Langit senja di desa Tandikat, selalu memancarkan semburat jingga yang memukau. Pemandangan alam yang damai, dengan hamparan sawah hijau dan aliran sungai kecil yang jernih, menenangkan siapa saja yang memandangnya. Anak-anak desa biasanya bermain di tepi sawah atau di pinggir hutan, menunggu malam tiba dengan obrolan ceria.
Di salah satu sudut desa, hiduplah seorang anak lelaki bernama Randu, berusia sepuluh tahun, dengan semangat petualangan yang tak pernah padam. Dia adalah anak tunggal dari pasangan petani sederhana. Setiap sore, setelah membantu orang tuanya di sawah, Randu suka berjalan-jalan di sekitar hutan di belakang desa, menyusuri jalan setapak yang mulai terlupakan oleh penduduk setempat.
Hari itu, senja datang lebih cepat dari biasanya. Langit, yang seharusnya berwarna jingga cerah, berubah menjadi kemerahan gelap, seolah-olah ada sesuatu yang ganjil. Randu merasakan angin dingin menyapu tubuhnya ketika dia berjalan lebih jauh dari biasanya ke arah hutan. Desir dedaunan di atas kepalanya terdengar lebih keras, dan bunyi serangga semakin jarang terdengar.
“Aku harus kembali,” pikir Randu dalam hati. Namun, rasa ingin tahu yang kuat menahannya. Di kejauhan, ia melihat kilatan cahaya aneh di balik pepohonan. Cahaya itu tampak memancar dari sebuah celah di antara dua pohon besar yang selama ini tidak pernah diperhatikan olehnya.
Tanpa berpikir panjang, Randu melangkah mendekati celah itu. Jantungnya berdetak lebih cepat ketika ia menyadari bahwa celah tersebut tampak seolah tidak berada di tempatnya. Semakin dekat dia berjalan, semakin nyata bahwa ini bukan sekadar bagian dari hutan biasa. Cahaya itu memantul lembut di kulitnya, membuatnya merasa aneh, seperti dipanggil oleh sesuatu dari dalam celah tersebut.
Dengan satu langkah terakhir, Randu memasuki celah itu—dan seketika semuanya berubah. Udara di sekitarnya menjadi lebih berat, angin berhembus dengan suara yang berbeda, dan cahaya senja yang tadi temaram di belakangnya lenyap, digantikan oleh langit yang gelap pekat, tanpa bintang, tanpa bulan. Randu terkejut, tetapi langkahnya tidak dapat berhenti.
"Di mana aku?" gumamnya, kebingungan. Dia mencoba berbalik, namun celah yang tadi ada, kini menghilang. Hanya hutan lebat yang menyelimuti pandangannya.
Di tengah kepanikan, Randu mendengar suara samar, seperti bisikan lembut yang memanggil namanya. Suara itu bukan berasal dari dunia yang ia kenal. Suara itu terdengar jauh namun jelas, seperti berasal dari kedalaman hutan yang tidak pernah ia jelajahi.
"Randu...," suara itu kembali terdengar, kali ini lebih dekat.
Langkah kakinya seolah dituntun, meskipun dia tidak sepenuhnya sadar ke mana arah kakinya melangkah. Di depannya, muncul sebuah jalan setapak yang tidak pernah ada di hutan Tandikat. Jalan itu dipenuhi dengan kabut tebal, dan di kejauhan tampak siluet-siluet pepohonan raksasa yang seolah menembus langit.
Namun, ketakutannya sedikit mereda ketika melihat sebuah sosok yang dikenalnya—siluet seorang anak kecil yang tampak familiar, berlari ke arah jalan setapak tersebut. Itu adalah Fariz, temannya yang telah hilang beberapa bulan lalu. Tidak ada yang tahu ke mana Fariz pergi, dan kini Randu melihatnya di depan mata.
"Fariz!" panggil Randu sambil berlari mengejarnya. Namun, Fariz tidak menoleh, seolah tidak mendengar. Randu berlari lebih cepat, tetapi jarak antara mereka tidak pernah mengecil. Hingga tiba-tiba, sosok Fariz lenyap begitu saja di balik kabut.
Sesampainya di titik itu, Randu berhenti dan menatap sekeliling. Kabut semakin tebal, dan ia mulai merasakan bahwa tempat ini bukan sekadar bagian dari hutan yang dia kenal. Ini adalah dunia lain—dunia yang berada di batas antara senja dan malam, antara yang nyata dan yang tidak terlihat.
Tiba-tiba, suara dari balik kabut kembali terdengar, lebih keras dari sebelumnya, “Randu… selamat datang di dunia senja.”
Randu terdiam. Dunia yang baru saja ia masuki bukan lagi dunia yang ia kenal. Di sini, waktu berjalan dengan cara yang berbeda, dan jalan pulang mungkin tidak semudah memasuki celah tersebut.
Senja di Tandikat telah membawa Randu ke dunia yang lebih besar dari apa yang ia bayangkan. Dunia yang penuh misteri, dan mungkin, tanpa jalan kembali.
---
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA DIBATAS SENJA
HorrorDi Suatu desa Yang bernama desa Tandikat, Ada senja yang selalu indah dan menenangkan, tetapi di balik ketenangan itu tersimpan sebuah rahasia gelap. Randu, seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun yang penuh rasa ingin tahu, tanpa sengaja memas...