21

213 16 0
                                    

Selamat membaca!

Lisa POV

Aku sedang berada di mall. Aku sedang berbelanja. Aku kehabisan pakaian, meskipun aku punya 3 lemari. Aku masih butuh pakaian. Aku menelepon Jennie agar dia menemaniku berbelanja.

Aku menunggunya di Caffe. Saat sedang duduk, seseorang duduk di kursi satunya. Aku terkejut

Ketika aku mendongak, itu Jungkook. Serius? Untuk apa dia berada disini

"Putuskan saja dia," katanya tiba tiba

Aku menatapnya dengan datar. Dia pikir dia siapa berani sekali mengatakan seperti itu

"Tidak akan. Untuk apa?" kataku.

"Aku bisa membuatmu lebih bahagia." Katanya.

"Bisakah kau pergi dari hidupku? Aku tidak butuh orang putus asa sepertimu." Aku hendak berdiri, tetapi dia mencengkeram pergelangan tanganku.

"Beri aku satu kesempatan, Lisa." Katanya.

"Maaf, tapi tidak."

"Tidak ya?" Aku hendak berjalan ketika dia menarikku mendekat dan menciumku. Aku mendorongnya.

"Apa-apaan yang kau lakukan?!" teriakku lalu menamparnya.

"M-Maaf Lisa, tapi kamu milikku sekarang." Dia berkata.

"PERGI KE SANA," marahku

"L-Lisa..." Aku mendengar suara yang familiar. Itu Jennie.

"Jen... Tidak, ini tidak seperti yang kau pikirkan," kataku. Namun, dia lari dariku, aku mengejarnya sampai ke tempat parkir. Astaga, aku harus mengejarnya, ya! Aku meraih pergelangan tangannya dan memeluknya.

"Sayang, ini tidak seperti yang kau pikirkan," kataku.

"L-Lalu apa itu?! Aku melihatmu menciumnya!" katanya sambil menangis.

"hiks hiks kamu jahat lisa" tambah nya

"Sayang, dia memaksaku. Tapi tidakkah kau lihat aku menamparnya? Demi tuhan, aku tidak menyukainya." Kataku.

"K-kamu bohong!" tangisnya semakin keras.

"Sayang, lihat aku," kataku sambil menatap matanya.

"Aku tidak suka Jungkook. Kaulah yang aku suka." Jennie tidak mengatakan apa pun.

"Beri aku waktu untuk berpikir," katanya.

"A-Apa? Kamu mau mengakhiri hubungan denganku?" Aku jadi gugup dan takut. Bagaimana kalau dia benar-benar ingin mengakhiri hubungan denganku? Bagaimana kalau aku nggak akan pernah ketemu dia lagi. TIDAK aku tidak mau kehilangan dia?

"Tentu saja..." Kata-kata itu menghancurkan hatiku.

"...Tidak. Aku hanya butuh waktu untuk berpikir. Maaf, Lisa." Tambahnya. Aku mengerti. Dia mungkin terkejut. Karena ayahnya melakukan itu, kurasa dia tidak ingin mempercayai siapa pun sekarang.

"Aku akan memberimu waktu. Tapi jangan terlalu lama. Kalau tidak, aku akan merindukanmu." kataku.

"Diamlah. Antar aku pulang," katanya.
.
.
.
Next

posessive bitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang