••••
Sepulang sekolah tadi, setelah mengantar Nuella, Andra langsung pulang ke Mansionnya. Sekarang dia berada di kamarnya, sudah mandi juga. Sebenarnya Andra ingin menemui adiknya untuk meminta maaf, tapi dia takut tidak dimaafkan.
"Arghh anjir gimana nih"
"Apa telfon Aurel aja ya minta saran... Iya aja deh telfon"
Andra pun menelpon Aurel. Satu kali. Dua kali. Tidak di angkat oleh Aurel, membuat Andra semakin frustasi.
Drettt drettt
"Nah akhirnya... Hallo Au," ucap Andra.
"Kenapa Ano? Maaf ya tadi gak keangkat habis mandi soalnya"
"Iya gak papa, i-itu anu..."
"Anu apa sih yang jelas dong"
"Zahra"
Satu kata yang langsung di mengerti oleh Nuella.
"Hahaha soal Zahra ya... Mau minta saran apa nih?"
"Jangan ketawa ihh... Aku tuh pengen minta maaf tapi takut gak di maafin sama Ara"
"Gak papa minta maaf aja, Zahra bakal maafin kamu kok tenang aja"
"Beneran gak nih?"
"Iya Ano, coba aja sana sebelum makan malam. Kalo misal di maafin langsung ajak ke pasar malam aja habis makan malam. Ada tuh di lapangan deket Mension kalian"
"Trus kamu gimana?"
"Aku mah gampang yang penting Zahra dulu aja sana"
"Yaudah"
"Sana semangat... udah dulu ya aku udah dipanggil Mami"
"Iya makasih ya, bye"
Tut
Setelan itu, Andra tidak langsung keluar menuju kamar Zahra. Dia masih bingung mau mengatakan apa.
"Aishh," Andra mengacak-acak rambutnya.
"Udahlah langsung aja"
Andra bergegas keluar darj kamarnya untuk menemui adiknya itu. Tapi setelah di depan kamar Zahra dia berhenti lagi.
"Ketuk gak ya... Ketuk deh," gumam Andra.
Tapi belum sempat Andra mengetuk, pintu kamar Zahra terbuka. Menampilkan tubuh Zahra yang terbalut piyama berwarna merah maroon. Keduanya sama-sama kaget.
"Ngapain?" Tanya Zahra.
"Ehm itu anu Ara mau kemana?"
Zahra terdiam mendengar ucapan Andra, lebih tepatnya nama panggilan itu. Sudah lama Zahra tidak mendengar panggilan itu dari abangnya di ini.
"Gue mau ke bawah," jawab Zahra ketus.
"Sebelum itu boleh gak Abang ngomong sama kamu," ucap Andra takut. Takut jika Zahra tidak mau.
"Yaudah masuk dulu"
"Eh i-iya"
Mereka berdua pun masuk ke kamar Zahra, tapi sudah 5 menit Andra hanya diam saja. Membuat Zahra jengah akan itu.
"Katanya mau ngomong, kok diem aja"
Tanpa diduga Andra langsung memeluk Zahra dan menangis, tidak lupa menggumamkan kata maaf.
"Eh a-abang kenapa?"
"Maaf hiks"
Andra mengurai pelukannya, "maafin Abang Ara selama ini abang salah, Abang gak percaya sama kamu, Abang udah mengabaikan kamu, Abang sering bentak kamu, Abang juga sering nuduh kamu. Maafin Abang, Abang banyak salah sama kamu Ara," ucap Andra panjang lebar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Elvara! (END)
Ficção Adolescente#Transmigrasi 01 ••••• Entah harus bahagia atau sedih dengan kejadian yang dialaminya. Kejadian yang sangat diluar nalar manusia. Transmigrasi!! "Huh.. Emang takdir Tuhan gak ada yang tau" Seorang gadis bernama Elvara, lebih tepatnya Elvara Angelia...