WBI_8 Main sama kami dulu ya?

31 7 0
                                    

"Dih dah gua duga sih." Oikawa dan Iwa menatap dua gadis dihadapan mereka dengan santai.

"Kalau dah duga kenapa gak kasih tau?" tanya Semi gemas. Suga nahan ketawa aja karna dia juga tau alasan Iwa dan Oikawa pura pura gak tau.

"Udah sih, yang penting ntar malem aku dah harus di mansion kan?" tanya Suga. Iwa dan Oikawa saling menatap sebelum mengangguk.

"Sorry ya Sug, sepupu gua nyusahin elu." Suga tertawa pelan sebelum jitak kepala Oikawa.

"Sepupu lu sepupu gua." ucap Suga.

Mereka berempat akhirnya ngobrol santai. Semi hendak izin ingin pergi karna menurutnya tugas dia sebagai pihak tengah telah selesai.
Tapi tidak semudah itu, karna Sugawara dengan lancangnya menarik kerah baju Semi.

"Apaan woy!"

"Ikut kami ke mansion." Iwa memakaikan topi ke kepala Semi lalu menggeret anak itu untuk memasuki mobil milik Oikawa.

"Sialan, kagak mau gua!"

"Harus ikut." ucap Sugawara saat melihat Semi memberontak tidak mau.

Malam itu Sugawara beneran di sidang oleh pihak keluarga ayahnya. Oikawa, Iwaizumi dan Semi liatin dari tangga atas. Tenang si Semi nyamar jadi cowok weeh.

Yoi, dia pake topi dengan kumis melingkar bak jangkar besi dimuka sok judesnya.

Apa kagak ketar ketir anak anak kalau sampe ketahuan nih bocah?

"Ama ini diluar kendali Koushi." pemuda dengan mata sipit itu menatap yang lebih tua. Daisho Suguru, kakak yang selalu melindungi Sugawara dari keluarga nya sendiri.

"Dia muslim sendiri, pastinya Sachi terpengaruh sama anak ini." nenek nenek dengan pakaian formal itu berdiri menunjuk nunjuk Koushi tepat pada mukanya.

"Awas strok nek." pekik Semi tapi kecil takut kedengeran kan berabe.

Oikawa sama Iwaizumi bantu ketawa. Mereka suka gini kalau liat ama ngamuk bawaanya mau ketawa.
Padahal udah nenek nenek masih aja mau ngamuk gak jelas gini.

"Ama Koushi gak ada berteman sama Sachi. Kami ketemu kalau ada acara besar aja, selebihnya enggak ama." Koushi dengan lembut menjelaskan hubungan nya dengan Sachirou.

"Oikawa gimana, kamu temenan sama dia dari kecil." pekik ama, nampaknya dia marah semarah marahnya pada Sugawara.

"Dih, gua dibawa bawa." ucap Oikawa.

"Tooru aku yang suruh ama. Gak ada hubungannya sama Koushi." balas Daisho. "Lagian ama bisa lihat sendiri. Tooru yang temenan sama Koushi bertahun tahun aja belum mualaf, ini menandakan bahwa Sachi dan Kouta itu mualaf bukan karna Koushi, tapi karna mereka sudah yakin dengan apa yang mereka pilih ama." Daisho dengan tegas membela Sugawara.

"Daisho kamu ini bagaimana, adek kamu itu Keiji. Tunanganya jadi mualaf yang artinya perjodohan nya batal. Kamu gak pikirin adekmu?" marah ama.

"Koushi juga adek Daisho, lagian apa ama pernah nanya ke Keiji dia suka Koutarou apa enggak?" pertanyaan itu membuat ama terdiam. Mengingat perjodohan ini untuk mempererat bisnis mereka.

"Sudah sudah, jangan diterusin." Aliang mengambil alih sebelum masalah makin runyam. Dia sih yakin mamanya ini gak akan puas sampai Koushi beneran di cambuk.
"Intinya mah Keiji dan Kouta sudah putus tunangan." Aliang kembali bicara. Nampak sekali nenek tua itu merengut kesal menghentakan kakinya.

"Maaf tuan, didepan ada tuan muda Ushijima." salah satu pelayan memberitahukan jika mereka kedatangan tamu. Oikawa, Iwa serta Semi makin kaget ketika nama Ushijima disebutkan.

"Lu janjian lagi sama si Sepi?" tanya Iwa menatap Semi. Semi geleng geleng kepala cepet banget. Takut woy ntar di tempeleng sama Iwa kalau dia kagak keburu jawab.

"Lah ngapain sepi kesini?" lanjut Oikawa.

"Assalamualaikum." ucap Ushijima namun hanya Sugawara yang menjawab.

"Islam bukan lu, jawab dong tuh salam si tuan muda." Iwa nabok pundak Semi kuat ampe kumis boonganya copot.

"Buset copot nih kumis." ucap Semi memungut kembali si kumis lalu memasangkanya. "Waalaikumsalam."

"Nak Waka ayo duduk." Aliang mempersilahkan Ushijima duduk di sebelah Sugawara. Daisho pun pindah menjadi berseberangan dengan keduanya. "Ada apa nak?"

"Kebetulan ada mbak Suga juga, ini berkaitan dengan perjodohan saya dan mbak Suga." Suga langsung menatap pemuda yang ada disebelahnya, sedangkan Semi menegakan tubuhnya demi mendengar ucapan Ushijima lebih jelas.

"Wihh si Semi keren juga, baru sebulan nih anak udah ngambil keputusan." batin Suga senyum senyum kagak jelas.
Daisho yang ngelihatnya jadi ikutan senyum, dia sangka Sugawara ini balik suka sama Ushijima padahal aslinya kan kagak ya.

"Mbak Suga orangnya lucu, saya suka jadi saya terima lebih lanjut perjodohan ini." lanjut Ushijima membuat senyum lebar yang tadinya terparti di wajah Sugawara berubah menjadi kaget plus plus.

Mulut Suga terbuka lebar dengan mata melotot tak percaya menatap Ushijima. Disisi lain Semi dah nepuk nepuk kepalanya, rencanaya gagal total.

"Koushi kalau seneng di tutup mulutmu." Daisho goda godain adeknya. Bantal sofa yang ada dibelakang nya dia lemparkan sampai kena muka Sugawara.

"Ehh enggak gitu koh, hahh kamu setuju?" pekik Sugawara saat tersadar dari lamunan tololnya.

"Iya mbak, saya setuju."

"SEMI EITA!!!!"

Grabuk!!

"Ampun Sug ampun." Semi ngumpet di balik lemari kaca milik Sugawara. Mereka berada di dalam kamar Suga yang kedap suara.

"Sini lu, ihh Semi lu gimana sih gua suruh buat si Waka ilfil kok dia malah mau!" Iwa nyantai sambil makan popcron sedangkan Oikawa duduk bersandar di kasur serasa nonton drama bioskop.

"Lah kagak tau gua, selera nya aneh kali padahal gua dah ngupil loh didepan dia biar dia ilfil." jawaban Semi membuat Iwa keselek.

"Aneh dong lu?" lanjut Sugawara.

"Hahahha Sug abis martabat lu jatoh depan Ushijima gegara cewek ini." tawa Oikawa. Seru juga menonton live streaming adegan membagongkan seperti ini.

"Tau nih, udah lah jatoh ehh tetep dijodohin juga." Sugawara capek ah. Baru aja dia selamat dari hukum cambuk, ehh hukuman yang lebih menakutkan malah dateng tak diundang.

"Ya sorry Sug, udah terima aja kenapa sih lagian tuh cowok macho coy." Semi berusaha membela diri agar Suga mau menikah dengan Wakatoshi.

"Lu aja sana yang nikah sama dia."

"Dihh yo ayok, bisa tuh di prolotin duitnya." canda Semi membuat Oikawa makin ketawa sedangkan Iwaizumi geleng geleng tak percaya.

"Teruskan bakatmu Semi!" pekik Iwaizumi.

"Kalian temen gua ya, jadi belain Semi." ucap Sugawara berkacak pingang.

"Kami mah penonton." ucap Oikawa dan Iwa bersama.

"Btw Sug kok bisa si Wakatoshi itu tau tulisan tangan lu? Soalnya waktu itu Waka pernah keceplosan ngomong tulisan kita beda." tanya Eita.

"Ohh waktu kami tunangan, gua ngirim surat sama si Waka yang isinya jangan dateng ke pesta pertunangan kita, gitu." jawab Sugawara polos. Pantes saja kedua mempelai tidak datang ke acara penting keduaya.

"Pantesan. Kagak jelas kalian berdua." ucap Semi, ada ya gitu kalau dijodohin ya jalanin aja kenapa sih, ini malah main kabur kaburan.
"yaudah sih ya, gua mau pulang ke pesantren."

Namun sebelum dirinya berhasil pergi Suga duluan narik bajunya.

"Mau kemana. Tangung jawab dong." ucap Suga.

"Tangung jawab apa?" tanya Semi syok, perasaannya gak enak denger kata tangung jawab.

Namun hanya senyuman suga yang Semi dapatkan.








Tbc

See you next part ♥

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wana Bein Ideik (HQ Religi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang