~4

622 85 6
                                    

Kembali berbicara tentang arta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali berbicara tentang arta

banyak hal yang mulai diketahui gracia tentang sosok arta yang mulai dikenalnya itu, arta tidak suka lagu yang berisik, dia lebih menyukai musik yang slow dan begitu tenang. 

pernah sekali, mereka berada di dalam mobil arta. mereka memang jadi sering bertemu karena arta yang harus belajar sepulang sekolah dengan gracia, tidak setiap hari juga tapi lebih ke 3 kali seminggu.

gracia yang saat itu memang sudah lelah dengan kegiatan di skolah hanya bisa duduk anteng di samping arta yang membawa mobil entah kemana karena gracia juga tidak suka untuk bertanya. selama perjalana hanya ada suara musik yang menemani arta dalam mengemudi.

musik yang asing di telinga gracia, tapi begitu di nikmati oleh arta.

hingga beberapa menit berlalu mobil mulai memelan dan gracia mulai mengerti dimana mereka sekarang. sebuah pantai dengan bebatuan yang memanjang ke arah laut, memiliki beberapa gazebo dan juga terdapat pohon yang cukup membuat bebrapa pengunjung untuk beristirahat.

"pantai barat?" gumam gracia menatap kearah papan yang tertulis nama sang pantai "kenapa kepantai?" tanya gracia menoleh kearah arta yang terdiam lalu ikut menatap gracia.

"hari ini nggak usah dulu yah, aku mau hilangkan penat dulu! aku juga tau kamu hari ini lelah"

arta menatap kedepan lalu keluar dari mobil meninggalkan gracia yang terdiam tapi detik berikutnya tersenyum saat menyadari betapa pekanya arta. gracia bukan gadis yang terlalu menekuni pelajaran, dia juga gadis yang cukup lelah jika seharian harus di hadapkan dengan buku-buku tebal. walaupun begitu, gracia menjadi siswi yang begitu berprestasi, anak olimpiade yang namanya selalu menjadi perwakilan pembawa mendali.

shania gracia, gadis yang begitu cantik dengan ginsulnya dan gadis yang begitu berprestasi. setidaknya itulah yang di ketahui arta tentang gadis yang kini sudah berdiri disampingnya.

"aku suka pantai, bagiku itu sangat menenangkan" gracia menoleh kearah arta yang ternyata sedang memasang kamera ditangannya "kalau kamu?"

gracia tersenyum, senyuman yang begitu manis dengan rambut yang bertebaran karena angin laut.

"entah, aku tidak begitu tertarik tentang laut dan sejenisnya, tapi aku juga tidak keberatan berada disini"

"kamu harus merasakannya, shania! kamu akan tau bagaimana indahnya laut bahkan disaat malam" 

saat itu entah bagaimana rasanya gracia mulai terhanyut dengan pesona sang anak pindahan, untuk pertama kalinya gracia bahkan bisa melihat senyuman arta yang terlihat begitu indah dengan jarak yang begitu dekat.

"saat kita ingin menyukai sesuatu, kita harus tau alasannya arta! dan aku belum tau alasan apa untuk menyukainya"

arta tersenyum lalu menggerakkan kamera yang sudah diaturnya, mengambil gambar di beberapa tempat "suka tidak harus memiliki alasan, shania!" ucapnya tanpa menatap kearah gracia "menyukai sesuatu itu karena perasaan nyaman yang timbul, seperti aku yang mulai menyukai makassar tanpa alasan pastinya"

PRAGMA Dandelion (Gradel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang