CHAPTER 11 | Cinta Pertama, Bertepuk Sebelah Tangan

1K 183 9
                                    

ORINE: PORSCHE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ORINE: PORSCHE

CHAPTER 11 | Cinta Pertama, Bertepuk Sebelah Tangan

Song: Tiara Andini - Janji Setia

Oline duduk di tepi tempat tidur di kamar Ellina, mencoba menahan rasa sakit yang terus menjalar di punggungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oline duduk di tepi tempat tidur di kamar Ellina, mencoba menahan rasa sakit yang terus menjalar di punggungnya. Udara malam yang dingin semakin menambah beban di pundaknya, membuat tubuhnya terasa berat dan sulit bergerak. Di hadapannya, Ellina, adik perempuannya yang masih kecil, dengan penuh perhatian mengoleskan salep pada luka-luka di punggung Oline. Wajah Oline terlihat tegang, matanya sedikit menyipit, dan alisnya berkerut tajam ketika rasa sakit menyerang setiap kali kapas di tangan Ellina menyentuh kulitnya.

"Aduh, Dek... pelan-pelan dong!" keluh Oline sambil meringis, tubuhnya menegang seketika, dan otot-otot di punggungnya terasa mengencang ketika rasa nyeri yang tajam menjalar dengan cepat. Rasa nyeri itu seperti ribuan jarum yang menusuk perlahan, membuatnya sulit bernapas sejenak. "Jangan ditekan gitu, sakit banget!"

Ellina menghentikan gerakannya sejenak. Ia mendongak, menatap kakaknya dengan penuh rasa bersalah. Wajahnya yang biasanya ceria kini berubah khawatir. "Maaf, Kak... aku enggak sengaja. Aku cuma mau pastikan obatnya meresap biar Kak Oline cepat sembuh," jawabnya lembut, suaranya terdengar penuh perhatian, dan sedikit getaran penyesalan. Meskipun usianya masih belia, Ellina selalu menunjukkan perhatian yang luar biasa terhadap kakaknya. Ia tahu betapa sulit situasi ini bagi Oline, dan keinginannya hanya satu: melihat kakaknya sembuh.

Oline menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan ketegangan di tubuhnya. Ia tahu adiknya tidak bermaksud menyakitinya, dan bahwa setiap gerakan yang dilakukan Ellina adalah untuk kebaikannya. Namun, rasa sakit yang ia rasakan begitu hebat, seperti api yang membakar setiap bagian punggungnya. "Kakak tahu, Dek," ucap Oline dengan suara lebih lembut meskipun masih menahan rasa sakit. "Tapi pelan-pelan ya... rasanya ngilu banget."

Ellina mengangguk cepat, menandakan bahwa ia mengerti. Ia melanjutkan pekerjaannya dengan gerakan yang jauh lebih lembut, lebih hati-hati. Setiap kali ia menyentuh luka di punggung kakaknya, tangannya bergerak dengan kehalusan seorang perawat yang penuh kasih. Ia tidak ingin membuat Oline semakin menderita. Sesekali, dengan nada suara yang penuh perhatian, ia bertanya, "Ini udah enggak terlalu sakit, kan, Kak? Kalau ada yang perih banget, bilang ya."

ORINE: PORSCHE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang