"Ayoo terus jangan sampe berhenti sampe ustadzah bilang berhenti!" pagi ini adalah pagi yang menyialkan untuk seorang Sugawara.
Dia bersama beberapa santriwati lainya dihukum lompat kodok ditempat oleh ustadzah dikarenakan tidak ikut solat tahajud berjamaah dan rangkaian acara setelahnya di masjid.Suga merutuki dirinya sendiri. Kenapa juga dia harus ketiduran!
Suga melirik, sudah satu minggu dia jadi Semi di pesantren ini. Hari ini adalah janji temu dirinya dan Semi Eita hanya sekedar mengobrol dan bertukar kabar tugas.
Suga melihat gus pesantren ini sedang memperhatikan dirinya dan yang lain di hukum."Sialan kau gus!" umpat Sugawara. Pasalnya kabar kabarnya sih gus Daichi ini yang melaporkan bahwa beberapa santriwati tidak datang untuk rangkaian acara sebelum subuh. "Liat aja nanti, kubuat kamu takut sama aku." gemes banget si Suga.
Pantes aja si Semi kemusuhan tingkat dewa pada Daichi.
Disisi lain Daichi menatap para santriwati yang tengah dihukum bersama dengan soib nya. Kuroo menatap arah mata Daichi, dia yakin sekali jika Daichi menatap satu santrinya."Kalau suka itu diungkapin toh gus, jo di pendem ntar mendem." ejek Kuroo.
"Jangan urusin saya, urusin itu si Kenma." ucapan Daichi membuat Kuroo hampir saja keselek ludahnya sendiri.
"Kairo yo wadoh gus." ucapan Kuroo membuat Daichi tersenyum namun terkesan datar sambil menggelengkan kepalanya.
*Wadoh: jauh
"Dihalalin ya mas Kuroo."
"Ngihh gus Daichi." balas Kuroo dengan sopan. "Tapi serius gus gak ada punya perasaan sama Semi?" tanya Kuroo lagi.
Biasanya nih si Semi kalau ada masalah di pesantren lawanya ya gus Daichi.
"Kamu sadar gak sih Kur. Semi yang ini beda." ucapan Daichi membuat Kuroo menatap Sugawara yang masih lompat kodok. "Sangat berbeda, wajahnya boleh Semi tapi sifatnya bukan deh kayaknya."
"Gus tau dari mana?" Daichi menghela napas lalu jalan lebih dulu meningalkan Kuroo.
"Semi gak pernah di hukum karna telat solat, dia juga paling lancar jika disuruh tadarus, tapi Semi yang ini berbeda." ucap Daichi lalu menatap jalan, mereka sedang menuju gedung hijau.
"Semi yang ini lebih kalem dan hampir dihukum disetiap pertemuan.""Lah apa bedanya gus, Semi memang selalu dihukum setiap pertemuan." bantah Kuroo.
"Dia dihukum karna kabur dari pesantren saat jam pelajaran. Sedangkan Semi ini hampir setiap pelajaran entah itu yang berurusan dengan mata kuliahnya atau.." Daichi menggantung ucapanya. "Pada semua aspek pembelajaran di pesantren."
"Lah iya juga, kenapa aku baru sadar?" Kuroo rasanya linglung banget. Dia beneran baru sadar loh kalau Semi yang ini dan sebelumnya beda jauh banget.
"Kur, Kiyoomi sama Tobio kemana?" tanya Daichi, dia sedari tadi tidak melihat kedua adeknya. Entah kemana perginya mereka berdua ini.
Ayah Daichi ini punya dua istri. Daichi juga enam bersaudara, dua kakak perempuannya sudah menikah lalu dirinya, Kitta, Sakusa dan si bungsu Kageyama.
Sakusa dan Kitta satu ibu sedangkan yang lainya adalah dari istri pertama kyai yaitu ibu Daichi.
"Uhmm, heh mboten weruh gus." balas Kuroo dengan kekehan. Beneran dia juga gak lihat batang hidung dua gus nya yang lain ini.
* Mboten weruh: kurang tau
"Anak anak itu." pusing banget si Daichi asli. Dia juga masih kuliah ya btw, nah si Sakusa ini ditugasin bantuin perkerjaan mas nya di pesantren tapi suka ilang ilangan kek jin tomang.
Nah si adek bungsu nya lain lagi. Dia emang jin tomang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wana Bein Ideik (HQ Religi)
RomanceSugawara Koushi, seorang gadis keturunan Chinese (tionghoa) ayahnya adalah asli bangsa china sedangkan ibunya seorang muslim indonesia. Sepeninggalan ibunya Koushi tidak diurus dengan kasih sayang orang tua, meski begitu dia mendapat kasih sayang da...