simbol yang sama

93 7 2
                                    

HALO READERS!!

Wahh udah lama banget Bupi gak update cerita, nih. Dan sekarang Bupi kembali dengan new chapter!

•Happy Reading!•

*****

Seonghwa dan Yeosang. Kedua kakak beradik itu kini sedang terlihat kebingungan dengan apa yang dilihatnya.

"Kenapa bisa.. sebenarnya apa yang terjadi hingga membuat orang-orang ini mematung tanpa sebab," ucap Seonghwa. Matanya dengan perasaan takut melihat kesana kemari.

"Kak.. aku takut," cicit Yeosang sembari mendekatkan dirinya pada Seonghwa.

Hari sudah mulai malam, melihat kondisi sekitar seperti ini jelas membuat keduanya ketakutan.

"Kita pulang sekarang, ya, Yeosang," ucap Seonghwa dan langsung di angguki oleh Yeosang.

Seonghwa menggandeng tangan adiknya itu lalu berjalan dengan cepat.

Sudah cukup lama mereka berjalan, tetapi jarak rumah mereka masih cukup jauh. Yeosang menghentikan langkahnya sontak membuat Seonghwa ikut berhenti.

"Ada apa, Yeosang?" tanya sang kakak dengan khawatir. Pasalnya, Yeosang terlihat sangat lemas sekarang. Melihat itu Seonghwa pun menuntun Yeosang untuk duduk terlebih dahulu.

"Aku lelah, kak, kaki ku terasa kembali sakit karena banyak berjalan," keluh Yeosang.

Seonghwa berdecak pelan, ia melupakan sesuatu. Ia lupa jika adiknya itu memiliki kaki yang lemah. Tanpa berucap Seonghwa pun berdiri, ia melihat sekitar dan matanya tertuju pada sebuah sepeda kayu di depan rumah seseorang.

Merasa tak ada jalan lain akhirnya Seonghwa pun berdiri, ia berjalan ke arah sepeda itu dan menaikinya. Sebelum dibawa ia sempat menaruh 5 keping koin emas didepan pintu rumah itu sebagai pengganti sepeda yang ia bawa. Setelahnya Seonghwa pun mengayuh sepeda itu ke arah Yeosang.

"Yeosang, naiklah," ucap Seonghwa setelah turun dari sepedanya.

Yeosang melihat sepeda yang dibawa Seonghwa, namun, kerutan di dahinya muncul.

"Jika aku naik lalu bagaimana denganmu, kak? Bahkan sepeda ini tak memiliki tempat duduk untuk dua orang," ucap Yeosang.

Seonghwa melihat sepeda itu. Dan, ya, ia baru sadar jika ucapan Yeosang benar. Seonghwa terdiam lalu tersenyum.

"Tidak apa, kau saja yang naik. Jangan mengayuh karena kakimu akan semakin sakit, biar kakak yang mendorongnya untukmu."

*****

Setelah menempuh jarak yang cukup menguras tenaga, akhirnya Seonghwa dan Yeosang pun sampai dirumah mereka.

Seonghwa menyimpan sepedanya sedangkan Yeosang sudah duduk dikursi kayu di teras rumahnya yang masih beralaskan tanah.

Seonghwa mendekati Yeosang yang sedang duduk, "apa kakimu masih terasa sakit?"

Yeosang menggeleng, "tidak, kak, hanya pegalnya masih terasa." Yeosang tersenyum, namun saat melihat raut wajah Seonghwa yang kelelahan membuatnya khawatir.

Fox for pirates || WOOSANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang