Om 1

5.8K 121 1
                                    

Malik as Mark
Harvey as Haechan

Harvey baru kali ini diajak orang tua untuk menjenguk neneknya di kampung.

Bukan karena apa, sedari kecil ia tidak pernah pergi ke kampung tersebut karena orang tuanya yang super sibuk, dan bekerja di luar kota.

Sehingga Harvey pun harus sendirian terus di rumah, meski lagi liburan panjang.

Untung saja liburan kali ini ia bersama kakaknya diajak oleh kedua orang tua mereka, untuk berlibur di kampung tempat neneknya tinggal.

Mereka berempat pergi ke kampung menaiki mobil pribadi, cukup banyak barang bawaan serta oleh-oleh untuk dibagikan pada sanak saudara di kampung.

Harvey sendiri menyisihkan mainan waktu kecilnya yang masih layak dipakai, untuk diberikan pada tetangga di kampung neneknya.

Perjalanan ini membutuhkan waktu 5 jam, pun melalui jalan tol. orang tua mereka yang super sibuk tidak pernah berkunjung karena tidak ada waktu untuk libur panjang, kecuali Harvey dan Hendra; kakaknya.

"Ayo, anak anak bangun, rumah nenek bentar lagi nyampe," ujar sang ayah yang tengah menyetir di depan sana.

Harvey dan kakaknya memang dari awal sudah tidur pulas karena mereka melakukan perjalanan sejak Subuh tadi.

Setelah sampai di rumah neneknya ternyata sudah siang.

"Ibuuu ... ."

Harvey yang masih setengah sadar mencoba mengusak matanya. Ia melihat sekeliling dari belakang kaca mobil, satu yang paling ia kagumi di tempat ini.

Sejuk.

Warna hijau yang tenang berada dimana-mana.

Sawah yang luas, ditambah lagi dengan tiupan angin yang lembut.

Tanpa harus turun dari mobil, Harvey sudah bisa merasakan betapa sejuknya di kampung neneknya ini.

Seharusnya orang tuanya membawanya ke kampung ini dari dulu saja.

Setelah melewati hamparan sawah dan pohon kelapa yang rindang, akhirnya mereka bertemu dengan beberapa rumah, yang mereka yakini inilah kampung nenek.

Rumah nenek berada di dekat sungai, makanya selain lewati rumah-rumah warga, mereka juga melewati sungai besar namun airnya tampak dangkal.

"Yah! Itu, Ibu!" teriak ibu Harvey begitu melihat sosok wanita tua yang tengah menyapu halaman rumahnya.

Harvey beserta kakaknya pun ikut antusias saat melihat nenek mereka, yang sudah lama tak mereka kunjungi.

Mereka berempat langsung turun dari mobil. Ayah dan ibu Harvey salim terlebih dahulu diikuti oleh Harvey dan kakaknya.

"Cucu cucu Nenek ternyata udah besar ya? Apalagi ini," kagum wanita tua itu, dan begitu dicium oleh cucu terakhirnya, ia langsung mencubit pipi Harvey,

"Makin manis aja," lanjutnya yang disambut tawa oleh mereka.

Yang dipuji malah jadi salah tingkahnya sendiri.

"Ayo masuk dulu, barangnya dibawa nanti aja."

Harvey yang berjalan lebih dulu.

Ia sangat senang bertemu lagi dengan sang nenek.

Rumah bergaya jaman dulu ini tak pernah berubah. Mungkin hanya warnanya saja yang berubah karena sering luntur.

"Harvey mau makan dulu? Nenek udah buatin Soto kesukaan Harvey."

Si bungsu itu tersenyum, "Harvey udah makan, Nek. Tapi kayaknya nanti pasti laper, Harvey mau makan sotonya Nenek aja."

Neneknya tahu kalau cucu manisnya itu suka soto buatannya, karena dia pernah masak di rumah Harvey, dan cucunya itu suka dengan soto buatannya.

Haechan BPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang