.
Dahi arta terlihat naik sebelah menatap bagaimana gracia yang terdiam menatapnya, tapi tatapan itu kosong.
"Aku bisa berubah gre, kasih aku kesempatan! Aku bisa menjadi apa yang kamu inginkan" ujar aran mencoba mendekat tapi terhenti saat gracia berbalik menatapnya dengan tatapan terluka.
"Dengan kamu melukai teman aku, kamu sudah membuktikan kalau kamu tidak akan pernah bisa berubah, Aran!" Ucap gracia yang sukses membuat arta mengerti sekarang.
Mereka bertiga benar-benar menjadi pusat perhatian sekarang, kedekatan gracia dan arta akhir-akhir ini sudah buka rahasia lagi, mereka benar-benar memperlihatkannya sejak awal, bahkan disaat gracia yang sering pulang dengan arta juga menjadi tontonan di jam pulang para murid-murid yang berpapasan dengan mereka.
Hari itu, drama ketiga murid itu mulai menjadi cerita remaja disekolah mereka. Tentang aran sang ketua geng onar yang mencintai gracia sang siswi olimpiade sekolah, tapi terhalang karena kehadiran sang anak baru yang daya tariknya dapat menciptakan satu komunitas fanbase pencinta Arta.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRAGMA Dandelion (Gradel)
FanfictionTidak semua cinta harus di miliki, tidak semua cinta juga mendapatkan balasannya, bahkan tidak semua cinta bisa kita perjuangkan. Gracia menjadi salah satu contohnya, cintanya yang tulus menjadi ujian untuk dirinya saat ini. Terpisah lalu kembali b...