=> Ketika Hati Harus Memilih

5 0 0
                                    

Hanya tangis penyesalan yang terus terurai atas kepergian seseorang yang sebenarnya sangat aku cintai dan itu semua karena kesalahan terbodoh yang aku lakukan.

Oleh: Shavira Novi Safitri






Rasa bersalah dan penyesalan terhadapmu masih saja menghantuiku. Sedetikpun aku tak kuasa menghilangkan bayangan-bayanganmu, dan itu sangat menggangguku. Mungkin inilah karma yang aku dapatkan setelah aku melakukan kesalahan terbesar kepadamu. Kesalahan yang seharusnya tidak aku lakukan. Kesalahan yang merubah seluruh alur kehidupanku. 

Yaaa, hidupku berubah sejak saat itu. Sejak aku menyadari aku telah mensia-siakan seseorang yang sangat mencintaiku. Tapi, inilah hidup dan aku harus terus menjalaninya walau seberat apapun. Aku harus terus berjalan.

*****

Aku Titania Putri. Siswi salah satu SMA terkenal di kotaku tercinta Malang. Kota yang sejuk dan terkenal dengan apelnya. Ada yang bilang juga, Malang adalah kotanya para pelajar.
Kota yang damai dan sangat nyaman. Yaa, hidupku memang bisa di bilang sempurna menurut versiku, aku memiliki orang tua yang sangat mengerti aku, teman-teman yang baik, dan seorang kekasih yang sangat menyayangiku, Vino. Meskipun banyak teman yang bilang cowokku ini adalah cowok cupu, but I think he is a perfect boy.

“ Morning, Princess ? Udah siap berangkat ? “ Sapa Vino pagi itu. Saat dia menjemputku untuk pergi ke sekolah bersama.

“ Morning too, My Price. “ Balasku dengan senyuman tak kalah indahnya.

Setiap pagi aku di jemput oleh Vino untuk berangkat sekolah bersama, karena memang kita satu sekolah. Vino adalah cowok yang sangat pengertian dan sabar, dia selalu bisa membuatku merasa nyaman bila dekat dengannya, Vino juga sangat menyayangiku, aku tau itu, karena dia selalu berusaha menjagaku. 

Selama kurang lebih 1 tahun kami pacaran, kita jarang sekali bertengkar, jika memang aku lagi bête dia selalu bisa menghiburku, jika ada masalah dia juga selalu bisa menyelesaikannya dengan kepala dingin, tidak seperti aku yang susah mengendalikan emosi. 

Dia juga pintar, di sekolah Vino adalah salah satu siswa yang cerdas. Kadang aku minder jika melihat dia bisa dengan mudahnya menyelesaikan soal yang aku anggap sangat sulit. Tapi sayangnya, banyak orang yang memandang Vino sangat cupu, mungkin karena dia memang tidak bergaul dengan orang-orang popular di sekolah, dia juga bukan cowok yang fashionable. Tapi, dia tetap yang terbaik buat aku.

===========================

“ Tit, ntar malem dateng kan ke partynya Vega ? “ Tanya Anisa padaku saat aku baru saja masuk kelas.

“ Liat ntar ya, Nis. Aku gak tau soalnya Vino bisa apa gak. “

“ Sekali-sekali gak usah sama Vino gak papa kali, Tit. Lagian Vino juga gak mungkin bisa, Kan di pikiran dia belajar melulu isinya. “

“ Iya kan emang itu yang lebih penting. Aku belajar bareng Vino ajalah, Nis. Maaf yaa.“ 

“ Ahh… Gak asik nih. Kamu sih, Tit. Pake pacaran sama si kutu buku itu. Ya udah deh terserah kamu.“ Kata Anissa kesal

“ Maaf deh, Nis. Lain kali aku janji bakal ikut acara kamu deh."

Anisa adalah sahabatku dari SMP. Dari kita kenal sampai saat ini kita baru sekali gak sependapat. Pendapat kita selalu beda tentang Vino.
Anisa selalu menganggap aku salah memutuskan untuk jadian dengan Vino, karena menurut dia Vino itu kutu buku yang ngebosenin banget dan gaya dia juga sangat biasa aja. Tapi bagaimanapun Vino tetap yang teristimewa menurutku.

“ Tita, bagi PR matematikanya dong. Kamu pasti udah selesai kan ? “ Kata Anisa sambil nyengir kuda.

“ Yee… Dasar ! Baru aja sewot ke aku sekarang malah mau nyontek PR. Kalo aku yoo malu toh, Nis “ kataku pada Anisa, memang aku dengan Nissa gak bisa lama-lama sewot-sewotan gini."

Kumpulan Cerpen Cinta SedihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang