Ayah Mertua 3

6.3K 113 2
                                    

Setelah Jeno pulang dari dinas luar kota nya, meraka memadu kasih menuntaskan hasrat dan rindu pada pasangannya.

"Chanie bagaimana kalo besok kita liburan kerumah orang tuamu" Ucap Jeno.

"Bolehkah mas? Mas tidak capek? " Tanya Haechan.

"Boleh kok sayang, kita sudah lama kan tidak berkunjung" Jawab Jeno

"Ayo mas aku kangen orang tuaku, apa yang harus kita siapkan yah mas? " Jelas Haechan

" Besok kamu tidak usah masak sarapan saja siap siap saja apa yang perlu dibawa yah, kita sarapan di jalan saja" Balas Jeno.

Pagi hari, biasanya ibu rumah tangga itu sibuk bergelut di dapur tapi sekarang ini Haechan masih santai dengan secangkir teh hangat ditangannya.

Ini sesuai perintah suaminya semalam, kalau ia tidak perlu repot membuat sarapan dan hanya mempersiapkan diri untuk liburan ke rumah orang tuanya.

Haechan cukup bersyukur mempunyai suami yang sangat perhatian dan penyayang.

Lagi asiknya meneguk teh hangat, tiba-tiba suara pintu kamar terbuka dengan kasar, spontan Haechan menoleh untuk melihat apa yang terjadi.

Ternyata suaminya tengah memakai seragam lengkap untuk ke kantor.

Dahinya mengkerut seolah bingung apa yang tengah terjadi.

Apa tidak jadi pergi berlibur lagi?

Ya, lagi.

Karena bulan kemarin sang suami berjanji akan berlibur ke rumah orang tua Haechan tapi dibatalkan, karena suaminya tiba-tiba sibuk di kantor.

Padahal Haechan sudah sangat berharap dalam hati.

Apa sekarang tidak jadi lagi?

Pikirannya ribut.

Segala hal negatif tentang apa yang terjadi di masa depan mulai menghantui pikiran.

Hatinya pun mulai gelisah padahal sang suami masih belum membuka mulut.

"Mas, kenapa?" tanya ia karena penasaran sekaligus khawatir.

Melihat raut wajah sang suami yang tampak kalut, Haechan langsung tahu kalau ini berita tidak baik.

"Maaf - "

Mendengar ucapan 'maaf', Haechan langsung memotong, "Yaudah gak papa, kita bisa liburan kapan saja."

Mulutnya berkata demikian padahal sang suami sudah tahu dari raut wajah Haechan, yang sudah tampak marah sekaligus kecewa.

"Bukan. Dengerin, sayang, Mas mau jelasin dulu."

Haechan mencoba menatap dengan tenang mata sipit suaminya yang mirip dengan sang mertua.

Sama sama tajam namun terlihat tampan.

"Mas ada urusan di kantor. Iya, Mas minta maaf, padahal Mas udah usulin buat potong selama beberapa hari tapi mereka buat mas masuk karena ada rapat penting," jelasnya. Tapi penjelasan itu malah semakin membuat Haechan sedih hati.

Namun ucapan selanjutnya ... membuat Haechan tersenyum tipis, "Tapi kita jadi berlibur kok, cuma Mas minta maaf kalau gak jadi berangkat pagi ini, mungkin siang nanti setelah Mas pulang kerja."

"Aku gak papa nungguin Mas pulang kerja yang penting kita jadi libur di rumah ibu sama ayah."

Sang suami tersenyum lega mendengar, "Pasti. Kita pasti liburan kesana kok. Mas usahakan siang nanti sudah selesai."

Percakapan penting itu ternyata didengar oleh pihak lain, siapa lagi kalau bukan selingkuhannya Haechan, alias mertuanya.

Segala alibinya mulai muncul mendengar sang anak akan meninggalkan istrinya untuk pergi bekerja.

Haechan BPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang