Halo, Bupi kembali~
Siapa yang nunggu? Gaada? Yaudah gaoaoa, aim oke, gwaenchana.
Enjoy, guys!
•Happy reading!•
"Mungkin kau hanya berhalusinasi, kak. Sepertinya kau terlalu kelelahan karena mendorong sepedanya semalam. Maafkan aku, kak." Kepala si pemilik surai seputih salju itu menunduk membuat helaian-helaian rambutnya yang cukup panjang itu menutupi sebagian dari wajahnya.
Sang kakak hanya tersenyum, ia menggeleng lalu mengelus surai sang adik dengan lembut sembari berujar, "kenapa kamu minta maaf? Bukan salahmu Yeosangie. Memang sudah seharusnya kakak seperti itu."
Sang adik tak menjawab. Kepalanya malah semakin tertunduk, merasa bersalah dengan sang kakak yang sudah mendorong sepedanya sepanjang jalan semalam.
Perjalanan semalam tidak bisa dikatakan sebentar dan dekat, bagaimana mungkin Yeosang tak merasa bersalah jika seperti ini. Jika ia yang berada diposisi sang kakak, ia yakin itu akan terasa sangat melelahkan bahkan kaki nya akan terasa sakit.
"Tapi kak.."
"Tidak apa, Yeosangie, memang sudah seharusnya kakak melakukan itu. Jika tidak kaki adik tersayang ini sakit karena berjalan sejauh itu," ucap Seonghwa dengan lembut, tak lama ia kembali berucap.
"Sudah, tidak perlu dipikirkan, lebih baik kita sarapan saja sekarang, sepertinya ayam yang kakak beli kemarin lusa masih tersisa."
Mendengar kata 'ayam' kepala Yeosang langsung terangkat, menatap Seonghwa dengan tatapan binarnya.
"Iya, kak! Ayo!" serunya.
Seonghwa hanya terkekeh melihat Yeosang yang langsung semangat hanya karena ayam. Lucu sekali, pikirnya.
"Baiklah, ayo kita ke dapur dan masak ayamnya."
"Ayo!"
Seonghwa tersenyum saat melihat Yeosang yang dengan semangat berjalan riang menuju dapur, hatinya terasa hangat hanya karena melihat adiknya begitu bahagia.
Senyumnya tak juga luntur hingga selesai memasak, meski pikirannya masih tertinggal di kejadian semalam.
Sebenarnya siapa orang itu..
***
"Sudah tiga hari kita berlayar tapi tak ada apapun, sebenarnya selama ini apa yang terjadi? Apakah kita sedang di alam mimpi?"
"Hey, kalau ini di alam mimpi aku pasti sudah bangun sedari lama, aku tak sepemalas sepertimu, Song."
Delikkan tajam dari mata sipit itu menatap ke arah San yang baru saja berucap.
"Aku tidak sepemalas itu, Choi San," ucap Mingi.
"Iyalah itu," ucap San dengan malas. Sudahlah, bagaimana si sipit itu saja.
"Kalian ini tidak ada henti-hentinya bertengkar, ya," ucap Hongjoong. Baru tiga hari ia berada di kapal ini bersama mereka, sepertinya sudah lebih dari lima kali dua orang di depannya ini bertengkar hanya karena masalah kecil. Bahkan hanya karena berbeda pendapat dalam meletakkan barang saja itu bisa jadi perdebatan.
"Hey kalian berdua, bisakah kalian tidak bertengkar di meja makan?" tegur Yunho. Di dengar dari nadanya, sepertinya dia sudah cukup kesal.
"Dia yang memulainya!" San dan Mingi kompak berucap dengan saling menunjuk satu sama lain tak lupa dengan tatapan tajam dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fox for pirates || WOOSAN
FanfictionCerita ini mengandung Boys love‼️ Utopia adalah sebuah kumpulan pulau kehidupan yang sangat indah sebelum datang nya 8 orang misterius dengan pakaian hitam datang merubah Utopia menjadi Dystopia. Tempat indah itu kini suram, semua orang mematung tan...