Dukun 2

4.8K 150 3
                                    

Seperti biasa, tempat praktek si dukun muda itu selalu ramai didatangi oleh orang orang yang berdominan laki-laki.

Hari ini Juno sesuai saran dari sang dukun untuk kontrol kembali hari ini. Tapi ia tak sendirian, istrinya selalu menemaninya agar Juno tak merasa malu ketika berobat nanti.

Padahal Juno sudah mulai nyaman dengan tempat ini, apalagi dengan si dukun cantik itu.

Otaknya tiba-tiba mesum dan memikirkan kejadian mesum kemarin yang melibatkan dirinya dan dukun cantik itu.

Dalam ingatannya, ia masih sangat mengingat dengan jelas bagaimana keahlian Haikal dalam mengocok penisnya hingga klimaks dengan nikmat.

Apalagi ketika sperma putihnya mengotori wajah cantik Haikal.

Ah!

Entah kenapa ketika memikirkan itu badannya tiba-tiba panas dingin dan ada sesuai dibawa ke sana sepertinya kembali tegang.

'Hah? Kontol gue bisa berdiri?'

Juno memperhatikan celana kainnya yang mulai mengembung besar. Padahal sebelum berobat disini penis itu tak pernah berdiri ataupun terangsang dengan apapun.

Ternyata Haikal memang berbakat menjadi dukun yang sakti.

Ia melirik istrinya yang sedang sibuk bermain dengan ponselnya. Dalam hati, Juno merasa bersalah karena seperti melakukan perselingkuhan.

Tapi niat Juno disini berobat bukan untuk berselingkuh.

Jadi tak apa kalau dia ketagihan berobat disini.

"Nomer nomor 32."

Lumayan ramai memang hari ini, Juno dan istri bahkan harus menunggu selama 2 jam.

Juno berjalan dibelakang sang istri, ketika sudah masuk diruangan kemarin ia melakukan pengobatan.

Ingatannya terus mengingat kejadian mesum kemarin.

"Selamat siang Pak Juno, Bu Karin."

"Siang, Dek Ikal."

Kalau dipikir-pikir lagi, Juno merasa tak etis kalau orang yang berjasa seperti Naka dipanggil 'Dek Ikal'. Tapi mau bagaimana lagi, Haikal maunya dipanggil seperti itu.

"Gimana, Pak Juno, sudah ada perubahan?"

Bukannya Juno yang menjawab melainkan istrinya yang menjawab dengan semangat.

"Dek Ikal, terima kasih banyak ya, pengobatan kamu manjur sekali. Tadi malam kami bermain 3 kali," ucapnya dengan senang.

Haikal tersenyum menanggapi. Sedangkan Juno hanya memilih diam.

"Syukurlah, senang sekali mendengarnya. Jadi hari ini kita akan langsung melakukan kontrol saja ya."

Karin yang sudah paham pun berdiri dari duduknya. Kali ini ia tak lagi cemburu sekaligus curiga terhadap sang suami, karena pengobatan kemarin berjalan dengan lancar sesuai keinginannya.

Selepas kepergian sang istri, Juno langsung menuju tempat tidur karena Haikal tadi menyuruhnya untuk langsung tertidur disana.

Sedangkan Haikal masih sibuk mencari baju pasien yang biasa ia sediakan di lemari.

"Kemana ya bajunya," kata Haikal sambil membungkuk mencari baju.

Kejadian itu terlihat oleh Juno.

Tapi ia matanya terbelalak ketika melihat Haikal yang tengah membungkuk hingga terlihat bokongnya yang mulus dari belakang.

'Anjing, kenapa gak pake celana?'

Ternyata si cantik itu hanya memakai kemeja satin panjang kesukaannya tanpa memakai celana, bokong dan pahanya dibiarkan terlihat begitu saja, apa Haikal sengaja?

Haechan BPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang