36

121 12 0
                                    

Selamat membaca!

Masih POV Lisa ya
.
.
.
Malam harinya.

Semuanya sudah dipersiapkan sekarang. Aku akan melamarnya nanti. Astaga, bagaimana kalau dia menolakku? Tidak, tidak, tidak, kan? Ya Tuhan. Tuhan tolong aku. Oke Lisa, kau harus bersikap positif.

Aku bilang ke ayah Jennie bahwa aku akan melamarnya malam ini. Dia sangat bahagia. Begitu juga ayahku.

Aku bilang ke Jisoo dan Chaeng untuk membuat Jennie sibuk sampai nanti. Aku bilang ke Jennie bahwa aku akan mengajaknya ke restoran mewah. Itu tidak benar, aku akan melamarnya di tempat persembunyian kami.

Seiring berjalannya waktu, aku pergi ke tempat persembunyian kami, aku mengirim petunjuk arah ke Jisoo dan Chaeng. Aku mengenakan tukedo. Oppa Lisa. Oke, bercanda.hihi

Setelah beberapa menit Chaeng dan Jisoo datang bersama Jennie. Matanya ditutup. Saat aku melihatnya, aku merasa seperti melihat seorang dewi. Dia sangat cantik dalam gaun merah itu. Ya Tuhan, aku sangat beruntung.

"Yaakk! Jisoo, kemana kau membawaku? Lagipula, di sini sangat dingin!" aku menghampirinya. Aku memberinya jaketku.

"Tunggu, ini parfum Lisa. Boleh aku simpan? Hihihi" katanya sambil tersenyum. Argh dia lucu sekali dan mengemaskan!

Aku berbisik pada Jisoo agar Jennie duduk. Jennie duduk tetapi dia masih belum membuka lipatannya.

"Jisoo? Chaeng?" Dia bertanya.

Jisoo dan Chaeng sudah pergi. Aku berdiri dan membuka penutup matanya.

"Kejutan untuk bayi manduku" kataku

"L-Lisa?" tanyanya.

"Satu-satunya milikmu, Lisa," kataku.

"Tunggu, ada banyak sekali makanan!" katanya. Dia tampak seperti anak kecil. Aku manarik kursinya untuk dia duduk

"Silahkan duduk Queen"

"Thanks honey" sambil mencium pipiku. Astagaaahhh aku tersipu malu. Dia hanya terkekeh melihatku tersipu.

Kami pun mulai makan. Selang beberapa menit. Mungkin ini saatnya.

Aku memerankan Beautiful in White.

Aku menyuruh dia berdiri

Tidak yakin apakah kamu tahu ini Tapi ketika kita pertama kali bertemu Aku menjadi sangat gugup hingga aku tidak bisa berbicara Pada saat itu juga aku menemukan yang tepat dan Hidupku telah menemukan bagian yang hilang.

"Jennie, sebelum aku bertemu denganmu, aku tidak percaya pada cinta. Aku menolak semua orang yang ingin berkencan denganku, karena aku takut mereka akan menyakitiku dan meninggalkanku. Tapi saat aku melihatmu. Aku mulai menyukaimu saat itu. Mereka bilang kau berhati dingin, tidak peduli pada siapa pun, tapi mereka salah. Saat dimana kita menonton konser, aku menyadari sesuatu bahwa kau adalah salah satu orang paling lembut yang pernah kutemui. Saat kau bilang kau menyukaiku, aku takut. Aku takut lagi. Tapi kemudian, dalam beberapa tahun itu, aku menyadari bahwa kau benar-benar mencintaiku dan peduli padaku. Itulah sebabnya aku kembali. Jennie, kau mengubah hidupku. Kau membuatku menyadari apa itu cinta. Jadi Jennie..."

"Lisa..." katanya.

Aku berlutut dan meraih kotak kecil itu.

"Jennie Kim, bayi manduku-"

"Yakkk," katanya.

"Oke oke aku bercanda, Jennie Kim Will you marry me?" tanyaku akhirnya.

"Yes, Lisa... Yes hiks" jawabnya sambil menangis

Aku memakaikan cincin itu padanya. Lalu aku berdiri untuk menghapus air matanya dan memeluknya.

"Kamu membuatku menjadi gadis paling bahagia di dunia Lisa, aku sangat mencintaimu. Terima kasih." aku hanya mengangguk dan mencium keningnya.
.
.
.
Next

posessive bitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang