Dukun

4.5K 143 9
                                    

Sudah 5 tahun Juno menikah dengan istrinya, namun garis takdir berkata lain, ia dan sang istri belum diberi keturunan sampai sekarang.

Alasan medisnya bukan karena mandul, semuanya sehat, hanya saja ... Juno tak bisa terangsang kalau lagi bercinta dengan sang istri.

Apalagi pekerjaannya yang termasuk berat. Tiap kali pulang kerja lelaki itu selalu mengeluh penat dan selalu tidur lebih awal.

Selama bertahun-tahun istrinya terus berusaha agar sang suami bisa terangsang dengan dirinya sendiri.

Bisa saja terangsang saat bercinta, hanya saja tidak berlangsung lama. Istrinya jelas sedih, namun ia tak ada niat untuk berselingkuh dengan pria lain setelah 5 tahun ini.

Karin; istri Juno benar-benar setia dengan sang suami.

Suatu hari ketika Karin tengah berbelanja di pasar, tak sengaja mendengarkan percakapan dua wanita yang umurnya tidak terlalu tua.

Katakan saja jika Karin tak sengaja menguping. Percakapan mereka begitu serius dan sedikit pelan, sehingga wanita itu berusaha mendekati dirinya pada arah sumber suara.

"Katanya ada dukun sakti di desa sebelah. Orangnya sih masih muda, tapi pelanggannya banyak gara-gara tangan sakti."

"Emang dukun apa?"

"Katanya sih bisa menyembuhkan penyakit lelaki."

Dari ujung mata Karin, ia bisa melihat kebingungan wajah wanita lawan bicara tersebut.

"Penyakit lelaki bagaimana? Tukang selingkuh?"

"Loh, bukan! Itu laki-laki gak bisa bangun,bisa buat tahan lama sama bisa bikin panjang juga. Tangannya memang sakti."

"Orangnya masih muda kan? Kok udah berani megang titit laki-laki lain?"

"Jangan keras keras dong ngomong tititnya!"

Karin gigit bibir bawahnya menahan tawa karena mendengar percakapan tabu tersebut. Tapi dia terus mendengarkan karena topik yang dibicatakan begitu menarik.

"Ini anak emang sakti, makanya banyak pelanggannya. Udah terbukti banyak kok. Kamu tahu Pak Sugeng? Istrinya kemarin curhat kalo Pak Sugeng gak bisa berdiri lagi burungnya, terus berobat ke dukun itu jadinya berdiri lagi!"

"Ya! Sakti banget tangannya, kalo dipikir-pikir udah berapa titit ya yang dia pegang."

"JANGAN KERAS KERAS NGOMONG KONTOLNYA!"

***

Karin menaruh tas belanjanya di atas meja dapur. Ini masih jam 10 pagi tentu saja suaminya masih sibuk sibuknya bekerja.

Ia mengambil kursi untuk duduk dan secangkir air minum untuk melepas dahaga, cuaca di pasar tadi ternyata begitu panas sampai wanita itu merasa haus.

Saat menikmati dinginnya air minum yang baru ia tuang dari botol di kulkas, tiba-tiba ia memikirkan sesuatu.

Dukun Sakti itu.

Melihat watak suami yang pemalu, pasti sulit untuk membawanya kesana.

"Eh, tempat dukunnya dimana ya? Astaga, harusnya tadi nanya sih."

Karin tak berfikir untuk buka suara maupun bertanya tentang dukun itu, ia cukup canggung untuk menanyakan tentang hal tabu tersebut.

Kalau dia bertanya, otomatis ibu-ibu itu berpikir kalau suaminya mempunyai penyakit 'susah berdiri'.

Pasti hancur harga diri suami kalau ia tiba-tiba bertanya seperti itu.

Tapi disisi lain, Karin sangat penasaran akan kesaktian dukun itu, apalagi ucapan dari wanita tua tadi begitu meyakinkan kalau dukun itu bisa menyembuhkan penyakit lelaki.

Haechan BPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang