18

103 8 0
                                    

Happy reading









  "Jeong Yunho. sialan. lagi lagi keluarga itu menganggu kita" tuan Song menggeram. dia merangkul nyonya Song yang masih terisak pelan. Hongjoong dan Seonghwa diam. mereka tidak tahu harus mengatakan apa apa. "Kita tidak bisa menuntut mereka begitu saja tanpa bukti. cek cctv rumah!" seru tuan Song kepada asistennya yang berdiri diam. 

sang asisten, Asahi, mengangguk. dia segera mengeluarkan laptopnya dan menyalakannya. setelah itu jarinya dengan lincah mengetik serta mengakses cctv rumah ini. "Tuan.. rekamannya.. hilang. ada yang menghapusnya" gugup Asahi. dia mengecek semua rekaman cctv. rekaman terakhirnya adalah rekaman kemarin. ada yang menghapus rekaman hari ini. 

"Sialan! anak tunggal Jeong itu pasti sangat cerdik. apa yang harus kita lakukan?!" tuan Song geram sekali. dia menunduk dalam dan lalu menoleh kearah nyonya Song yang sedih. "Mingi dimana..? tidak bisakah kita mencari Mingi terlebih dahulu sebelum menuntut mereka?" lirih nyonya Song. 

mereka diam sejenak. Asahi masih berusaha untuk mencari cari sisa sisa rekaman cctv rumah mereka. namun sia sia. "Bersihkan dulu semuanya. rawat yang masih hidup dan makamkan semua korban yang meninggal dengan penuh hormat." perintah tuan Song akhirnya. para anak buahnya mengangguk dan kembali menyebar. 

_________________________________________



  "Lihat. mereka kebingungan sekarang" 

Yunho tertawa pelan sembari menunjuk nunjuk laptop yang menampilkan rekaman live rumah Mingi. dia mentertawakan kesedihan dan kebingungan pada wajah tuan dan nyonya Song, juga mentertawakan rasa bingung Asahi yang terus saja berusaha untuk mengecek rekaman rumah keluarga Song. 

dia sedang berada dibasement rumahnya. Hyunsuk setia mengawasi sang tuan muda. dia berdiri disudut basement. ditengah tengah ruangan basement itu terletak sebuah kursi. Mingi duduk disana dan dia diikat. pria itu memandang tajam Yunho. "Jangan memandangku seperti itu, Mingi" tawa Yunho hilang. dia menoleh kearah Mingi dan bangkit berdiri. Hyunsuk tadi sudah memperban seluruh luka yang ada ditubuh Mingi. 

basement itu lengang. Yunho melangkah menuju meja yang ada tidak jauh dari kursi tempat Mingi diikat. tangan putih Yunho terjulur dan mengelus meja itu sebelum meraih sebuah pisau yang kecil. submissive itu membalik badannya dan berjalan kebelakang Mingi. dielusnya leher Mingi sebelum dia menempelkan pisau itu dileher Mingi. 

"Ekhem" Hyunsuk berdeham. Yunho menoleh kearahnya dengan kesal. "Kenapa lagi? dari tadi kamu mengganggu kesenanganku secara terus menerus" protes Yunho. dengan wajah datar Hyunsuk menjawab. tangannya terangkat. 

"Tidak ada melukai lagi. ingat janjimu" jawab Hyunsuk dengan nada datar. Yunho mendengus. dia melempar pisaunya dan lalu pura pura merengek dihadapan Mingi. "Mingii~ Hyunsuk-hyung  sangat menyebalkan, bukan?? kita tidak bisa bermain main lagi malam inii" rengek Yunho dengan nada yang dia panjang panjangkan. Mingi menatap datar Yunho dan lagi lagi diam. 

untuk beberapa saat Mingi meringis saat Yunho dengan sengaja terus menekan nekan bagian tubuhnya yang tadi ditusuk atau diiris oleh Yunho. Mingi heran kenapa dia tidak kehabisan tadi. mengingat Yunho rupanya udah kayak vampir, paling senang menjilat darah Mingi. katanya darah itu manis. gila memang. 

"Ngewe yuk Mingi" ajak Yunho. Mingi mendecih pelan. Hyunsuk menggeleng gelengkan kepalanya dan naik keatas. "Jangan gunakan pisaumu" seru Hyunsuk sebelum dia keluar dari basement. Yunho terkikik dan langsung duduk diatas pangkuan Mingi. 

"Ayo Mingi, kita ngewe ya? jangan cuma satu ronde. kita ngewe sampe aku hamil" 

gila. Mingi ingin rasanya menyumpahi Yunho masuk keneraka jahanam. 

Manipulative? Or.. Psycho? [MINYUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang