Bos 2

5.1K 121 4
                                    

"Cepat ke kamar mandi!"

Setelah diusir oleh bosnya, Haikal juga buru-buru menuju kamar mandi tanpa memakai satu helai baju pun.

Sejenak ia berpikir, bagaimana kalau tunangan lelaki itu mengetahui hubungan gelap ini?

Bukannya mendapatkan duit untuk membayar hutang, malah terkena PHK.

Ia mencoba berpikir positif sebelum kejadian yang diharapkan benar-benar terjadi.

Dari balik pintu kamar mandi tersebut, samar-samar ia mendengar suara seorang perempuan yang sepertinya sedang berbicara dengan bosnya.

'Ketahuan gak ya ... .

Didalam keadaan genting seperti ini, Haikal masih berdoa dalam hati sambil menyebutkan nama Tuhan agar dirinya tak ketahuan.

Dirinya memang kotor.

Tapi apa salahnya dia meminta bantuan yang di 'atas'?

Setelah mendengar percakapan yang menyatakan bahwa wanita tersebut ingin pergi, baru Haikal merasa Tuhan berada dipihaknya.

Meskipun perbuatannya kali ini tak mungkin dimaafkan.

Begitu terdengar pintu kamar apartemen tersebut ditutup, tiba-tiba suara ketukan pintu kamar mandi dari luar terdengar.

Spontan Haikal terkejut, tapi setelah mendengar kalau bosnya memanggil baru, dia merasa lega.

"Kal?"

"Saya - iya, sebentar, Pak."

Ia keluar dengan tugas karyawan yang dibawa ke kamar mandi tadi dengan gugup.

Matanya masih clingak clinguk menatap sekelilingnya dengan wajah tegang.

"Kamu kenapa?" Heran Julian melihat tingkah Haikal seperti bersembunyi dari sesuatu.

"Tunangan Bapak, dimana?"

"Sudah keluar tadi."

Jy menjawab dengan santai begitu mendengar alasan kenapa Haikal seperti itu.

Ia malah langsung terlentang lagi di atas kasur dan membuka jubah mandinya, sehingga terlihat penis yang tadinya berdiri sekarang menjadi turun.

Sejujurnya Julian pun takut ketahuan oleh tunangannya, bukan karena takut diputuskan, melainkan ia membawa nama baik keluarga.

Makanya lelaki dengan jabatan tertinggi itu bermain belakang dengan aman.

"Sini," pintanya pada Haikal, menunjukkan penisnya dengan dagu.

Si manis itu pun mengerti, dengan rasa malu ia mendekati Julian.

Wajahnya masih tampak polos dan menggenggam penis panjangnya dengan hati hati.

"Hisap aja yang bener, mau duit 'kan?"

Haikal tak menjawab, tapi perlakuannya seolah menyetujui ucapan Julian.

Si manis itu menunduk dan menjulurkan lidahnya untuk kembali menjilat dengan perlahan.

Lubang yang berada di ujung penis itu ia jilat-jilat hingga membuat bosnya menggeram rendah.

Melihat wajah Haikal yang tampak polos seolah Julian tengah bercinta dengan anak kecil; menurut Julian.

"Sambil dihisap sambil dikocok batangnya."

Haikal mengikuti kemauan bosnya.

Ia hisap ujung penis Julian sampai setengah batang dan sambil mengocok dengan cepat.

Julian rasanya tak karuan. Mulut polosnya tampak lebih candu daripada milik tunangan nya sendiri.

"Mulut kamu enak sekali. Udah sering main kayak gini?"

Haechan BPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang