Tok
Tok
Tok
Semi menutup telinganya, sedari tadi ayahnya Sugawara terus mengetuk pintu kamar asrama. Kata Oikawa kalau sampe ketahuan Semi ada didalam dia bisa di geret paksa balik ke mansion.
"Suga, ada masalah di mansion." suara gedoran makin kenceng, Semi gak perduli dia bakalan nurut kata Oikawa sama Iwa karna itu pesen Sugawara langsung.
Semi membuka matanya kala yakin jika suara gedoran itu sudah hilang. Menghela napas kasar lalu mengintip dari jendela asramanya dimana sang ayah telah berlalu pergi.
"Bisa bisanya dia gak pake kunci serep." ucap Semi, padahal tuh anak tau ayahnya Suga pasti ada kunci cadangan. "Ini satu si Suga, dari jaman batu gua chat kagak dibales." kesel Semi. "Astagfirullah, jangan jangan tuh anak ketangkep lagi."
Menyadari sesuatu yang salah Semi lekas keluar dari asrama menuju pesantren.
Disisi lain Sugawara tengah berada dihadapan Daichi. Ini sudah satu minggu melebihi batas perjanjian yang keduanya buat.Kuroo mojok dikit di deket pintu sambil ketawa ketiwi liatin Suga sama Daichi yang ngakaz banget liat ekspresinya gitu.
"Ulang."
"Astagfirullah udah satu jam loh." pekik Sugawara gemas. Ini dah sejam dan dia masih diayat yang sama dari tadi, kagak maju maju.
"Bacaan mu salah. Ulang." Suga menghela napas kasar, sialan banget hidupnya ketemu biang kerok kayak Daichi gini. "Ulang dari awal."
"HAH?"
kuroo langsung ngakaz kenceng banget waktu liat ekspresi muka Suga yang sangat amat tertekan.
"Gus, sampean jangan galak galak ih. Kasihan itu mbak Suga nya." Kuroo udah mulai mangil Suga dengan nama aslinya. Biar nambah akrab gitu niatnya tuh.Suga sontak nganguk setuju. Dari tadi gus didepan nya ini galak bener, manalah dia baca kagak maju maju lagi ayatnya tambah tertekan si Suga.
"Mau setoran ke Shin aja, atau Moni?"
"Ndak!!" bisa gawat kalau setoran sama Moniwa. Pasti banyak tanya, apalagi kalau sama Shinsuke aduh dia mah sebelas dua belas sama kakaknya ini.
"Yaudah ulang."
"Tabara.."
"Bissmillahirohmanirohim."
Suga menghela napas kasar. Lama lama stres beneran dia kalau setoran sama Daichi, pantes aja santri pada sungkan kalau setoran nya sama gus pesantren yang galak nya puoll abis.
Tanpa ketiganya sadari seorang perempuan sedari tadi melihat mereka disana.
Semi menatap gerbang pesantren, masa bodohlah kalau di hukum karna ketahuan. Lagian dia bisa bilang kalau dia emang Semi, masalah Suga didalem ntar bisalah dia akalin.
Beruntung ohh sangat beruntung kagak ada yang jaga pos depan jadi Semi ngacir gitu aja langsung ke asrama putri.
Waktu sampe di kamarnya, disana cuma ada Kitta sama Noya membuat Semi mendengus kesal."Mana lagi si Suga." gumamnya pelan. Kitta yang melihat Semi kebingungan segera menghampiri dirinya.
"Kamu kenapa?" sapaan lembut itu membuat Semi menoleh tak santai. Sejak kapan seorang Kitta Shinsuke lembut padanya?
"Kagak." balas Semi ketus membuat Kitta menatapnya lekat.
Moniwa masuk dengan wajah kesal yang tertekuk seperti buku kusut. Noya yang asik makan jadi noleh ke temen seperjuangan nya ini.
"Kenapa Mon?" tanya Noya. Kitta dan Semi ikut menatap Moniwa yang tadinya ditanya. Moniwa mulai buka suara usai Noya bertanya.
"Semi, bisa bisanya dia modus hapalan al mulk kagak bisa bisa didepan gus Daichi." ucap Moniwa misuh. "Beneran makan temen tuh anak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Wana Bein Ideik (HQ Religi)
RomanceSugawara Koushi, seorang gadis keturunan Chinese (tionghoa) ayahnya adalah asli bangsa china sedangkan ibunya seorang muslim indonesia. Sepeninggalan ibunya Koushi tidak diurus dengan kasih sayang orang tua, meski begitu dia mendapat kasih sayang da...